22 Apr 2024

7 Perangkat Desa Astanajapura dilantik dan diambil sumpah

INDOMEDIANEWS - Mengisi kekosongan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap warga Masyarakat, Kuwu Astanajapura, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirenon, Moh Jaelani sidik, melantik dan mengambil sumpah tujuh perangkat desa baru, Senin, 22/04/2024.
Bertempat di Aula kantor Desa setempat dan dihadiri oleh unsur Muspika Astanajapura, pengambilan sumpah terhadap tujuh perangkat Desa baru berjalan lancar dan penuh kesederhanaan.

Usai pengambilan sumpah, Jaelani, panggilan akrab Kuwu Astanajapura, menuturkan harapannya, dibawah kepemimpinannya diharapkan pelayanan terhadap warga Masyarakat dan kinerja jajarannya semakin dapat ditingkatkan.

"Kami berharap kepada seluruh jajaran perangkat dan lembaga desa yang ada, mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai tupoksi yang di emban, ini semua demi terwujudnya pemerintahan desa yang baik dan lebih baik dari yang sudah baik, semoga dengan telah dilantiknya perangkat desa yang baru, segala aspek kinerja dan pelayanan dapat berjalan secara maksimal" tuturnya.

Sementara itu, Camat astanajapura, Suharto, mengucapkan selemat kepada perangkat desa yang telah dilantik dan diambil sumpah.

"Kami ucapkan selamat bertugas bagi Perangkat yang telah dilantik dan diambil sumpah, laksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, ingat, sumpah jabatan ini disaksikan bukan hanya oleh kita , yang terpenting lagi bahwa anda telah disumpah atas nama Allah, jadi bekerjalah sesuai aturan dan hukum yang berlaku" jelasnya. 

Berikut  nama-nama perangkat yang dilantik :Agung Haryono, Shobirin, Syamsul Ma'arif, Siti julaehah, Agus musa, Angga ericha dan dede Sulaeman. (1c)

SMAN TALUN HANYA MIMPI?

oleh
Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat



Talun adalah salah satu dari 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Talun terdiri dari 11 desa. Dengan luas wilayah sekitar 19,53 hektare, jumlah penduduk kecamatan ini adalah 619.637  jiwa. Kepadatan penduduknya 31,727.46 jiwa/km persegi.

Dahulu nama kecamatan ini adalah Kecamatan Cirebon Selatan. Empat desa yang ada di bagian barat Kecamatan Talun bergabung dengan Kecamatan Sumber. 

Keempat desa yang sekarang bergabung dengan Kecamatan Sumber adalah Kemantren, Sendang, Pejambon, dan Gegunung. Setelah bergabung dengan Kecamatan Sumber, keempat desa tersebut statusnya berubah menjadi kelurahan. 

Dua desa yang berada di Kecamatan Sumber bergabung dengan Kecamatan Talun. Kedua desa yang sekarang bergabung dengan Kecamatan Talun adalah Desa Kubang, dan Desa Sarwadadi.

Sekarang ada 11 desa di Kecamatan Talun:
1. Cempaka
2. Ciperna
3. Cirebon Girang
4. Kepongpongan
5. Kerandon
6. Kecomberan
7. Sampiran
8. Wanasaba Lor
9. Wanasaba Kidul
10. Kubang
11. Sarwadadi

*Deretan Wisata Religi di Talun*
Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon kini disulap menjadi kawasan wisata kuliner dan wisata religi. Sehingga tidak jarang banyak menyedot wisatawan yang berkunjung ke sejumlah destinasi wisata yang ada.

Berbagai macam lokasi wisata religi ada di Cirebon, salah satunya Keramat Talun atau Makam Mbah Kuwu Sangkan yang berlokasi di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

Lokasi ini dikenal selalu ramai pengunjung atau peziarah, terutama pada saat malam Jumat Kliwon atau saat malam 1 Syuro atau 1 Muharam. Bahkan, dalam sebulan, lokasi wisata religi yang satu ini bisa didatangi lebih dari seribu peziarah.

Berlokasi tidak jauh dari Kota Cirebon, tidak heran Makam Mbah Kuwu Sangkan yang merupakan petilasan dan makam keramat ini menjadi pilihan lokasi tujuan kedua setelah Makam Sunan Gunung Jati.

