19 Apr 2021

Syech Arifin atau Kibuyut Serpin Ulama Besar Mertalaya

Indomedianewsc - Menurut catatan sejarah dan penuturan sesepuh / tetua Desa Mertapadawetan, bahwa pada mulanya Desa Mertapadawetan adalah merupakan  sebuah kampung dengan nama Mertalaya yang diketemukan oleh seorang Mubaligh Islam yang berasal dari Baghdad yang bernama Syeh Arifin pada tahun 1479. 

Syeh Arifin menurut cerita dan penuturan sesepuh / tetua Desa Mertapada berasal dari Baghdad (Irak) yang sengaja datang ke Cirebon guna memperdalam dan menyebarkan ajaran Islam ditanah Cirebon. Dalam perjalanan Syiarnya beliau kemudian menemukan suatu tempat sebelah timur kota Cirebon yang masih merupakan kampung yang subur dan aman . Syeh Arifin tertarik dengan tempat itu dan akhirnya beliau berniat untuk menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggalnya, selanjutnya kampung itu  diberi nama kampung Mertalaya, Merta artinya tempat dan laya artinya senang, aman dan makmur. Sehingga Mertalaya mengandung arti suatu tempat yang aman, makmur dan menyenangkan.

Setelah Syeh Arifin menetap di Mertalaya, semenjak itu banyak orang-orang berdatangan berguru dan menimba ilmu dan menjadi santri kepadanya. Diantara sekian banyak santri yang ada diperguruan Mertalaya terdapat tiga pemuda yang berasal dari Negri Cempa (Kamboja) yang menjadi muridnya. Ketiga pemuda tersebut mempunyai kepandaian  dan kesaktian yang luar biasa, mereka itu adalah Selarasa, Selaganda dan Selasuara. Selama berada di Mertalaya ketiga pemuda tersebut mendapat bimbingan dan pendidikan Islam dari Syeh Arifin, disamping itu mendapatkan pelajaran-pelajaran lain yang berupa kesaktian yang biasa dikenal dengan istilah kekebalan atau kedigjayaan (Kanuragan), sehingga ketiganya terkenal dengan kepandaian dan kesaktian yang tak terkalahkan pada saat itu.  

Oleh karenanya suatu hari Syeh Arifin menagadakan uji tanding terhadap ketiga santrinya itu untuk menentukan siapa yang terkuat dan terpandai dari ketiganya.
Namun setelah diadakan pertandingan ternyata tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang oleh karena ketiganya sama pandai dan sama sakti, maka Syeh Arifin mengadakan musyawarah dengan santri-santrinya yang lain, dan hasil musyawaran itu adalah merubah nama kampung Mertalaya menjadi Mertapada. Merta artinya tempat (panggonan) Pada artinya sama (sama pandai dan sakti), sehingga Mertapada mengandung pengertian suatu tempat yang dihuni oleh orang-orang yang berkepandaian dan kesaktian sama. Dan setelah itu dibentuk pula Ketua Kampung ( Kuwu ) sebagai orang yang mengurus masyarakat atau penduduk dan akhirnya Ketua Kampung diserahkan kepada Selarasa. Setelah beberapa tahun lamanya akhirnya Syeh Arifin wafat (Tanpa tahun) dan di kebumikan di Mertapada, dan oleh Masyarakat atau penduduk Mertapada tempat dikebumikannya Syeh Arifin dijadikan sebagai tempat Keramat Kibuyutan dengan 
Sebutan Kibuyut Serpin (asal kata dari Arifin/Syarifin/Sarpin/Serpin). Setelah Syeh Arifin wafat, beberapa tahun kemudian ketiga santrinyapun wafat dan dikebumikan disamping kuburan Syeh Arifin.

