6 Apr 2022

APBD JABAR DALAM LKPJ 2021:SINERGI DI TENGAH PANDEMI

oleh 
Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat
Anggota Pansus LKPJ Jabar Tahun Anggaran 2021

APBD Jawa Barat pada tahun 2021 ternyata cukup mencengangkan. Betapa tidak, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jabar pada LKPJ tahun anggaran 2021 menunjukkan angka-angka yang fantastis dan perlu pencermatan lebih lanjut.

Pendapatan Daerah mencapai Rp 36,99 triliun atau 102,41% dari target yang ditetapkan. Tiga sumber utama Pendapatan Daerah menunjukkan pelampauan target yang cukup fantastis. Ketiganya adalah Total Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp 20,33 triliun atau 103,99% dari target Rp 19,55 triliun; Total Pendapatan Transfer  yang mencapai Rp 16,60 triliun atau 100,47% dari target Rp 16,52 triliun; dan Total Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp 52,1 miliar atau 127,43% dari target Rp 40,88 miliar.

Kontributor utama Total Pendapatan Asli Daerah (PAD)  adalah Penerimaan Pajak Daerah yang mencapai Rp 18,84 triliun atau 104,80% dari target Rp 17,98 triliun. Tiga sumber PAD lainnya tidak mencapai target, yakni Penerimaan Retribusi Daerah terealisasi Rp 43,26 miliar (99,79%), Penerimaan Dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp 414,78 miliar (99,87%), dan Lain-lain PAD yang Sah Rp 1,02 triliun (92,52%).

Total Belanja Daerah terealisasi Rp 37,47 triliun (95,03%). Belanja Operasi terealisai Rp 23,38 triliun (97,37% dari target Rp 24,01 triliun. Belanja Modal terealisai Rp 2.04 triliun (78,46% dari target Rp 2,60 triliun, Belanja Tidak Terduga terealisai Rp 261,34 miliar (63,76% dari target Rp 409,90 miliar, dan Belanja Transfer terealisai Rp 11,77 triliun (95,02% dari target Rp 12,39 triliun).

Adapun Pembiayan Daerah mencapai Rp 3,05 triliun (92,30% dari target Rp 3,30 triliun). Tampaknya angka-angka tersebut menjadi angka tertinggi karena pada APBD Jabar Tahun Anggaran 2022 angkanya terkoreksi cukup dalam.

Angka Penerimaan Pembiayaan itu merupakan terbesar kedua karena pernah terjadi Silpa Rp 4,5 triliun. Namun, kali ini Silpa hanya Rp 1,27 triliun. Justru kontibutor terbesar adalah Rp 1,88 triliun merupakan Pinjaman Daerah (utang dalam rangka PEN dari PT SMI). Pinjaman dari PT SMI ini merupakan termin kedua setelah pada tahun 2020 dalam APBD Perubahan Jabar juga meminjam dengan pola yang sama sebesar Rp 1,8 triliun.

Ada hal menarik terkait Pinjaman Daerah pada tahun 2021. Pinjaman atau utang itu awalnya ditarget Rp 2,21 triliun dan sudah disepakati dalam APBD. Ternyata realisasinya hanya Rp 1,88 triliun. Bagaimana nasib selisih sekitar Rp 330 miliar itu? Dikembalikankah ke PT SMI?

Sayangnya lagi, meskipun menjadi penerimaan, ada dana yang seolah "tak terprediksi". Meskipun jumlahnya tidak cukup besar, yakni Rp 258,42 juta, dana ini seolah menjadi "kejutan" karena tidak ada target ketika penyusunan APBD 2021. Dana ini bersumber dari Penerimaan Dana Bergulir. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bukankah dana seperti itu semestinya terprediksi sejak awal?

APBD Jabar tahun 2021 berjalan di tengah pandemi Covid-19. Dibutuhkan sinergitas tuntas lintas batas. Dibutuhkan kerja sama dari semua stake holders untuk merealisasikan segala target yang telah dituangkan dalam RPJMD. Sudahkah itu dilakukan? Mari kita tunggu Pansus memberikan penilaian.

2 Apr 2022

Pasanggrahan " Syeh Syarif Abdurahman" Beringin

INDOMEDIANEWSC -Menurut cerita dari berbagai sumber,  sejarah desa Beringin Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, yaitu masa adanya tanah oro-oro, diperkirakan pada tahun 1828 M dipinggir kali Cimanis sebelah timur, adanya sebidang tanah oro-oro / tegalan hasil endapan kali Cimanis yang luasnya 3.500 Ha.

Setelah adanya tanah tegalan yang kosong itu maka datanglah orang-orang yang dari tetangga tegalan itu diantaranya dari desa Japura, Rawaurip dan lainnya, untuk bercocok tanam/guna tani  di tegalan tersebut. Lama kelamaan para pendatang tersebut sampai beberapa keluarga bermukim tetap sehingga tegalan itu menjadi satu kampung. Atas kesepakatan bersama para pemukim, ditengah kampung itu ditanami sebatang pohon Beringin. Yang lama kelamaan kampung tersebut diberi nama Kampung Beringin. Masa oro-oro hingga menjadi kampung ini lamanya ±217 tahun dan letaknyapun sudah pasti dipinggiran kali Cimanis.