*Transformasi Menjadi Lokasi Wisata Kuliner*
Beberapa tahun terakhir, perkembangan wisata kuliner di Kecamatan Talun terbilang sangat pesat. Mayoritas tempat-tempat kuliner ini menyajikan suasana alam pedesaan dengan pemandangan pematang sawah.

Di sisi lain, ternyata pemerataan dan kualitas pendidikan sangat dibutuhkan di Kabupaten Cirebon. Kualitas pendidikan anak di daerah harus difasilitasi dan ditingkatkan. Demikian pula dengan jumlah sekolah yang harus dibangun demi mewujudkan tujuan mulia tersebut.

Untuk itu, dukungan semua pihak untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Cirebon mutlak diperlukan. Sehingga, harapan masyarakat Cirebon agar anak-anaknya mendapat pendidikan yang berkualitas bisa dirasakan.

Dibutuhkan sinergitas semua level pemerintahan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Bukankah pendidikan menjadi urusan konkuren? Artinya, pendidikan menjadi urusan yang ditangani semua level pemerintahan, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.

*Mimpi Besar*
Anak-anak Kecamatan Talun juga adalah anak bangsa Indonesia. Mereka pun berhak mewujudkan mimpi besarnya. Mereka juga berhak hidup bahagia. Mereka juga berhak mengenyam pendidikan yang layak. Mereka juga berhak bersekolah di SMA/SMK yang ada di daerahnya.

Faktanya, hingga hari ini kondisinya paradoks. Anak-anak lulusan SMP di Talun masih bersekolah (SMA/SMK) ke Kabupaten Kuningan. Ini salah satu dampak pemberlakuan kebijakan zonasi yang ramai menuai pro-kontra itu. Ini memang kondisi yang memprihatinkan. Sampai kapan situasi seperti ini akan terus dibiarkan?

Sekali lagi, ini butuh intervensi. Memang masalahnya, SMA/SMK/SLB menjadi ranah kewenangan Provinsi Jawa Barat. Namun, apapun itu, kondisi tersebut tidak bisa terus dibiarkan berlarut-larut. Kondisi tersebut bukan hanya menjadi beban para orang tua murid, tetapi --dan yang utama-- justru beban bagi murid itu sendiri.

Kiranya butuh kebijakan serius untuk menangai hal ini. Unit sekolah baru, yakni SMA Negeri Talun sangat ditunggu kehadirannya segera. Dengan demikian, masyarakat merasakan Negara hadir dan dan mengerti kebutuhan mereka.

Talun memang bukan satu-satunya kecamatan yang tidak memiliki SMA Negeri. Di Kabupaten Cirebon saja setidaknya masih ada 13 kecamatan yang belum meiliki SMA/SMK. Padahal, itu semua akan secara langsung berkaitan dengan upaya menggerek angka Indeks Pembangunan Manusia. Sekali lagi, ini butuh intervensi kebijakan.

Apa kabar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

21 Apr 2024

Nuruzzaman siap maju pilcabub Cirebon

INDOMEDIANEWS- Staf Khusus Menteri Agama (Menag), H Muhammad Nuruzzaman akhirnya mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Cirebon ke PDIP Perjuangan. 

Pengembalian formulir pendaftaran Nuruzzaman diwakilkan oleh salahsatu kader PDIP yang juga tokoh muda dari Pesantren Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Muhammad Arsyad. 

Gus Arsyad, sapaan akrabnya datang ke kantor DPC PDIP pada Sabtu malam 20 April 2024, ditemani sejumlah perwakilan tokoh muda pesantren lainnya. 

Kedatangan perwakilan Nuruzzaman diterima oleh panitia pendaftaran DPC PDIP Kabupaten Cirebon, Bejo Kasiono. 

Putra almarhum KH Makhtum Hanan tersebut mengatakan, dengan dikembalikannya formulir pendaftaran, itu artinya Kang Nuruzzaman, sapaan akrab Muhammad Nuruzzaman, resmi mendaftarkan diri untuk berkompetisi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 lewat PDIP. 

Gus Arsyad mengatakan, Kang Zaman memutuskan untuk mendaftarkan diri setelah mendapatkan perintah dan restu dari para kiai. 

