Cirebon,
Indomedia – Ironis dan sangat memilukan, kata itu yang mungkin pantas dirasakan
oleh pengelola SMP Al-Ikhlas, Buntet Pesantren, Kec. Astanajapura, Kab.
Cirebon. Betapa tidak, keberadaan SMP Al-Ikhlas yang sudah berdiri sejak Tahun
2000 dan berada ditengah Kemashuran Pondok Buntet Pesantren, kondisinya sangat
memperihatinkan, dan terkesan terpinggirkan.
Keluh kesah tersebut disampaikan oleh Kepala SMP Al-Ikhlas, saat
melakukan wawancara dengan Awak Media diruang Kerjanya ( 18-10-2017 ) H. Abdul
Wachid. S.Ag , menuturkan “ kami sangat
sedih melihat kondisi Geduang Kelas yang sangat tidak memadai, bahkan salah
satu ruangan sudah tidak dapat dipergunakan, karena kondisinya sangat
memperihatinkan, hal tersebut sebenarnya sudah sering kali kami sampaikan
kepada Dinas Pendidikan, namun sampai saat ini keinginan kami untuk dapat
melakukan Perbaikan Sarana dan parasarana tersebut belum juga bisa diwujudkan “
ungkapnya. Sementara, keberadaan SMP
Al-Ikhlas itu sendiri berada tidak jauh dari Lembaga Pendidikan lainnya yang
ada di lingkup Pesantren Buntet.
Tentunya ini sangat memilukan, terkesan ada ketidak adilan yang
dirasakan oleh Pengelola SMP Al-Ikhlas.
Lebih Lanjut, Kepala SMP Al-Ikhlas menuturkan “ mungkin ini sudah sesuai
dengan namanya, yaitu Ikhlas, namun tentunya kami pun memiliki Hak untuk
sama-sama diperhatikan oleh Insan Pendidikan, kami ingin menciptakan mutu
Pendidikan yang secara Maksimal, namun semua itu bisa terwujud dengan adanya
Sarana dan prasarana yang memadai, sedangkan saat ini, kami hanya mampu
menampung Siswa Didik dari Kelas 7 sampai Kelas 9 tidak lebih dari 200 Anak,
karena keterbatasan dan kondisi Gedung belajar yang tidak layak “ tutur H.
Abdul Wachid. Inilah mungkin salah satu
ketidak adilan dalam Dunia Pendidikan, atau mungkin karena Sekolah tersebut
tidak menyertakan simbul seperti Sekolah lainnya, semisal NU atau Muhammadiyah
dan Simbul lainnya. Namun terlepas dari itu semua, sudah semestinya, Instansi
terkait memperhatikan kondisi Sekolah yang semestinya mendapat perhatian
khusus, terlebih, Sekolah tersebut, keberadaannya sangat berdekatan dengan
kemegahan Sekolah lainnya yang ada di Buntet Pesantren. ( Ags )
21 Okt 2017
Aku dan Sandal japit
12.41
No comments
Penulis : R.Agus Syaefuddin ( Aktifis DPP LSM BIN )
Keselarasan
dalam hidup dan penilaiyan terhadap sesuatu yang bersifat Fana, merupakan satu
persamaan yang berbeda karena dibedakan oleh status dan yang dinamakan mertabat
seseorang. Betapa rendah dan tata nya sepasang sandal japit…Hanya dipakai oleh
kalangan bawah, karena alasan Harganya yang murah, dan hanya sebagai penghias
yang posisi tetapnya di depan sebuah Toilet atau Jamban. Sementara, keberadaan dan posisi Pantofel,
yang terpandang sangat beraneka jenis dengan Bandrol Harga yang bisa mencapai
Jutaan Rupiah, seakan keberadaannya sangat tinggi dan Muliya…Pantofel berada
diperkantoran dan gedung tinggi menjulang…keluar dari mobil mewah dengan
hamparan karpet merah. Lantas apakah
benar, seorang Manusia dihargai hanya karena kepintaran dan
kekayaannya…sementara Sendal Japit dan Pantofel , mampu membedakan kedudukan
seseorang, bahkan pandangan kita pun kerap merendahkan seseorang yang hanya
memakai alas kaki yang bernama Sandal Japit,
sementara tidak sedikit dari kita akan membungkukan badan bahkan rela
menyembah jika melihat seseorang yang memakai Pantofel…inilah Hidup dan
kehidupan. Namun betapa kagetnya kita,
manakala sepasanga sandal japit mampu masuk kesebuah Gedung atau bahkan Hotel
berbintang lima, yang menggunakan aturan dan pengamanan yang sangat super
ketat..sementara ada seseorang yang masuk dengan pakaiyan necis dan sepasang
Sepatu Pantofel, tertahan hingga tidak bisa memasuki Gedung atau Hotel
tersebut..lantas kita berusaha mencari apa gerangan yang sebenarnya
