7 Apr 2022

Diduga pungli KTP/KK " ada apa di Mundu"

INDOMEDIANEWSC- Pungutan Liar (Pungli) sepertinya hal lumrah yang terjadi di kantor pelayanan publik. Salah satunya di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, yang diduga melakukan pungli untuk mengurus administrasi kependudukan.

Menurut Kuwu Desa Mundu pesisir Khaerudin, masyarakat yang mengurus Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP El) dan Kartu Keluarga (KK) dikenakan biaya antara Rp 15.000-25.000.

 "Kami merasa terbebani oleh  adanya dugaan pungli yang terjadi. Karena selama ini, pelayanan di desa gratis dan setahu saya, tidak ada yang namanya biaya administrasi dalam mengurus KTP dan KK," tuturnya  usai acara di kecamatan setempat, Rabu, 6/4/2022.

Kuwu yang baru dilantik Desember 2021 ini menjelaskan, dalam visi dan misi saat pencalonan tentunya akan meningkatkan pelayanan masyarakat, salah satunya gratis bagi warga yang mengurus KTP dan KK. Tapi ketika ada informasi di kecamatan membayar biaya administrasi, sangat membebani pihak desa. 

"Mari kita kroscek bersama untuk siapa uang administrasi tersebut. Apakah dari oknum desa, kecamatan maupun Disdukcapil. Sepertinya pungli ini sudah berlangsung lama, sehingga bila ada yang terlibat, proses sesuai kesalahannya, agar ada efek jera bagi yang bersangkutan," jelasnya.

Masih dikatakan Khaerun, sebagai salah satu kecamatan yang dapat mencetak langsung KTP dan KK, semestinya bebas pungli. Akan tetapi yang terjadi  justru  terkesan memanfaatkan program tersebut. 

"Terobosan Pemda untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan KTP dan KK di kecamatan sangat bagus, namun harus diberengi dengan bebas pungli. Kasihan masyarakat yang tahunya gratis untuk membuat KTP dan KK di kecamatan, tapi malah ada biaya administrasi," ujarnya.

Dirinya mengharapkan, tidak ada lagi pungli dalam mengurus KTP dan KK. 

"Pihak kecamatan dan Disdukcapil, harus bertindak tegas bila ada oknum yang terlibat dan pihak desa, juga akan melakukan kroscek," tuturnya.

Menanggapi hal  tersebut, Camat Mundu H Anwar Sadat , saat dikonfirmasi lewat WA, hanya menjawab singkat   

 "Kami akan lakukan klarifikasi terkait info tersebut" tuturnya singkat.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Nurholis, sangat prihatin adanya pungli di kecamatan ini. 

"Saya kaget ketika ada dugaan pungli dalam mengurus KTP dan KK. Padahal, sudah dibiayai pemerintah daerah dan pusat. Apapun jenisnya, tidak ada yang namanya biaya administrasi untuk mengurus KTP dan KK," tegasnya.

Dirinya menambahkan, akan komunikasi langsung dengan Disdukcapil mengenai permasalahan ini. 

"Semoga tidak ada lagi pungli saat warga mengurus KTP dan KK, jika ada berarti oknum yang harus ditindak," imbuh Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon ini. (1b)

Situs Makam Sanga " mistri terpendam"

INDOMEDIANEWSC - Misteri makam sanga yang berada di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, hingga kini masih tertutup tirai yang terus menjadi perbincangan banyak orang.

Keberadaan makam sanga yang letaknya tidak jauh dari salah satu makam yang di keramatkan warga sekitar ( Ki Buyut Demang)  hingga kini seakan menjadi mistri abadi , hal ini disampaikan penjaga makam Sanga ( Kang Ujang-red) kamis, 07/04/2022.

