19 Apr 2022

Desa Panongan lor " Pionir penanaman satu juta pohon mangga"

INDOMEDIANEWSC- Mengusung tema " kerja bersama untuk Nusantara tercinta" diharapkan akan mampu menciptakan kreasi dan kreatifitas tidak terbatas.

Hal ini disampaikan Kuwu Desa Panongan Lor, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Agus Syamsah, saat memaparkan peran Desa dalam acara pembukaan penanaman satu juta pohon mangga, Senin, 18/04/2022.

"Peran Pemerintah Desa sangatlah berpengaruh dalam menentukan maju mundurnya sebuah pembangunan, baik itu Sumber daya Manusia, Sosial, perekonomian maupun hal lainnya, termasuk salah satunya adalah program penanaman sejuta pohon mangga, diharapkan ini merupakan salah satu trobosan atau kreasi yang akan mampu mengangkat perekonomian masyarakat secara menyeluruh" tuturnya.

Sementara itu, Bupati Cirebon, Drs. H.Imron, M.Ag  yang hadir dalam acara tersebut, selain meresmikan program penanaman sejuta pohon, sekaligus melaksanakan penanaman pohon mangga secara simbolis, dilahan tanah Desa yang lokasinya tidak terlalu jauh dari kantor Desa setempat.
Dalam pemaparannya, Imron, mengharapkan Program sejuta pohon ini akan mampu mendongkrak perekonomian warga.

"Kami sangat mendukung adanya program penanaman sejuta pohon mangga di Kabupaten Cirebon, hususnya di Desa Panongan lor, sebagai pionir atau yang perdana melaksanakan program penanaman pohon mangga, tentunya dengan adanya program ini diharapkan mampu mendongkrak perekonomian sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, yang terpenting kedepannya Cirebon mampu menjadi salah satu sentra buah mangga yang tidak menutup kemungkinan bisa menjadi komoditas ekspor bahkan bisa menjadi salah satu aikon di Kabupaten Cirebon" tutur Imron.

Di hari yang sama, saat disinggung terkait adanya dugaan pungli di salah satu Kecamatan Di Kabupaten Cirebon, perihal pembuatan KTP/KK, dirinya hanya menjawab singkat.

" Saya tidak tahu adanya hal tersebut, bahkan saya baru mendengarnya kali ini" jelasnya.

Saat media menanyakan langkah apa yang akan dilakukan Bupati jika terbukti adanya pungli, Imron , menegaskan.

"Yang pasti jika hal tersebut benar dan terbukti adanya pungli, akan kami lakukan tindakan berupa sangsi sesuai dengan aturan yang berlaku" pungkasnya ( 1c)

18 Apr 2022

Kuwu Cipeujeuhwetan " mesin gesek masih di E Warung lama" ini kendala

INDOMEDIANEWSC- Mesin gesek uang untuk pengambilan penyaluran Bansos yang masih ditangan pengelola E Warung dimasa Pemerintahan Kuwu terdahulu, dikeluhkan Kuwu Desa Cipeujeuh wetan, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Cecep Supriyatna.

Ditengah pelaksanaan pembagian BLT Migor  (minyak goreng- red ) dan BPNT ( Bantuan pangan Non Tunai) di Aula kantor Desa setempat,  Senin, 18/04/2022, dirinya menuturkan kepada IM, bahwa pihaknya merasa kesulitan untuk mencairkan bantuan sosial, dikarenakan terkendala mesin gesek uang.