Sepeninggal Syeh Arifin dan ketiga santrinya beberapa tahun kemudian kekuasaan mertapada dipegang oleh Kidemang Ampunantara sampai wafatnya, selanjutnya digantikan oleh Nyi Mursifah Istri kidemang Ampunantara. Pada saat Nyi Mursipah memimpin Mertapada, beliau membagi Mertapada menjadi dua bagian, yaitu Mertapada bagian Timur disebut Mertapadawetan dan diberikan kepada anak laki-laki (anak sulungnya), sedangkan Mertapada bagian Barat disebut Mertapadakulon yang diberikan kepada anak perempuan dan menantunya.. Semenjak itulah Mertapada terbagi menjadi dua kampung atau desa yang dikenal dengan nama Desa Mertapadawetan dan Desa Mertapadakulon.

Hingga saat ini, Makam Keramat Syech Arifin atau dikenal juga dengan sebutan Ki Buyut Serpin, kerap dikunjungi oleh para penjiarah baik Warga sekitar maupun Masyarakat dari luar Daerah.
Semoga Babad atau ceritera ini bisa menjadi tauladan bagi kita semua. (1c )

IWAPSI KABUPATEN CIREBON BAGI-BAGI TAJIL GRATIS

Indomedianewsc-Ikatan Wanita Pejuang Siliwangi Indonesia (IWAPSI) Kabupaten 
Cirebon yang dinakodai oleh MARWAH, S.ST. didampingi Sekretaris SRI RAHAYU, 
S.Pd.SD dan Bendahara MURYATI. Menurut Ketua Iwapsi MARWAH, S.ST. mengadakan kegiatan 
pembagian tazil yang dilaksanakan dalam satu bulan penuh dengan di bagi 
beberapa zona .

Kegiatan pembagian tajil pada minggu pertama tanggal 18 April 2021 berlokasi di perempatan 
Pabuaran Wilayah Cirebon Timur, 

minggu kedua tanggal 25 April 2021 bertempat 
di lampu merah Weru, untuk minggu ketiga tanggal 2 Mei 2021 berlokasi di lampu 
merah Krucuk dan minggu ke empat tanggal 9 Mei 2021 berlokasi di Bundaran 
Cipeujeh. 

"Kegiatan pembagian tazil kepada sesamanya adalah merupakan ibadah 
dan hanya mencari keridohan Allah SWT semata, tidak ada tujuan lain" tutur Marwah. 

Masih dikatakan Marwah "kegiatan ini merupakan rangkain program kerja Pejuang 
Siliwangi Indonesia Kabupaten Cirebon. Dimana Iwapsi adalah merupakan bagian 
dari bidang –bidang yang ada distruktur Dewan Pimpinan Pejuang Siliwangi 
Indonesia Kabupaten Cirebon, pada beberapa bulan yang lalu telah dilantik di kantor 
Bupati Cirebon oleh Ketua DPD Pejuang Siliwangi Privinsi Jawa Barat Brigadir 
Jendral TNI AD Dr. Ir. H. NASEP RACHMAT, S.H., M.M., M.Si. dan dihadiri oleh 
Ketua Umum Bapak Letnan Jendral TNI AD Kopasus H. YAYAT SUDRAJAT, S.E., 
M.M. FORKOPIMDA dan penasehat DPC Pejuang Siliwangi Kabupaten Cirebon 
mantan Kapolda Sumatra Barat bapak Dr. Drs. H. WAHYU DAENY, S.H., M.H. jadi 
kegiatan semacam ini telah mendapat shoport dari Ketua DPC Pejuang Siliwangi 
Indonesia Kabupaten Cirebon Bapak MUSTAMID. A.M, S.Pd., S.H., M.H " tandasnya. 

Ditempat terpisah, Kuwu Gebang Ilir H. SLAMET yang juga Ketua FKKC KECAMATAN 
GEBANG ,menuturkan "kegiatan semacam ini tentunya kami menyambut baik dan perlu ada dukungan dari 
pihak-pihak lain bila perlu pemerintah daerah, agar keberadaan ormas-ormas di 
Kabupaten Cirebon khususnya Pejuang Siliwangi dengan Pemerintah Daerah 
(FORKOPIMDA) bersinergi dengan baik dalam mengawal program pemerintah"
Tuturnya. 