" saya bertugas menjaga dan merawat makam sanga sejak  Tahun 2016 hingga saat ini, mengenai banyak orang yang bertanya masalah makam sanga, kami sendiri tidak mengetahui dengan pasti, karena makam sanga tersebut baru diketahui keberadaannya  kurang lebih pada tahun 2014, namun demikian banyak warga Masyarakat yang meyakini bahwa makam sanga termasuk salah satu makam keramat, yang mungkin juga merupakan murid dari pada Ki Buyut Demang atau bisa juga merupakan pasukan atau prajurit dari kerajaan yang ada di Cirebon" tuturnya.

Bahkan Ujang menuturkan, pihaknya bersama beberapa warga setempat setiap bulan sekali selalu melaksanakan kegiatan bersih- bersih di area makam, baik makam sanga maupun makam ki Buyut Demang.

" Masyarakat Kanci kulon selalu melakukan udunan untuk pemeliharaan area makam, karena ini sudah menjadi kewajiban bagi kami untuk menjaga keberadaan makam keramat yang kerap kali dijadikan tempat ziarah , baik oleh warga sekitar maupun warga yang datang dari luar daerah Cirebon, hanya saja kami berpesan untuk para penziarah agar jangan meminta selain kepada Allah, Ziaroh kesini hanya sifatnya silaturahmi, dan satu pesan kami bagi para penziarah dilarang membawa apapun yang ada di sekitar area makam, baij berupa batu maupun tanah" pungkas Ujang  (1c)


6 Apr 2022

Keramat Nyi Buyut Kaisem " Makom tanpa atap"

INDOMEDIANEWSC - Beberapa Patilasan atau makom keramat yang ada di beberapa tempat , tidak selalu diketahui oleh halayak umum, salah satunya adalah Makom keramat Nyai Buyut Kaisem, yang berada di Dusun 1 RT 1/1 Desa Lemahabang kulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon.

Makom yang berada dalam sebuah kuta tanpa atap penutup tersebut, merupakan salah satu makom yang telah berusia ratusan tahun dan kerap dijadikan tempat ziarah oleh warga Masyarakat dari berbagai Daerah.

Hal tersebut dituturkan Warga setempat yang tidak bersedia dicantumkan identitasnya, menjelaskan bahwa banyak warga yang berkunjung atau ziarah ke makam Nyai Buyut Kaisem.

" tidak jarang warga dari luar daerah yang melakukan ziarah di makom ini, bahkan boleh dibilang hanya sedikit warga sekitar yang  mengetahui keberadaan makom Nyai Buyut Kaisem, dan konon menurut beberapa ceritra dari para orang tua, Nyi Buyut ini merupakan sosok yang welas asih, hingga kemungkinan karomahnya masih banyak dirasakan oleh para penziarah, Wallahua'lam" ujarnya.

Sayangnya, situas ziarah Nyi Buyut Kaisem, terkesan kurang mendapat perawatan hingga terlihat sedikit kumuh, Makom yang berjarak kurang lebih 2KM dari pusat Pemerintahan Desa Lemahabang kulon tersebut diharapkan bisa dijadikan salah satu situs keramat hingga membuat generasi muda tidak kehilangan sejarah. Makom Nyibuyut hanya dikelilingi oleh tembok setengah badan tanpa adanya atap, yang konon hal ini terjadi sudah sejak adanya makom tersebut.

" dari cerita yang kami tererima, bahwa sejak dulu katanya Makom Nyi Buyut tidak mau untuk diberi atau dibangunkan atap, tentang mengapa demikian kami pun tidak ada yang tahu persis" Tutur Endra, Kasatgas Desa setempat, Rabu, 06/04/2022. (1c)

BAZ Kabupaten Cirebon Salurkan Bantuan Senilai Rp107 juta

INDOMEDIANEWSC- Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Cirebon, kembali menyalurkan bantuan dengan nilai sekitar Rp107 juta. Nilai sebesar itu diperuntukkan untuk berbagai macam bantuan, seperti pembelian kursi roda bagi penyandang disabilitas. Juga untuk bantuan pesantren, rutilahu dan beasiswa anak tidak mampu.