"Mesin edisi atau mesin untuk mendata guna mencairkan bansos dari masanya pemerintahan Kuwu terdahulu (Prapto-red) hingga saat ini masih belum ada di pihak kami , masih tersebut masih ada di pengelola E warung yang dulu, sementara saat ini E warungnya sudah diganti, sementara saat kami pinta mesin edisi tersebut, tidak diberikan oleh E warung yang terdahulu dengan dalih bukan milik Kuwu, ini kan jelas menjadi penghambat, dan kami akan coba berkomunikasi dengan berbagai pihak agar bisa dicarikan solusi terbaik" tuturnya 

Ditengah penyaluran Bansos berupa BLT Migor dan BPNT, Cecep menuturkan, agar bantuan teesebut bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Ada sebanyak 800 KPM ( Keluarga Penerima Manfaat ) yang menerima BPNT dan BLT minyak goreng, dengan rincian untuk BPNT sebesar Rp.200. 000 berupa sembako dan BLT Migor berupa uang kas sebesar Rp.300.000 jadi total bantuan yang diterima warga sebesar Rp.500.000" pungkasnya ( 1c)

15 Apr 2022

Sahur Bareng Warga, Bupati Cirebon Bagikan Bantuan

INDOMEDIANEWSC- Sahur On The Road dan Ngobrog Sahur yang dilakukan Bupati Cirebon, Imron, Jumat dini hari (15/4/2022), mendapat apresiasi masyarakat sekitar.  Beberapa masyarakat yang sempat mendapatkan bingkisan di bunderan Kedawung, mengaku kaget. Pasalnya, dia tidak menyangka kalau yang membagi-bagikan bingkisan itu adalah Bupati Imron dan istrinya.

"Awalnya saya kaget karena pas lagi ngumpul-ngumpul, tiba-tiba ada beberapa mobil berhenti. Eh, ternyata yang turun Pak bupati sama ibu. Kita diberi bingkisan nih, dalamnya minyak goreng, beras dan mie instan," aku warga di sekitar bunderan Kedawung bernama Wanto.

Tim Bupati terus bergerak, dan kembali membagikan bingkisan di bunderan Plered dan bunderan Pasar Minggu. Lokasi-lokasi tersebut memang sering dijadikan kongkow warga sekitar. Begitupun dengan bantuan yang diberikan di seputar Pasar Palimanan. Mereka mengaku senang, karena bantuan yang diberikan bisa meringankan beban seperti kondisi saat ini.

"Cukup membantu ditengah situasi yang  serba sulit seperti sekarang ini," kata warga lainnya.

Usai membagikan bingkisan, Imron kembali bergerak menuju ke Desa Jatianom Kecamatan Susukan. Di Mesjid Nurul Mubin, Imron bersama pengurus Masjid mengadakan sahur bersama. Namun sebelum sahur, bupati memberikan bantuan stimulan sembako kepada pengurus DKM.

"Acara ini kami selenggarakan untuk membantu masyarakat sekitar. Tidak itu saja, ini supaya saya sebagai bupati juga lebih sering berinteraksi dengan masyarakat. Mohon maaf kalau saya belum bisa menjangkau semuanya," kata Imron.

Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah, rombongan kembali bergeser. Masih di desa yang sama, Imron kembali memberikan bantuan stimulan sembako di Masjid Al Muttaqien. Tidak itu saja, bupati juga memberikan bantuan Rutilahu untuk 3 rumah yang dianggap sudah tidak layak.

"Semoga semua bantuan yang kami berikan, manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. Saya juga mengajak kepada semua masyarakat yang mempunyai harta berlebih, untuk bisa membantu sesama," jelasnya.

Sementara itu Camat Susukan, Carsono, mengaku bangga karena wilayahnya merupakan kecamatan pertama yang dikunjungi dalam program tersebut. Carsono juga mengaku, akan terus mendukung program kerja Bupati Cirebon, baik saat ini maupun program yang akan datang.

"Ini adalah penghormatan yang luar biasa dari bupati untuk masyarakat Kecamatan Susukan. Kami selalu siap mendukung program kerja bapak, baik saat ini maupun kedepannya," tukas Carsono (lisdis)

14 Apr 2022

Babad Cirebon " Cerita anak putu"

Kerajaan Cirebon merupakan sebuah kerajaan bercorak Islam ternama yang berasal dari Jawa Barat. Kesultanan Cirebon berdiri pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Kesultanan Cirebon juga merupakan pangkalan penting yang menghubungkan jalur perdagangan antar pulau. Kesultanan Cirebon berlokasi di pantai utara pulau Jawa yang menjadi perbatasan antara wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, ini membuat Kesultanan Cirebon menjadi pelabuhan sekaligus “jembatan” antara 2 kebudayaan, yaitu budaya Jawa dan Sunda.