"Kami mewakili Kang Zaman menyerahkan formulir pendaftaran bacabup ke DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon," kata pemuda yang saat ini menjabat sebagai sekretaris PC GP Ansor Kabupaten Cirebon itu.

Lebih lanjut Gus Arsyad mengatakan, Kang Zaman manyatakan siap maju setelah muncul banyak dukungan dari berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Cirebon. 

Dia menyampaikan, banyak elemen yang meminta Kang Zaman untuk nyalon bupati Cirebon, karena diyakini bisa membawa Kabupaten Cirebon menjadi lebih baik dan maju. 

"Setelah muncul banyak dukungan dan perintah para kiai, hari ini Kang Zaman menyatakan kesiapannya untuk maju nyalon bupati Cirebon, " sambung lulusan Universitas Paramadina itu. 

Gus Arsyad mengakui bahwa Kang Zaman memiliki pengalaman dan kemampuan manajerial sebagai modal penting menjadi bupati Cirebon. 

Meski lahir dan dibesarkan dari lingkungan pesantren, namun Kang Zaman memiliki kiprah dan pergaulan yang luas lintas profesi, lintas agama, lintas budaya. 

Gus Arsyad melanjutkan, Kabupaten Cirebon ini butuh sosok seperti Kang Zaman untuk membenahi berbagai persoalan yang ada di Kabupaten Cirebon, mulai dari kemiskinan, sampah, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan banyak lainnnya.

"Banyak elemen yang siap berada di barisan Kang Zaman di Pemilihan Bupati (Pilbup) Cirebon nanti jika direkomendasikan PDIP. Mereka siap kerja-kerja elektoral untuk pemenangan," pungkasnya. (1C)

18 Apr 2024

PATAHKAN MITOS,GERINDRA JABAR JADI PEMENANG

oleh
Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat


Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah menghasilkan sejarah baru. Ada satu hal yang tidak pernah terjadi sepanjang beberapa kali pemilihan umum (pemilu) sebelumnya.  

Secara mengejutkan Gerindra mampu menjadi pemenang pileg di Provinsi Jawa Barat. Padahal, selama lima kali pemilu pasca reformasi, tidak satu partai pun mampu memenangkan pileg di Jabar berturut-turut. Dengan kata lain, setiap pileg di Jabar menghasilkan pemenang baru.

Hal itu sepertinya menjadi mitos di kalangan partai yang bertarung di pileg. Namun, Gerindra mematahkan mitos tersebut pada pileg 2024. Gerindra membuat kemenangan beruntun pada pileg di tingkat provinsi pada tahun 2019. Lalu, pada pileg 2024 Gerindra kembali menjadi pemenang. 

Pasca reformasi setiap pemilu di Provinsi Jawa Barat selalu menghasilkan pemenang yang berbeda. Konsekwensinya adalah selalu hadir Ketua DPRD Provinsi Jabar dari partai yang berganti setiap lima tahun sekali. 

Perhatikanlah pemenang pileg dari setiap pesta demokrasi lima tahunan berikut ini.
1999--2004 Partai Golkar.
2004--2009 PDI Perjuangan.
2009--2014 Partai Demokrat.
2014--2019 PDI Perjuangan.
2019--2024 Gerindra.
2024--2029 Gerindra.

*2009--2014*
Pemilu pertama yang diikuti Partai Gerindra adalah pada tahun 2009. Hasilnya Gerindra di DPRD Provinsi Jabar periode 2009-2014 adalah 8 orang. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Provinsi Jawa Barat kala itu adalah H. Oo Sutisna (alm.). 

Sebagai partai baru, kantornya pun sempat berpindah. Markas DPD Gerindra yang semula di Jl. Soekarno-Hatta berpindah ke Jl. Citarum. Konsolidasi sebagai partai baru memang tidak mudah.

Dari total 100 anggota DPRD, pemenang kala itu adalah Partai Demokrat besutan SBY yang mendominasi dengan 28 kursi. Golkar meraih 18 kursi, kemudian PDIP 17 kursi, PKS 13 kursi, PPP 8 kursi, Gerindra 8 kursi, Hanura 3 kursi, PAN 3 kursi, dan PKB 2 kursi. Itulah hasil Gerindra Jabar pada kiprah pertamanya mengikuti kontestasi pileg.