"Saya sangat mengapresiasi kinerja BAZ Kabupaten Cirebon yang terus mendistribusikan bantuan BAZ, untuk kegiatan sosial. Setidaknya, anggaran yang disalurkan sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar," ujar Bupati Cirebon, Imron, usai menghadiri kegiatan tersebut, Rabu (6/4/2022).

Menurutnya, selama BAZ Kabupaten Cirebon berdiri, banyak sekali bantuan yang sudah disalurkan kepada masyarakat Kabupaten Cirebon. Ini merupakan bentuk manajemen yang baik dalam pengelolaan dan penyaluran BAZ di Kabupaten Cirebon.

"Manajemen BAZ Kabupaten Cirebon memang sangat baik, sehingga penyalurannya juga tepat sasaran. Untuk itu, saya menghimbau kepada seluruh ASN di Kabupaten Cirebon untuk tetap menyalurkan zakatnya lewat BAZ ini," ungkap Bupati.

Bupati menyebutkan, memang masih banyak warga Kabupaten Cirebon yang perlu dibantu lewat dana BAZ. Namun tetap, harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi anggaran hasil zakat yang sudah terkumpul. Untuk itu, dirinya meminta kepada pengurus BAZ Kabupaten Cirebon, supaya bisa mengelola BAZ dengan baik dan mendistribusikan sesuai kebutuhan di lapangan.

"BAZ juga maunya bantuan yang disalurkan bisa dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Cirebon yang kurang mampu. Tapi kembali lagi ke pihak BAZ, karena saya yakin mereka lebih tahu buat siapa dan buat apa saja anggaran BAZ ini akan disalurkan," jelas Imron.

Sementara itu, Wakil Ketua BAZ Kabupaten Cirebon, M. Sirojuddin mengatakan, bantuan tersebut merupakan pendistribusian tahap pertama. Namun kedepan akan melakukan pendistribusian secara periodik. Dia juga tidak menampik, pemasukan terbesar BAZ dari zakat ASN yang ada di Kabupaten Cirebon.

"Kedepan kami akan melakukan pendistribusian secara periodik. Tapi harus kami akui, pemasukan BAZ terbesar BAZ Kabupaten Cirebon ya dari zakat ASN. Pastinya anggaran ini kami kelola secara transparan dan akuntabel," tukasnya. (Lisdis)

APBD JABAR DALAM LKPJ 2021:SINERGI DI TENGAH PANDEMI

oleh 
Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat
Anggota Pansus LKPJ Jabar Tahun Anggaran 2021

APBD Jawa Barat pada tahun 2021 ternyata cukup mencengangkan. Betapa tidak, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jabar pada LKPJ tahun anggaran 2021 menunjukkan angka-angka yang fantastis dan perlu pencermatan lebih lanjut.

Pendapatan Daerah mencapai Rp 36,99 triliun atau 102,41% dari target yang ditetapkan. Tiga sumber utama Pendapatan Daerah menunjukkan pelampauan target yang cukup fantastis. Ketiganya adalah Total Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp 20,33 triliun atau 103,99% dari target Rp 19,55 triliun; Total Pendapatan Transfer  yang mencapai Rp 16,60 triliun atau 100,47% dari target Rp 16,52 triliun; dan Total Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp 52,1 miliar atau 127,43% dari target Rp 40,88 miliar.

Kontributor utama Total Pendapatan Asli Daerah (PAD)  adalah Penerimaan Pajak Daerah yang mencapai Rp 18,84 triliun atau 104,80% dari target Rp 17,98 triliun. Tiga sumber PAD lainnya tidak mencapai target, yakni Penerimaan Retribusi Daerah terealisasi Rp 43,26 miliar (99,79%), Penerimaan Dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp 414,78 miliar (99,87%), dan Lain-lain PAD yang Sah Rp 1,02 triliun (92,52%).