terjadi..seorang Necis yang memakai Sepatu Pantofel, ternyata hanyalah seorang
Supir Pribadi dari salah seorang Jutawan kaya raya…namun mengapa, Seseorang
yang hanya menggenakan sepasang sandal japit, dengan mudahnya bisa memasuki
Gedung atau Hotel yang sangat mewah dengan kualitas pengamanan yang sangat
ketat…ternyata, sepasang Sandal Japit tersebut, dipakai oleh seseorang yang
berpenampilan biasa, namun dia adalah Sosok yang sangat dikenal, dan semua
kalangan tahu, bahwa dialah seorang konglomerat, sekaligus Majikan dari seorang
Supir Necis yang memakai sepasang sepatu Pantofel..kita Baru sadar, bahwa Mahal
dan murahnya sesuatu bukan dinilai dari Harga, namun dari siapa yang
memakainya..dan kita baru sadar, penghargaan tersebut tidak dinilai dari apa
yang kita kenakan, ..namun dari siapa yang mengenakannya…inilah Hidup..Simbul
Sendal Japit dan Sepatu Pantofel, hanyalah sebuah kias untuk kita, agar dapat
melihat segala sesuatu bukan hanya sebatas yang kita lihat…nyatanya…semahal
apapun Sepatu Pantofel…dan semurah apapun Sepasang Sandal japit…keduanya
hanyalah sebuah alas kaki untuk kita, agar tidak merasa sakit jika berjalan
diatas kerikil, dan tidak merasa panas jika berjalan diatas Aspal atau
trotoar…Lantas…apakah Aku akan merasa Aku, jika Aku bukanlah Apa-apa….
23 Sep 2017
Pungutan Berganti Dana Partisipasi Dibenarkan Oleh Kepala SMKN Lemahabang
08.24
No comments
Foto : Kepala
SMKN LA bersama Ketua LSM Kompi-C
Cirebon,
Arthamedia News- Sekolah Gratis dan
Bebas dari pungutan, ternyata hanya isapan jempol belaka. Hal ini pun terjadi
dalam Dunia Pendidikan yang menjadi primadona di Kabupaten Cirebon, bagian
timur. Bermula dari adanya Laporan yang disampaikan oleh salah seorang Aktifis,
Aris Mulanto ( LSM Kompi-C ) “ kami menerima keluhan dari beberapa Wali Murid
SMKN Lemahabang, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Saat itu seorang Wali
murid berkeluh kesah kepada kami, bahwa dirinya harus membayar kepada pihak
Sekolah, dengan nominal yang berpariasi, antara Rp. 1.300.000 sampai Rp.
1.900.000. tetapi dirinya tidak bisa menolak permintaan sekolah, karena tidak
bisa ngomong apa-apa. Karena adanya keluhan tersebut, maka kami mendatangi
pihak Sekolah dan ditemui langsung oleh Kepala Sekolah ( H. Wiryo-Red ) dan
dengan tegas dirinya menolak bahwa telah melakukan pungutan “ ungkapnya. Menyikapi hal tersebut, maka Arthamedia
melakukan Konfirmasi kepada yang bersangkutan ( H. Wiryo-Red ) perihal adanya
dugaan telah terjadi pungutan yang dilakukan oleh pihak Sekolah. Saat Arthamedia mempertanyakan hal tersebut,
Kepala SMKN Lemahabang, membantah, “
kami tidak melakukan Pungutan, namun kami berdasarkan aturan diperbolehkan
untuk meminta Dana kepada Wali murid, berupa Dana Partisipasi, Dana tersebut
untuk memenuhi kebutuhan Operasional Sekolah.
Jatah persiwa itu sebesar 4,5 Juta sampai 6 Juta. Karena Dana dari
Pemerintah tidak mencukupi, maka akhirnya kami melakukan Musyawarah bersama
Komite Sekolah dan Wali murid, dan mereka ( Wali Murid –Red ) tidak ada yang
protes. Dari musyawarah yang dilaksanakan pada tanggal 9 September tersebut, disepakati,
Bahwa Siswa Kelas X, Memberikan Dana Partisipasi sebesar Rp. 1.900.000, Siswa Kelas XI sebesar Rp.1.600.000 dan Kelas
XII sebesar Rp. 1.300.000 jadi apa yang kami lakukan tersebut tidak menyalahi
aturan “ ungkap H. Wiryo Santoso, M.MPd.
sementara, Sekretaris Komite SMKN Lemahabang, Budi. S, membenarkan apa
yang telah dilakukan oleh pihak Sekolah
“ kami meminta Dana Partisipasi tersebut telah sesuai aturan, selain
tidak menyalahi aturan, hal tersebut juga berdasarkan Hasil Musyawarah Wali
murid, dan disaksikan Oleh Anggota Kepolisian dari Sektor Lemahabang, jadi
menurut kami tidak ada yang salah “ ungkapnya.