Sehingga Kesultanan Cirebon memiliki suatu kebudayaan yang khas tersendiri, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi oleh kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

 

Sejarah Kerajaan Cirebon dan Timbulnya Keempat Keraton di CirebonSEJARAH KERAJAAN CIREBON

Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Cirebon mulanya adalah sebuah dukuh kecil yang awalnya didirkan oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah perkampungan ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran).

Dinamakan Caruban karena di sana ada percampuran para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, latar belakang dan mata pencaharian yang berbeda. Mereka datang dengan tujuan ingin menetap atau hanya berdagang.

Karena awalnya hampir sebagian besar pekerjaan masyarakat adalah sebagai nelayan, maka berkembanglah pekerjaan lainnya, seperti menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai yang bisa digunakan untuk pembuatan terasi. Lalu ada juga pembuatan petis dan garam.

Air bekas pembuatan terasi inilah akhirnya tercipta nama “Cirebon” yang berasal dari Cai(air) dan Rebon (udang rebon) yang berkembang menjadi Cirebon yang kita kenal sekarang ini.

Karena memiliki pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari pedalaman, Cirebon akhirnya menjadi sebuah kota besar yang memiliki salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa.

Pelabuhan sangat berguna dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan seluruh Nusantara maupun dengan negara lainnya. Selain itu, Cirebon juga tumbuh menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat.

Sejarah Kerajaan Cirebon dan Timbulnya Keempat Keraton di Cirebon

PENDIRIAN DAN SILSILAH RAJA KERAJAAN CIREBON

Pangeran Cakrabuana (1430 – 1479) merupakan keturunan dari kerajaan Pajajaran. Ia adalah putera pertama dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dan istri pertamanya yang bernama Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa). Raden Walangsungsang(pangeran Cakra Buana) meiliki dua orang saudara kandung, yaitu Nyai Rara Santang dan Raden Kian Santang.

Sebagai anak laki-laki tertua, seharusnya ia berhak atas tahta kerajaan Pajajaran. Namun karena ia memeluk agama Islam yang diturunkan oleh ibunya, posisi sebagai putra mahkota akhirnya digantikan oleh adiknya, Prabu Surawisesa (anak laki-laki dari prabu Siliwangi dan Istri keduanya yang bernama Nyai Cantring Manikmayang).

Ini dikarenakan pada saat itu (abad 16) ajaran agama mayoritas di Kerajaan Pajajaran adalah Sunda Wiwitan (agama leluhur orang Sunda) Hindu dan Budha.

Pangeran Walangsungsang akhirnya membuat sebuah pedukuhan di daerah Kebon Pesisir, mendirikan Kuta Kosod (susunan tembok bata merah tanpa spasi) membuat Dalem Agung Pakungwati serta membentuk pemerintahan di Cirebon pada tahun 1430 M.

Dengan demikian, Pangeran Walangsungsang dianggap sebagai pendiri pertama Kesultanan Cirebon.\Pangeran Walangsungsang, yang telah selesai menunaikan ibadah haji kemudian disebut Haji Abdullah Iman. Ia lalu tampil sebagai “raja” Cirebon pertama yang memerintah kerajaan dari keraton Pakungwati dan aktif menyebarkan agama Islam kepada penduduk Cirebon.

Pendirian kesultanan Cirebon memiliki hubungan sangat erat dengan keberadaan Kesultanan Demak.

Keinginan Nelayan di Cirebon, Bakal Dikabulkan Jokowi

INDOMEDIANEWSC-  Keinginan sejumlah nelayan di Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, bakal direalisasikan oleh Presiden Joko Widodo. 

Saat melakukan kunjungan ke Desa Bandengan, Jokowi yang didampingi oleh Gubernur Jabar, Bupati Cirebon dan sejumlah menteri, menerima langsung keluhan dari para nelayan. 