Total Belanja Daerah terealisasi Rp 37,47 triliun (95,03%). Belanja Operasi terealisai Rp 23,38 triliun (97,37% dari target Rp 24,01 triliun. Belanja Modal terealisai Rp 2.04 triliun (78,46% dari target Rp 2,60 triliun, Belanja Tidak Terduga terealisai Rp 261,34 miliar (63,76% dari target Rp 409,90 miliar, dan Belanja Transfer terealisai Rp 11,77 triliun (95,02% dari target Rp 12,39 triliun).

Adapun Pembiayan Daerah mencapai Rp 3,05 triliun (92,30% dari target Rp 3,30 triliun). Tampaknya angka-angka tersebut menjadi angka tertinggi karena pada APBD Jabar Tahun Anggaran 2022 angkanya terkoreksi cukup dalam.

Angka Penerimaan Pembiayaan itu merupakan terbesar kedua karena pernah terjadi Silpa Rp 4,5 triliun. Namun, kali ini Silpa hanya Rp 1,27 triliun. Justru kontibutor terbesar adalah Rp 1,88 triliun merupakan Pinjaman Daerah (utang dalam rangka PEN dari PT SMI). Pinjaman dari PT SMI ini merupakan termin kedua setelah pada tahun 2020 dalam APBD Perubahan Jabar juga meminjam dengan pola yang sama sebesar Rp 1,8 triliun.

Ada hal menarik terkait Pinjaman Daerah pada tahun 2021. Pinjaman atau utang itu awalnya ditarget Rp 2,21 triliun dan sudah disepakati dalam APBD. Ternyata realisasinya hanya Rp 1,88 triliun. Bagaimana nasib selisih sekitar Rp 330 miliar itu? Dikembalikankah ke PT SMI?

Sayangnya lagi, meskipun menjadi penerimaan, ada dana yang seolah "tak terprediksi". Meskipun jumlahnya tidak cukup besar, yakni Rp 258,42 juta, dana ini seolah menjadi "kejutan" karena tidak ada target ketika penyusunan APBD 2021. Dana ini bersumber dari Penerimaan Dana Bergulir. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bukankah dana seperti itu semestinya terprediksi sejak awal?

APBD Jabar tahun 2021 berjalan di tengah pandemi Covid-19. Dibutuhkan sinergitas tuntas lintas batas. Dibutuhkan kerja sama dari semua stake holders untuk merealisasikan segala target yang telah dituangkan dalam RPJMD. Sudahkah itu dilakukan? Mari kita tunggu Pansus memberikan penilaian.

2 Apr 2022

Pasanggrahan " Syeh Syarif Abdurahman" Beringin

INDOMEDIANEWSC -Menurut cerita dari berbagai sumber,  sejarah desa Beringin Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, yaitu masa adanya tanah oro-oro, diperkirakan pada tahun 1828 M dipinggir kali Cimanis sebelah timur, adanya sebidang tanah oro-oro / tegalan hasil endapan kali Cimanis yang luasnya 3.500 Ha.

Setelah adanya tanah tegalan yang kosong itu maka datanglah orang-orang yang dari tetangga tegalan itu diantaranya dari desa Japura, Rawaurip dan lainnya, untuk bercocok tanam/guna tani  di tegalan tersebut. Lama kelamaan para pendatang tersebut sampai beberapa keluarga bermukim tetap sehingga tegalan itu menjadi satu kampung. Atas kesepakatan bersama para pemukim, ditengah kampung itu ditanami sebatang pohon Beringin. Yang lama kelamaan kampung tersebut diberi nama Kampung Beringin. Masa oro-oro hingga menjadi kampung ini lamanya ±217 tahun dan letaknyapun sudah pasti dipinggiran kali Cimanis.