Sementara
saat Artha mempertanyakan kepada Sekretaris Komite SMKN Lemahabang, Perihal rincian penggunaan
Dana tersebut buat apa saja, dirinya tidak bisa menunjukan Rincian, dengan
alasan diperuntukan secara global ‘’ kalau
rincian memang tidak ada, karena kepentingannya untuk operasinal Sekolah, jika
dirinci, maka itu namanya Pungutan “ ungkap, Budi.S yang diamini oleh Kepala
SMKN LA.
Dengan
adanya kejadian tersebut, maka semboyan Pemerintah untuk menggeratiskan Biaya
Sekolah hanya sebuah Wacana. Karena para pelaku dan pemangku kebijakan bisa
berdalih dan sembunyi dibalik sebuah aturan yang akhirnya Masyarakat hanya bisa
menerima tanpa mampu berbuat apalagi menolak.
Sampai
kapan Dunia Pendidikan benar-benar bersih dari Pungutan...dan sampai kapan para
Oknum tetap bertahan dan terus berburu Rupiah. Adakah Hukum yang mampu menjerat
mereka, atau Hukum pun saling dijadikan alat pembenaran ?! ( Ags )
12 Agu 2017
Cucu Sang Proklamator Sowan temui Kiyai Buntet
06.57
No comments
CIREBON, Indomedia Newsc- Anggota DPR RI dari Komisi X Puti Guntur
Soekarno adakan lawatan silaturahmi kebangsaan kepada Pimpinan Pondok Pesantren
Buntet di Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon. Lawataanya, membahas
berbagai persoalan berkaitan dengan momentum situasi politik kebangsaan
Indonesia saat ini.
Hal ini
diakuinya cucu presiden pertama Indonesia bahwa agendanya lebih mengarah kepada
kunjungan dan silaturahmi.“Saya lebih
senang menyebutnya sebagai silautrahmi kebangsaan dan silaturahmi
kemerdekaan,”ucapnya kesejumlah awak media.
Menurutnya,
Buntet sejak dulu telah memiliki kedekatan semenjak zaman kemerdekaan, yang
telah dimulai oleh mendiang kakenya, Bung Karno. Maka ketika mendatanginya
merupakan hal yang wajar. “Bung Karno dengan keluarga pesantren sudah memiliki
hubungan erat, jadi kita teruskan keeratannya itu, Karena kedekatan Keluarga
kami dengan pisak Pesantren akan terus dibina”ucapnya.
Ketika
disinggung terkait kedekatan Partai PDIP dengan Partai Golkar, ia tidak
menampiknya, bahwa belum lama ini telah ada pertemuan antara struktural dari
kedua partai. Kemudian mengenai kedekatan dirinya dengan Bupati Purwakarta Dedi
Mulyadi, Puti mengaku sudah mengenal sejak lama dengan lelaki yang
digadang-gadang akan maju di bursa pemilihan gubernur Jawa Barat itu. Bahkan ia
mengaku telah berkunjung ke Purwakarta menemui undangan menghadiri festival
beas perelek.
"Kunjungan
saya kemarin adalah untuk lebih mempererat silaturahmi, dan hal itu akan selalu
dilakukan dengan pihak manapun," ujarnya.
Pihaknya pun
tidak menampik manakala dirinya santer di jodohkan dengan pentolan partai
Golkar di Jawa Barat. Tetapi ia menegaskan untuk saat ini, semua itu masih
menjadi ranah dari DPP. Tetapi disatu sisi dirinya pun akan tetap fatsun dengan
kebijakan dan keputusan dari DPP partai PDIP. “Saya akan tetap berpegang pada
mekanisme partai dan keputusan DPP,”terang dia.
Manakala
pihaknya diminta DPP untuk bisa bersanding dengan DM, ia mengaku akan siap.
“Karena sebagai kader partai ya memang sudah harus siap,
dengan keputusan yang ditetapkan Partai”tegasnya.
Ia pun
menyampaikan, kerena masih menjadi ranah DPP, pihaknya tidak ingin berspekulasi
lebih kaitannya dengan pencalonan ataupun pasangan dibursa pemilihan gubernur
Jawa Barat.” Pada prinsipnya semua keputusan ada di DPP, itu bukan kewenangan
saya,”tegasnya.
Sementara KH
Adib menuturkan bahwa pihak keluarga Bung Karno dengan pihak keluarga pesantren
telah memiliki hubungan emosional yang telah dibangun sejak lama. Maka, ketika
cucu mantan presiden pertama ini akan maju di bursa pilgub ini, pihaknya akan
mendukungnya. “Sudah di doakan,”pungkansya
Singkat ( Ags ).