Pada tahun 1841 malam senin, kampung tersebut dilanda banjir bandang, setelah airnya surut pada pagi harinya warga kampung tersebut menemukan seekor sapi jantan yang badannya belang, sesuai kesepakatan bersama para sesepuh, sapi tersebut disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga kampung.

Pada malam selasa setelah disembelihnya sapi tersebut, masyarakat kampung beringin dikagetkan oleh suara tanpa rupa dalam bahasa Cirebon “Heh.. wong kampung beringin, aja sambat kaniaya ngko malam jum’at bakal ana apa” (hai warga kampung beringin, awas nanti malam jum’at bakal ada apa). Setelah kejadian itu, para sesepuh desa menyebarkan keseisi kampung untuk mewaspadai barang kali terjadi apa-apa.

Tiba saatnya malam jum’at tengah malam terjadi banjir bandang  yang lebih besar lagi dan memporakporandakan seisi kampung Beringin, semuanya rata dengan tanah dan kembali seperti tegalan yang kosong seperti semula. Adapun  warga Beringin yang terbawa arus banjir banyak yang tersangkut di desa Japura lor.

Setelah melhat adanya tanah bekas kampung beringin menjadi lapang atau kosong kembali, maka orang-orang disekitarnya datang diantaranya Embah buyut Dawi dari Sigong juga dari desa Sarajaya, Kubangkarang, Japura, Rawaurip[, dan Bendungan. Sehingga lambat laun kampung tersebut menjadi kampung kembali dan namanya tidak berubah yaitu kampung Beringin dengan pimpinan pertama yaitu Embah Buyut Dawi hingga akhir hayatnya dan dimakamkan disebelah timur desa beringin yaitu Pasarean Blok Peu’eung (sampai sekarang masih ada).

Patilasan Syeh Sarip Abdurrahman

Sebelum terciptanya Desa Beringin sebagaimana diterangkan diatas. Alkisah Syeh Syarip Abdurrahman memohon ijin kepada gurunya untuk sabda giri ke Cirebon. Oleh gurunya diijinkan untuk geguru ke tanah Cirebon, dengan syarat syeh syarip Abdurahman harus melakukan pemenggalan dan langsung dipotong kepalanya kepada 100 (seratus) orang yang lewat di blok Dagang Samek Desa Rawaurip sebelah Utara tanah Desa Beringin sekarang.

Adapun gurunya syeh Syarip Abdurahman adalah Embah Sunan Kalijaga yang pada saat itu menjelma menjadi seorang kakek-kakek. Dengan segala kesaktiannya Embah Sunan Kalijaga menciptakan orang dari kepala sapu sebanyak 99 orang. Yang kesemuanya lewat dan dibegal juga dipotong kepalanya oleh Syeh Sarip Abdurahman, sedangkan orang ke-100 adalah beliau sendiri (Embah Sunan Kalijaga) tapi kali ini Syeh Sarip mendapatkan perlawanan yang sangat ketat, sehingga berimbang. Ketika berkelahi Embah Sunan Kalijaga tidak sengaja mencabut rumput teki. Embah sunan kalijaga menangis karena menyabut rumput itu ramput itu bukat karena tidak berani. Dan syeh syarip bertanya kepada Embah sunan Kalijaga “mengapa anda menangis? Takut mati atau kalah?” lalu kakek itupun menjawab “saya tidak takut kalah atau mati, tapi karena mencabut rumput secara tiba-tiba, tentu tuhan marah.”.

Sejak kejadian itu syeh sarip abdurahman pun ingin berguru kepada embah sunan kalijaga  namun di tolak oleh beliau. Pada waktu ketika syeh sarip abdurahman di kubur di pasarean desa beringin  dengan diatas kuburannya di tandai dengan teken ampel. Wallahua'lam.

Hingga saat ini banyak Masyarakat dari luar wilayah yang melakukan Ziarah ke makom Syeh Syarif Abdurahman, hususnya pada malam Jum"at. (1b)




Pemdes Beringin " buka lahan baru TPU"

INDOMEDIANEWSC- Pemerintah Desa Beringin, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, terus berupaya meningkatkan pelayanan terhadap warga Masyarakat dari berbagai aspek, salah satunya adalah membuka lahan baru untuk ketersediaan TPU ( tempat pemakaman umum) dengan melibatkan seluruh lapisan Masyarakat melalui udunan atau sumbangsih untuk membeli lahan yang dihibahkan bagi ketersediaan TPU.

Hal tersebut disampaikan Kuwu Desa Beringin, Agung Gunawan, saat melaksanakan agenda Jum'at bersih bersama para warga di komplek pemakaman umum Mbah Syarif Durahman, Jum'at 1/04/2022.