Berdasarkan hasil pemilu legislatif 9 April 2009, dari 100 kursi yang diperebutkan, 82 persen atau 82 orang anggota Dewan DPRD Provinsi Jabar dihiasi muka baru. Berarti, pada periode ini hanya 18 orang muka lama. Selain itu, dalam periode 2009--2014, jumlah anggota dewan wanita meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya. 

Pada periode 2004-2009 hanya 9 wanita yang menjadi anggota DPRD Provinsi Jabar. Pada periode 2009--2014 naik hampir hampir tiga kali lipat menjadi 24 kursi. Pelantikan dilakukan di Gedung Merdeka pada 31 Agustus 2009. Jabar kala itu dipimpin Gubernur Ahmad Heryawan.

*2014--2019*
Menjelang pileg 2014, DPD Gerindra mengalami pergantian. Ferry J. Juliantono menjadi Ketua DPD. Seiring dengan itu ada perubahan pada jumlah anggota DPRD Provinsi Jabar. Sesuai dengan regulasi yang ada, anggota  DPRD Provinsi Jabar yang semula hanya 100 orang bertambah jumlahnya menjadi 120 orang.

Pada pileg 2014 Gerindra dari 8 kursi bertambah menjadi 11 kursi. Dari 11 kursi yang ada itu, 4 merupakan petahana dan 7 wajah baru. Penambahan jumlah kursi tersebut membuat Gerindra mendapat jatah kursi pimpinan. Maka duduklah Abdul Harris Bobihoe sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat. Perolehan 11 kursi mengalahkan PPP yang pada periode sebelumnya memperoleh kursi sama-sama 8 tetapi Gerindra kalah dalam jumlah total suara.

Sebanyak 120 Anggota DPRD Provinsi Jabar pun resmi dilantik di Gedung Merdeka pada 2 September 2014 untuk masa bakti 2014--2019. Pada saat itu Jabar masih dipimpin Gubernur Ahmad Heryawan Periode ke-2. Itulah hasil Gerindra pada pileg kedua yang diikutinya.

*2014--2019*
Seiring berjalannya waktu, pergantian pimpinan DPD Gerindra Jabar kembali terjadi. Tongkat komando bergeser ke Mulyadi. Itu terjadi sebelum Pilkada Gubernur Jabar 2018. Ada satu fenomena yang ditorehkan Mulyadi kala itu. Gerindra berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan mengusung pasangan calon gubernur/wakil gubernur Sudrajat-Syaikhu dengan tagline ASYIK. 

Seiring pertarungan pilgub, disoronglah tagline "2019 Ganti Presiden" karena pada tahun yang sama dilakukan pemilihan presiden (pilpres). Pada hajat nasional pilpres, Gerindra juga bergabung dengan PKS dan mencalonkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Rupanya tagline "2019 Ganti Presiden" sangat besar dampaknya bagi Gerindra dan PKS. Kedua partai itu mengalami lonjakan sangat signifikan dalam raihan kursi. Hal itu terbukti dari raihan kursi masing-masing partai di DPRD Provinsi Jabar. 

Meskipun Mulyadi kemudian diganti menjelang pilpres, jumlah kursi Gerindra di DPRD Provinsi Jabar meningkat sangat pesat dari 11 menjadi 25 kursi. Dari 25 kursi itu, 9 merupakan petahana dan 16 wajah baru. Sementara itu, PKS melejit pula menjadi pemenang kedua dengan raihan 21 kursi, naik pesat dari 12 kursi. 

Dengan raihan kursi tersebut Gerindra menjadi peraih kursi terbanyak di DPRD Provinsi Jabar. Untuk pertama kalinya Gerindra menempatkan kadernya menjadi Ketua DPRD Provinsi Jabar. Maka tercatatlah dalam sejarah Brigjen (Purn.) Taufik Hidayat yang merupakan Ketua DPD Gerindra Provinsi Jabar pengganti Mulyadi menjadi Ketua DPRD Provinsi Jabar.

DPRD Provinsi Jabar hasil Pileg 2019 berjumlah 120 orang, terdiri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 25 kursi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 21 kursi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 20 kursi, Partai Golongan Karya (Golkar) 16 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 12 kursi.