4 Agu 2017
Kuwu Japura Bakti Wajibkan Siswa SD Hafal Alfatikhah
07.34
No comments
Cirebon. Indomedia Newsc- Ratusan Siswa Sekolah Dasar
Negeri Japura Bakti, dari mulai Kelas IV
sampai Kelas V, berduyun-duyun mendatangi Kantor Desa Japura Bakti, Kecamatan
Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Kedatangan para Siswa SDN tersebut, bertujuan
untuk melakukan pembelajaran perihal Struktur Pemerintahan Desa setempat. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang
Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Japura Bakti, Kamal Saputra kepada Indo Media ‘’ kami diperintahkan oleh Guru, untuk
melakukan pencatatan dan pembuatan Struktur seperti yang ada di Kantor Desa,
kata Guru, kami harus mengetahui cara membuat Struktur Pemerintahan Desa ‘’
ungkapnya.
Sementara itu, menurut keterangan yang disampaikan oleh Kuwu
Desa Japura Bakti, M. Taufik Hidayat, dirinya sangat bangga dengan keberanian
para Siswa SDN Japura Bakti, dalam melakukan tugas yang diembankan kepada
mereka ‘’ saya sangat bangga dengan
keberanian Anak-anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar, karena mereka
mampu berdialog dengan kami dengan baik, tidak mudah melakukan dialog, apalagi
sampai melakukan penggambaran Struktur, dan sebagai bukti bahwa mereka telah
melakukan tugas yang diberikan oleh Para Guru, kami dari Pemdes harus membubuhi
tanda tangan sekaligus Cap Pemerintahan Desa ‘’ ungkapnya.
Namun yang perlu dijadikan sebagai bahan Percontohan, mereka
Para Siswa Sekolah Dasar yang sedang melaksanakan tugas diwajibkan untuk
membaca Surat Fatikhah sebagai salah satu persyaratan yang diberikan oleh Kuwu
setempat.
‘’ sengaja saya wajibkan bagi Siswa yang ingin mendapat
tandatangan saya, untuk membaca Suratun Fatikhah, karena dengan dilakukannya
pembacaan Suratun Fatikhah tersebut, sebagai salah satu dasar sahnya Solat,
jadi harapan kami, mereka para penerus Bangsa ini bukan saja dibekali dengan
Ilmu Pengetahuan umum, namun terlebih lagi Ilmu Agama sebagai tameng dan
lentera menuju arah yang baik dan penuntun kearah yang diridloi Allah ‘’
Pungkas Kuwu yang akrab disapa Opik. ( Ags )
3 Agu 2017
Renopasi Kantor Desa Tingkatkan Mutu Pelayanan
Cirebon,
Indomedianewsc.com– Sejak Tahun Sembilan Puluhan, Keberadaan Kantor Desa Munjul
Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon, belum pernah dilakukan perbaikan
secara Maksimal. Saat Ini dibawah kepemimpinan Kuwu Khaerudin, dengan
memanfaatkan Dana Banprop sedang melakukan Renopasi Kantor Desa, diantaranya
Ruang Polindes dan Aula atau Ruang pertemuan Warga. Namun karena telah dimakan
Usia, saat akan melakukan Rehab Kantor Desa, tiga ruangan yang berada tepat
disampingnya Roboh. Hingga akhirnya Pemdes Munjul melakukan Rehab Keseluruhan,
seperti yang disampaikan Kuwu Chaerudin
‘’ awalnya kami tidak menganggarkan untuk membangun Kantor Desa secara
keseluruhan, namun saat kami melakukan pembongkaran Kantor, Ruangan yang
berdempetan dengan rencana pembangunan seperti Polindes dan Ruang pertemuan
Warga , terkena dampak hingga berakibat roboh, mungkin karena sudah lama
dibangun dan belum pernah dilakukan perbaikan.
Jadi terpaksa kami melakukan Renopasi total ‘’ ungkapnya.
Namun dengan telah dilaksanakan pembangunan Kantor
baru, diharapkan Pelayanan dan kinerja seluruh jajarannya semakin maksimal ‘’ Harapan kami sebagai Kepala Pemerintahan
tingkat Desa, dengan adanya sarana dan prasarana yang menunjang, kinerja
seluruh Perangkat Desa dalam memberikan pelayanan terhadap Warga akan semakin
baik, namun tentunya hal ini dapat kami lakukan dengan adanya dukungan dari
lembaga Desa yang lainnya, juga kerjasama dari semua pihak untuk menunjang dan
memajukan Desa Munjul ‘’ pungkas Khaerudin.