Sementara tanggapan Ketua DPC PEJUANG SILIWANGI KABUPATEN CIREBON 
MUSTAMID. A.M, S.Pd., S.H., M.H. menjrlaskan, 

"kegiatan pembagian tazil yang sudah terprogram merupakan agenda tahunan 
Pejuang Siliwangi Kabupaten Cirebon melalui Bidang Iwapsi Ikatan Wanita Pejuang 
Siliwangi Indonesia dan Bidang WIBERA Wajib Bela Negara Pasukan Pejuang 
Siliwangi Indonesia. InsyaAllah kegiatan ini akan berkesinambungan, untuk itu 
mohon dukungan dari semua pihak demi suksesnya kegiatan tersebut" Tuturnya. 

Lebih Lanjut dikatakan Ketua DPC PS yang juga menjabat sebagai Direktur LBH SUNAN 
GUNUNG JATI INDONESIA MUSTAMID, pihaknya mengajak semua pihak untuk 
selalu membantu sesamanya dan selalu menjaga lingkungan agar kerukunan dan 
kedamaian tetap terpelihara dengan baik.
" Mari kita sama-sama berdoa kepada 
Allah SWT agar senantiasa diberikan keselamatan, semoga Covid 19 cepat berlalu 
dan kita Semua kembali dapat menikmati kehidupan normal seperti sediakala" jelas Mustamid.  (1c) 

17 Apr 2021

Situs Keramat Sindang Pancuran " tetap lestari di Era Moderenisasi "

Indomedianewsc -Situs Sindang Pancuran merupakan salah satu situs yang  terletak di Desa Sindanglaut Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.

Konon,  Situs ini merupakan sumber mata air yang ditemukan oleh Pangeran Sela Ganda, di masa pemerintahan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.

Awalnya, salah satu anak Prabu Siliwangi yang beragama Islam bernama Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Sapu Jagat atau Pangeran Cakrabuana, mendirikan sebuah pedukuhan bernama Dukuh Awi.

Pada masa itu Terdapat permasalahan di Dukuh Awi, karena di sekitar tempat tersebut tidak ada sumber air. Hingga akhirnya, lokasi Dukuh Awi berpindah-pindah. Kemudian, Pangeran Sapu Jagat meminta kepada salah satu temannya bernama Pangeran Sela Ganda, untuk mencarikan sumber mata air.
Pada akhirnya, Pangeran Sela Ganda menemukan sumber mata air yang sangat  bersih dan jernih di sungai Desa Sindang Laut. Karena airnya terus memancar, Pangeran Sapu Jagat dengan prajuritnya membangun tempat penampungan agar air tidak terbuang sia-sia. 
Akhirnya Dukuh Awi pun menetap di situ. 
Kemudian, saat Belanda datang, mata air tersebut pun diperbesar, ditemboki, dan diberi atap supaya lebih terlindungi dari benda-benda yang masuk ke mata air.

Konon katanya, air dari Sindang Pancuran ini dipercaya bisa mendatangkan berbagai khasiat. Hal tersebut berawal saat salah satu anak Prabu Siliwangi bernama Kian Santang sedang sakit ketika masih kecil. Prabu Siliwangi pun memerintahkan sang kakak, Pangeran Walangsungsang, untuk mengambil air yang ada di Sindang Pancuran. 
Setelah diberi minum air tersebut, Kian Santang akhirnya sembuh.
Hal tersebutlah yang akhirnya membuat masyarakat sekitar, bahkan dari luar daerah kerap, mendatangi Sindang Pancuran untuk mendapatkan khasiatnya, seperti menyembuhkan penyakit, penjagaan, serta muhabbah atau pengasihan.