Selain itu, Partai Demokrat 11 kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) 7 kursi, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 4 kursi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3 kursi, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 1 kursi. Adapun berdasarkan jenis kelamin, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2019--2024 terdiri dari 97 laki-laki dan 23 perempuan.

Dalam perjalanannya ketika dibentuk Alat Kelengkapan Dewan, Nasdem bergabung dengan Perindo. Sementara itu, PPP bergabung ke Gerindra. Jadilah Fraksi Gerindra Persatuan menjadi fraksi paling gemuk dengan jumlah 28 anggota.
 
*2024--2029*
Pileg 2024 menghasilkan Gerindra 20 kursi, PKS 19 kursi, Golkar 19 kursi, PDI Perjuangan 17 kursi, PKB 15 kursi, Partai Demokrat 8 kursi, Nasdem 8 kursi, PAN 7 kursi, PPP 6 kursi, dan PSI 1 kursi.

Gerindra pada periode 2024--2029 mematahkan mitos bahwa di DPRD Provinsi Jabar tak pernah ada partai yang menang secara berturut-turut. Hal itu terbantahkan dengan perolehan Gerindra 20 kursi setelah pada periode sebelumnya menjadi pemenang dengan 25 kursi.

Dengan jumlah anggota DPRD yang 25 orang Gerindra mengendalikan pertarungan dari markas barunya yang sangat representatif di Jl Tentara Pelajar. Dengan demikian, partai yang didirikan menjelang Pemilu 2009 itu pun tidak dipandang sebelah mata oleh partai lain.

Hasilnya? Gerindra tetap berhak memiliki Ketua DPRD Provinsi Jabar. Meskipun menjadi pemenang, Gerindra kehilangan 5 kursi. Dari 20 kursi sisa yang ada, 14 diisi petahana plus 6 wajah baru. 

Selain itu, perbedaan jumlah kursi dengan pemenang ke-2 dan ke-3 menjadi hanya 1 kursi saja. Lalu, pertai-partai lain pun perolehan kursinya naik cukup signifikan, semisal Golkar dari 16 menjadi 19 dan Nasdem dari 4 menjadi 8.

Ada PR berikutnya bagi Gerindra, yakni menempatkan kader terbaiknya di setiap pos AKD yang ditempati. Bagaimanapun mereka akan menjadi etalase Gerindra. Sebenarnya ada dua institusi yang menjadi pertaruhan dari penempatan kader Gerindra, yakni Partai Gerindra itu sendiri dan DPRD Provinsi Jawa Barat.

Mampukah Gerindra tidak hanya mematahkan mitos, tetapi juga memberikan sumbangsih terbaiknya terhadap Provinsi terbesar di negeri ini? Kita tunggu kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra karena mayoritas penempatan itu ditetapkan dengan Surat Keputusan DPP Gerindra di Jakarta.

17 Apr 2024

Ponpes Al-Islah 2 gelar acara Halal bihalal dan temu kangen Alumnus MAN 82

INDOMEDIANEWS - Temu kangen dan halal bihalal  Alumnus MAN ( Madrasah Aliyah Negeri ) Buntet Pesantren angkatan 1982 digelar di Ponpes Al-islah 2 Buntet, Kecamatan Astanajalura, Kabupaten Cirebon, Rabu,17/04/2024.

Acara yang digagas pim ponpes Al-islah 2 Gus Sozu sebagai upaya mempererat tali silaturahmi dan saling bertukar ceritra antar alumnus berjalan dengan penuh hikmat.

Dalam penuturannya, KH. Soleh Zuhdi atau yang akrab disapa Gus Sozu menuturkan perlunya ikatan persaudaraan tang terus terjaga.

"Sesama alumnus harus terus berupaya untuk menjalin silaturahmi sekaligus mrmpererat persaudaraan, bertepatan dengan sawalan atau yang akrab ditelinga dengan sebutan bada kupat atau lebaran ketupat dimana acara ini dilaksanakan satu minggu setelah hari Raya Idul Fitri, tentunya kita semua berharap agar diantara kita saling memaafkan dan saling berbagi ceritra, semoga dengan dilaksanakannya acara temu kangen dan halal bihalal ini ikatan silaturahmi dan persaudaraan akan terjalin selamanya" tuturnya.