Pada tahun 1841 malam senin, kampung tersebut dilanda banjir bandang, setelah airnya surut pada pagi harinya warga kampung tersebut menemukan seekor sapi jantan yang badannya belang, sesuai kesepakatan bersama para sesepuh, sapi tersebut disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga kampung.

Pada malam selasa setelah disembelihnya sapi tersebut, masyarakat kampung beringin dikagetkan oleh suara tanpa rupa dalam bahasa Cirebon “Heh.. wong kampung beringin, aja sambat kaniaya ngko malam jum’at bakal ana apa” (hai warga kampung beringin, awas nanti malam jum’at bakal ada apa). Setelah kejadian itu, para sesepuh desa menyebarkan keseisi kampung untuk mewaspadai barang kali terjadi apa-apa.

Tiba saatnya malam jum’at tengah malam terjadi banjir bandang  yang lebih besar lagi dan memporakporandakan seisi kampung Beringin, semuanya rata dengan tanah dan kembali seperti tegalan yang kosong seperti semula. Adapun  warga Beringin yang terbawa arus banjir banyak yang tersangkut di desa Japura lor.

Setelah melhat adanya tanah bekas kampung beringin menjadi lapang atau kosong kembali, maka orang-orang disekitarnya datang diantaranya Embah buyut Dawi dari Sigong juga dari desa Sarajaya, Kubangkarang, Japura, Rawaurip[, dan Bendungan. Sehingga lambat laun kampung tersebut menjadi kampung kembali dan namanya tidak berubah yaitu kampung Beringin dengan pimpinan pertama yaitu Embah Buyut Dawi hingga akhir hayatnya dan dimakamkan disebelah timur desa beringin yaitu Pasarean Blok Peu’eung (sampai sekarang masih ada).

Patilasan Syeh Sarip Abdurrahman

Sebelum terciptanya Desa Beringin sebagaimana diterangkan diatas. Alkisah Syeh Syarip Abdurrahman memohon ijin kepada gurunya untuk sabda giri ke Cirebon. Oleh gurunya diijinkan untuk geguru ke tanah Cirebon, dengan syarat syeh syarip Abdurahman harus melakukan pemenggalan dan langsung dipotong kepalanya kepada 100 (seratus) orang yang lewat di blok Dagang Samek Desa Rawaurip sebelah Utara tanah Desa Beringin sekarang.

Adapun gurunya syeh Syarip Abdurahman adalah Embah Sunan Kalijaga yang pada saat itu menjelma menjadi seorang kakek-kakek. Dengan segala kesaktiannya Embah Sunan Kalijaga menciptakan orang dari kepala sapu sebanyak 99 orang. Yang kesemuanya lewat dan dibegal juga dipotong kepalanya oleh Syeh Sarip Abdurahman, sedangkan orang ke-100 adalah beliau sendiri (Embah Sunan Kalijaga) tapi kali ini Syeh Sarip mendapatkan perlawanan yang sangat ketat, sehingga berimbang. Ketika berkelahi Embah Sunan Kalijaga tidak sengaja mencabut rumput teki. Embah sunan kalijaga menangis karena menyabut rumput itu ramput itu bukat karena tidak berani. Dan syeh syarip bertanya kepada Embah sunan Kalijaga “mengapa anda menangis? Takut mati atau kalah?” lalu kakek itupun menjawab “saya tidak takut kalah atau mati, tapi karena mencabut rumput secara tiba-tiba, tentu tuhan marah.”.

Sejak kejadian itu syeh sarip abdurahman pun ingin berguru kepada embah sunan kalijaga  namun di tolak oleh beliau. Pada waktu ketika syeh sarip abdurahman di kubur di pasarean desa beringin  dengan diatas kuburannya di tandai dengan teken ampel. Wallahua'lam.

Hingga saat ini banyak Masyarakat dari luar wilayah yang melakukan Ziarah ke makom Syeh Syarif Abdurahman, hususnya pada malam Jum"at. (1b)