Hingga saat ini, Sindang pancuran kerap dikunjungi oleh berbagai lapisan Masyarakat yang datang dari berbagai Daerah, mereka meyakini, bahwa Air yang terdapat di Sindang Pancuran memiliki khasiat yang menurut keyakinan dapat memenuhi hazat dan keinginan, tentunya atas izin Allah SWT.
Semoga Situs yang sangat bermakna dan bersejarah ini tidak akan hengkang termakan waktu, dan bisa terpelihara dengan baik ditengah perkembangan zaman yang sangat complex, Wallahua’lambissoaf. ( 1c )

16 Apr 2021

Satgas RI-RDTL Sektor Barat Yonarmed 6/3 Kostrad Terima Penyerahan Granat Manggis Dari Warga

Indomedianewsc  - Satgas pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonarmed 6/3 Kostrad dalam hal ini Pasi Ter Satgas Kapten Arm Anak Agung Anom Wardhana telah menerima satu buah bahan peledak berjenis Granat Manggis buatan Korea yang masih dalam keadaan aktif, granat tersebut diserahkan oleh Bapak Fobia (39) dirumahnya yang beralamatkan di Desa Saenan Kecamatan Miomaffo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Kamis (15/04/2021).

Kejadian berawal dari kegiatan komsos teritorial yang dilakukan oleh Pasiter Satgas Yonarmed 6/3 Kostrad dengan mengunjungi rumah Bapak Fobia pada hari Selasa (13/04/2021). Dari kegiatan komsos tersebut didapatkan informasi awal mengenai adanya keberadaan bahan peledak dengan jenis granat manggis dirumah tersebut, didasari dari informasi yang didapat Pasiter Satgas Yonarmed 6/3 Kostrad melakukan pendalaman informasi lebih lanjut terkait hal tersebut.

Dua hari kemudian tepatnya pada hari kamis (15/04/2021) sekitar pukul 21.00 WITA Pasiter Satgas kembali kembali mendatangi rumah Bapak Fobia untuk melakukan komunikasi secara intens dan memberikan pemahaman kepada Bapak Fobia terkait bahaya menyimpan dan memiliki bahan peledak sejenis granat untuk pribadi maka secara sukarela Bapak Fobia menyerahkan Granat Manggis tersebut kepada Pasiter Satgas Yonarmed 6/3 Kostrad dan disaksikan oleh salah satu warga a.n Martinus (45) sebagai saksi.

Didapati fakta bahwa granat manggis yang dimiliki bapak Fobia merupakan granat manggis buatan Korea yang sudah tersimpan selama beberapa tahun dengan cara dipendam di dalam tanah.

Saat ini granat manggis tersebut telah diamankan di Mako Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonarmed 6/3 Kostrad dalam kondisi aman namun sedikit berkarat dan masih dalam keadaan aktif.

PensatgasArm6 (1b) 

Situs makam panjang Belawa " Acapkali ada penampakan harimau "

Indomedianewsc - Keberadaan salah satu tempat yang dikeramatkan tidak terlepas dari keyakinan dan kearifan budaya lokal.

Salah satunya adalah keberadaan makam panjang yang berlokasi di Blok A RT 02 RW 01 Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang,  Kabupaten Cirebon.

Menurut informasi yang disampaikan kasi Kesra Desa Belawa,  Yayat,  menuturkan,  bahwa keberadaan makam panjang merupakan salah satu peninggalan jaman dahulu yang dipercaya oleh masyarakat sebagai salah satu makam keramat

" secara pasti saya tidak mengetahui persis,  namun makam panjang ini dipercaya oleh warga sebagai salah satu makam keramat,  makam ini ditandai dengan tunggul berupa pohon jati yang usianya sudah ratusan tahun,  dan makam ini sendiri panjangnya kurang lebih 4 meter dimana setiap tahunnya diadakan acara pagelaran di sekitar area makam sebagai tanda syukur dan tolak bala " ujarnya.

Bahkan dalam berbagai informasi yang diperoleh,  Masyarakat sekitar setiap tahunnya khususnya pada tanggal 17 Agustus selalu menggelar ritual berupa pertunjukan seni jaipongan yang sebelumnya terlebih dahulu diadakan tawasulan.