Lebih lanjut Gus Sozu menuturkan, sebagai manusia tentunya tidak luput dari kesalahan baik disengaja maupun tidak.

"Selama Ramadhan kita melaksanakan ibadah puasa, dan ditutup dengan melaksanakan solat Idul Fitri secara bersama, semoga dengan seluruh kegiatan yang kita laksanakan selama Ramadhan hingga pelaksanaan syawalan ini, bisa menjadikan kita sebagai manusia yang lebih baik, dan dikesempatan ini, ijinkan kami secara pribadi maupun kelembagaan dalam hal ini Yayasan Ibnu Zuhdi Ponpes Al-Islah 2 menghaturkan Minalaizhin walfaizhin, Mohon maaf lahir batin" pungkasnya. ( 1c)

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

oleh
Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat


Air merupakan anugerah Tuhan yang sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan umat manusia. Dengan air tumbuhan akan menjadi tumbuh subur dan biasanya daunnya menjadi rimbun. Lalu tumbuhan itu akan menghasilkan buah. Pada akhirnya buah yang ada mayoritas dikonsumsi oleh umat manusia.

Air juga akan menjadikan beraneka satwa hidup dan beranak-pinak sebagai hasil dari berkembang biak. Lantas, mayoritas hewan-hewan itu --apalagi hewan ternak-- dagingnya menjadi santapan manusia. Bahkan, banyak pula hewan yang menjadi santapan hewan lainnya. Hewan--hewan di bumi ini juga membutuhkan air. Jadi, air memang dibutuhkan oleh hewan maupun tumbuhan.

Manusia pun membutuhkan air. Kadar air di dalam tubuh manusia saja adalah sekitar 70%. Bisa dibayangkan jika tubuh manusia kekurangan air. Pasti manusia itu akan kurus kering dan jka terus dibiarkan bisa jadi akan mempercepat kematian. Sekali lagi, itu menunjukkan bahwa air memiliki peran dan fungsinya yang sangat strategis.

Oleh karena itulah, air harus dijaga kualitasnya agar tidak tercemar. Dengan kualitas air yang baik, apalagi tidak tercemar, bisa dipastikan manfaatnya pun aan menjadi lebih optimal. Namun, manusia banyak khilafnya. Bahkan, ada pencemaran yang disengaja/disadari dan ada pula yang tak disengaja/tak disadari sepenuhnya.

Mengingat begitu kompleksnya masalah kualitas dan pencemaran air, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berusaha mengaturnya supaya lebih baik. Maka, lahirlah Perda Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Judul Perda tersebut sebenarnya bisa dipersingkat hanya "Pengendalian Pencemaran Air" atau "Pengelolaan Kualitas Air" karena Pengelolaan Kualitas Air merupakan salah satu langkah dalam upaya Pengendalian Pencemaran Air. Pada intinya, judul manapun yang digunakan cukup satu saja.

Selain Perda Nomor 3 Tahun 2004 Tetang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sebenarnya Provinsi Jawa Barat telah pula memiliki Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Air Tanah. 

Perda Nomor 1 Tahun 2017 memang lebih fokus pada pengaturan air tanah dalam. Hal ini menunjukkan bahwa ada hal-hal strategis dan teknis yang harus diatur untuk mengelola, mengendalikan, dan menanggulangi pencemaran air.

Namun, air secara keseluruhan memang harus dikendalikan kualitasnya. Selain itu, air juga harus senantiasa dijaga agar tidak tercemar. Dengan demikian, air akan memberi manfaat kepada seluruh umat manusia secara lebih baik pula. Air yang kualitasnya baik dan tidak tercemar bukan hanya akan berguna bagi manusia, hewan dan tumbuhan pun bisa dipastikan tidak akan terganggu. 

Kiranya alam memang harus dijaga kelestariannya supaya memberi manfaat untuk kelestarian segenap makhluk hidup secara keseluruhan. Khusus bagi umat manusia, manfaat tersebut juga bukan hanya untuk generasi saat ini. Bukankah generasi mendatang pun membutuhkan air? Bukankah hak mereka pula untuk meikmati air yang kualitasnya baik dan tidak tercemar?