Dua keluhan yang disampaikan oleh para nelayan di Desa Bandengan, yaitu terkait pendangkalan sungai dan kesulitan mendapatkan solar. 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Presiden akan segera menyelesaikan permasalahan tersebut. 

Terkait pendangkalan sungai, Presiden sudah menginstruksikan langsung kepada Menteri PUPR, yang juga ikut dalam kunjungan tersebut. Presiden meminta untuk langsung dilakukan pengerukan. 

"Terkait pendangkalan, presiden sudah meminta kepada PUPR untuk melakukan pendalaman (pengerukan) dan pembersihan sungai," kata Emil, Rabu 13 April 2022. 

Selain masalah pendangkalan sungai, nelayan juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM jenis solar. 

Untuk masalah tersebut, presiden juga sudah meminta kepada menteri BUMN, untuk bisa membangun SPBN untuk nelayan. 

"Sehingga nanti tidak antre dengan yang ada di darat," ujar Emil. 

Bupati Cirebon, Imron,  mengucapkan terimakasih atas beberapa solusi yang akan diberikan oleh Jokowi, terhadap masalah yang dihadapi oleh para nelayan. 

Imron mengatakan, Presiden sudah berjanji akan menindaklanjuti dua masalah yang disampaikan oleh para nelayan, yaitu terkait pengadaan solar dan pendangkalan. 

" Pak Presiden sudah berjanji akan menindaklanjuti, keluhan yang disampaikan oleh para nelayan," katanya. (1b)

12 Apr 2022

Pencairan Siltap dicicil " jika bisa cepat jangan diperlambat"

INDOMEDIANEWSC- Edi Suhaedi, Kuwu Desa Buntet, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, menyayangkan lambatnya pencairan Siltap ( penghasilan tetap) ditambah adanya aturan yang kerap menghambat pencairan.

Hal ini disampaikan kepada IM di ruang kerjanya, Selasa, 12/04/2022. 
" Siltap merupakan penghasilan tetap yang idealnya dicairkan setiap bulan dengan tanggal yang sudah ditentukan, selain itu tidak perlu juga dalam setiap pencairan harus melalui pengajuan terlebih dahulu, mungkin tidak salah harus ada pengajuan, tapi menurut hemat kami cukup 1 tahun sekali, ini perlu dilakukan agar tidak ada kesan negatif" tuturnya.

Lebih lanjut Edi, menuturkan, bahwa keterlambaran pencairan siltap selalu terjadi di setiap tahun.

" Tahun ini 4 Bulan Pihak Pemdes menanti turunnya siltap, ditambah tidak adanya Anggaran lainnya,  sementara selama januari hingga April banyak sekali program yang harus mengeluarkan Anggaran, ini mau tidak mau memberatkan pihak Desa, oleh karenanya kami meminta kepada pihak terkait agar mempermudah segala bentuk Anggaran yang pasti berdampak pada maju mundurnya pemerintah Desa, yang harus dipertegas,  jangan jadikan Perbub atau apapun namanya terkesan menjadi sebuah penghambat, kalau bisa cepat kenapa harus diperlambat" pungkas Edi.

Sementara itu, banyak selentingan , bahwa diduga ada pihak-pihak yang sengaja memperlambat pencairan Anggaran, dengan tujuan mendapat keuntungan. Ini pula yang dituturkan salah seorang aktifis LSM BIN ,Agus, terkait lambatnya pencairan Anggaran.

" seharusnya ada instansi atau Dinas yang husus mengawasi persoalan Anggaran, ini perlu dilakukan agar tidak timbul dugaan adanya kesengajaan dari pihak atau oknum  tertentu yang sengaja mencari keuntungan, logikanya sangat mudah, semisal kalau saya punya uang lebih, maka bagaimana caranya agar uang tersebut terus berkembang, salah satunya adalah mendepositokan, toh Uang tetap aman dan menghasilkan, jadi tidak.masuk keranah Hukum, karena tidak masuk ranah Hukum dan lemahnya pengawasan atau sangsi, maka Budaya pengendapan Anggaran akan terus ada" tuturnya. (1c)