Terlebih bagi kalangan Masyarakat bawah yang hidup dengan kesederhanaan bahkan mendekati kekurangan. Inilah persoalan yang terjadi pada generasi muda kita yang berharap untuk terus menimba ilmu dibawah serba berkekurangan.
Beberapa anak bangsa yang menimba ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Lemahabang, Kabupaten Cirebon mengucapkan terimakasihnya kepada pihak sekolah yang telah memberikan kesempatan untuk terus menuntut ilmu tanpa adanya biaya yang memang menjadi sebuah kendala.
novita, kelas 10 TKJ 2 hanya anak seorang wanita , Warga Karangwuni, Kecamatan Sedong yang bekerja sebagai buruh cuci tetap bisa mengenyam pendidikan tanpa harus pusing memikirkan biaya.
"Alkhamdulillah, saya dapat mengemban ilmu di SMKM Lemahabang dengan bebas biaya, semuanya ditanggung oleh pisak sekolah, termasuk untuk jajan atau makan setiap harinya dibantu oleh pak Hadi, beliau sangat berjasa bagi kami" Tuturnya
Senada hal tersebut disampaikan Dimas Azmi Abdullah, Siswa kelas 11 TKJ 1 yang ayahnya berprofesi sebagai pedagang keliling.
"Saya bangga dapat sekolah disini, saya juga bangga pada ayah saya walaupun beliau hanya seorang pedagang keliling, rasa bangga dan terimakasih juga saya sampaikan kepada pihak SMKM, karena dengan kekurangan yang kami miliki , saya tetap bisa menuntut ilmu, karena semua biaya pendidikan ditanggung pihak sekolah, sama seperti beberapa rekan saya, untuk makan dan jajan setiap hari kami selalu dibantu oleh pak Hadi, semoga kebaikan beliau mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT" Tutur siswa sekaligus hafiz Qur'an yang telah menghafal hingga beberapa zus menjelaskan.
Hal serupa juga disampaikan Mohammad Reza kelas 10 TSM 5 warga kebon pelok dan Salman Siswa kelas TSM 6 yang hanya hidup bersama sang ibu dengan penuh keterbatasan
"Kami semua sangat bersyukur dapat menimba ilmu di sekolah ini, jujur tanpa adanya semangat dan bantuan dari pak Hadi, entah bagaimana nasib kami, intinya kami tak bisa berucap banyak, hanya terimakasih dan doa kami selalu nennyertai beliau" Ucap keduanya.
Menyikapi hal tersebut, media mencoba melakukan konfirmasi dan menanyakan alasannya kepada Hadi Permana yang sangat peduli dengan keberlangsungan dunia pendidikan di tengah keterbatasan
"Tidak benar kalau saya membantu mereka, semuanya kehendak Allah, saya hanya sebatas pelantara, kalaupun dimata mereka saya telah membantu, Alhamdulillah, yang pasti kami dari pihak sekolah maupun peribadi ingin memberikan kesempatan menimba ilmu bagi siapapun tentunya sesuai kemampuan yang bisa kami lakukan, untuk Muhammadiyah sendiri ada kurang lebih 25 anak yang kami bebaskan dari segala bentuk biaya, dan mereka memang berhak untuk menerimanya, semuanya belajar, mengaji dan makan disini ( disediakan tempat atau asrama ( kecuali untuk perempuan) totalnya 15 pria dan 10 wanita, sementara saya sendiri memiliki 10 Anak asuh yang semuanya sekolah disini, Alkhamdulillah Allah memberikan rijki pada saya untuk bisa membantu mereka, untuk ke 10 anak asuh atau anak angkat saya, dari mulai biaya sekolah hingga makan dan jajan saya tanggung semua, jika ditanya darimana uangnya kok bisa melakukan hal tersebut, semuanya dari Allah dan niat" Jelasnya.
Dari informasi dan pantauan yang diperoleh, ternyata masih banyak Masyarakat yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, salah satunya adalah Ibu Ani, orang tua salah seorang siswa SMKM yang harus menghidupi kelima anaknya tanpa adanya suami.
"Beruntung Anak kami bisa sekolah di SMKM, semua biaya sekolah anak saya ditanggung sekolah, entah kalau tidak di SMKM, bagaimana nasib anak saya" Ujarnya lirih. (1c)