Keberadaan babad makam panjang tersebut dibenarkan oleh Kuwu Desa Belawa, Kamon Haryanto.

" Seingat saya sejak masih kecil,  acara tahunan selalu diselenggarakan dengan menampilkan pertunjukan jaipongan,  konon katanya jika acara tersebut tidak dilaksanakan maka akan banyak warga masyarakat yang kesurupan,  bahkan pada jaman dulu tiap kali pertunjukan diadakan,  para pengunjung atau masyarakat selain berjaipongan dengan penari juga dibarengi dengan berminum minuman tuak,  dan itu sudah merupakan tradisi,  namun Alkhamdulillah,  saat ini disaat acara pertunjukan dimulai,  tidak ada lagi warga yang mabuk mabukan atau minum tuak seperti sebelumnya" jelas Kamon. 

Lebih lanjut dirinya menjelaskan

" ini merupakan sebuah kearifan lokal yang harus dilestarikan,  agar tidak hilang dari sejarah yang ada di Desa Belawa, keberadaan makam panjang yang letaknya tidak terlalu jauh dari Kantor Desa Belawa,  diharapkan akan terus terjaga oleh seluruh generasi muda " pungkasnya. 

Keberadaan makam panjang yang kerap memperlihatkan sosok  seekor macan ini acapkali disaksikan oleh warga sekitar, benar atau tidaknya kepercayaan yang telah berlangsung lama kita kembalikan pada Allah SWT.  (1c) 

15 Apr 2021

patilasan Ki Buyut Umbar Jaya Sakti Leuwih " tempat berkumpulnya para jawara Cirebon"

Indomedianewsc -Salah satu catatan peninggalan sejarah yang ada di Desa Gumulungtonggoh,  Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, adalah terdapatnya satu situs patilasan salah seorang tokoh besar yang bernama Ki Buyut Umbar Jaya Sakti leuwih.

Konon Beliau merupakan salah seorang tokoh besar yang sangat disegani oleh berbagai kalangan dari mulai Rakyat jelata hingga pejabat tinggi pada zamannya.

menurut informasi yang disampaikan Kuwu Desa Gumulungtonggoh,  Agus Saefudin,  diruang kerjanya,  Kamis, 15/04/2021, menuturkan, bahwa hingga saat ini tidak sedikit warga yang berdatangan dari berbagai daerah untuk melakukan ziaroh di patilasan Ki Buyut Umbar Jaya Sakti Leuwih.

" Dari ceritera Orang tua dulu, konon katanya patilasan kibuyut ini menjadi salah satu tempat berkumpulnya para jawara yang ada di Cirebon, karena katanya Kibuyut ini memiliki kesaktian atau Ilmu kiluih hingga dihormati dan disegani banyak pihak,  bahkan sampai saat ini,  patilasan tersebut banyak didatangi atau di ziarahi oleh banyak Masyarakat dari berbagai daerah tentunya dengan berbagai hazat maupun tujuan,  mungkin mereka yang datang  kepatilasan kibuyut meyakini akan dimudahkan segala hazat atau keinginan,  namun demikian hakekatnya tetap segala sesuatu yang terjadi dimuka bumi ini atas ijin Allah,  termasuk jika kita mendatangi suatu tempat keramat dan diijabah atas segala keinginan,  itupun tentunya atas ijin dan kuasa Allah,  oleh karenanya jangan sampai kita terjebak pada hal hal yang mendekati kemusrikan" tuturnya. 

Patilasan Ki Buyut Umbar Jaya Sakti Leuwih,  yang jaraknya hanya berkisar 1000 meter dari kantor Desa Gumulungtonggoh tersebut akan dipenuhi penziarah pada malam malam tertentu, khususnya malam jum'at Kliwon. 

Segala ceritra atau babad yang ada di Cirebon merupakan peninggalan sejarah yang harus tetap dijaga dan dilestarikan tanpa memandang itu memiliki keramat ataupun tidak.  Wallahualan.. (1c)