" kami dari pihak Pemerintahan Desa bersama warga Masyarakat secara swadaya melalui udunan membeli lahan seluas 27 M x 17 M, yang diperuntukan bagi penambahan lahan pemakaman, Alkhamdulillah, Tanah yang telah dibeli dan diwakafkan untuk kepentingan Masyarakat umum akhirnya bisa terealisasi, bersamaan dengan menjelang datangnya Bulan Ramadhan 1443 H, kami bersama-sama melakukan bersih- bersih di area pemakaman" tuturnya.

Lebih lanjut Agung, menuturkan, bahwa pihaknya akan terus berupa maksimal dalam membangun Desa kearah yang lebih baik.

" InsyaAllah, dengan adanya dukungan dan kerjasama dari seluruh Unsur, baik Lembaga Desa maupun warga Masyarakat, Desa Beringin akan lebih baik dalam berbagai hal positif, kami berupaya bukan hanya sebatas meningkatkan kinerja jajaran Perangkat Desa, namun merealisasikan berbagai program yang selama ini terhambat karena adanya Pandemi, semoga tahun ini Pandemi benar-benar berahir dan program Desa kembali bisa berjalan sesuai harapan bersama, dan bertepatan dengan datangnya Bulan penuh Hikmah, kami seluruh jajaran Perangkat Desa mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT" pungkas Agung(1c)

1 Apr 2022

Disabilitas Launching Kuliner dan Konveksi " kesetaraan Hak"

INDOMEDIANEWSC-  - Dalam rangka meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan bagi Disabilitas di Kabupaten Cirebon, maka di lakukan peran untuk meningkatkan ekonomi, SDM dan kesejahteraan bagi anggota dengan launching Kuliner dan Konveksi bagi para penyandang disabilitas. Agar aktif berkarya dan mengukir prestasi di kabupaten Cirebon.

"Saya mengapresiasi dan akan mensupport kerja keras mereka dalam launching kuliner dan konveksi, semoga sukses serta terus berprestasi demi kesejahteraan para Disabilitas." tutur Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Dr. Iis Krisnandar, SH., dalam acara peluncuran yang berlangsung  di aula Kantor desa Kendal, Kecamatan Astanajapura, Kamis, 31/3/2022.

Dr. Iis Krisnandar SH.,CN., dalam sambutannya mengatakan, launching Kuliner dan Konveksi Disabilitas ini, merupakan salah satu bukti keseriusan untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan para Disabilitas di lingkungan masyarakat.

Launching ini, salah satu karya dari disabilitas agar semua pihak dapat merasakan dan peduli, sebagai bagian dari upaya membangun kepedulian masyarakat bagi perwujudan kehidupan yang lebih aksesibel dan inklusif.

Sementara itu,  ketua Disabilitas Abdul Mujib mengungkapkan, bahwa kegiatan launching Kuliner dan Konveksi ini, untuk membangun Kehidupan perekonomian dan kesejahteraan yang Lebih Baik, Lebih Inklusif, Lebih Aksesibel dan Berkelanjutan Pasca pandemi Covid-19. 

Untuk itu, saya mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon agar lebih semangat membuka peluang pemulihan kondisi ekonomi para penyandang disabilitas pasca pandemi Covid-19 untuk memastikan kualitas kehidupan penyandang disabilitas yang lebih baik. 

"Kegiatan launching ini dapat meningkatkan ekonomi, kesadaran dan kepedulian untuk penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. Karena hakekatnya memiliki hak yang sama dalam meniti kehidupan di segala bidang" ujarnya. (1c)








2 Tahun jalan rusak tak kunjung diperbaiki

INDOMEDIANEWSC- Sudah sejak lama warga Masyarakat dari 3 Desa mengharapkan adanya perbaikan jalan yang hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak manapun.

Jalan poros Desa yang menghubungkan antara Desa Japura Kidul Kecamatan Astanajapura dan Desa japura lor juga Desa Beringin Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, merupakan jalan utama dan jalan usaha tani yang sangat fital, namun kondisinya sangat memperihatinkan , selain membahayakan bagi para pengguna jalan juga menghambat laju perekonomian, hususnya bagi para petani.

Sayangnya harapan dan keinginan warga agar jalan tersebut segera dilakukan perbaikan, hingga saat ini terkesan dibiarkan.

Salah seorang warga dari Desa Beringin, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, iyus (43 Tahun) menyesalkan tidak adanya perhatian dari Pemerintah.

" sudah 2 tahun lebih kami mengharapkan adanya perbaikan, dari tahun 2019 sampai saat ini harapan kami hanya sebuah harapan, entah sampai kapan kami harus menanti" tuturnya, Jum'at  1/04/2022.

Kerusakan jalan sepanjang kurang lebih 1,5 KM sudah terlihat sejak memasuki Desa Japura kidul hingga perbatasan Desa Beringin, tentunya sangat disayangkan banyak pihak, termasuk disampaikan salah seorang Aktifis Cirebon timur, Nano.

" Seharusnya Pemerintah peka dan memperioritaskan perbaikan jalan poros desa ini, namun mungkin karena jalan ini ridak pernah dilalui para pejabat maka dibiarkan rusak, mungkin jalan ini baru akan diperbaiki jika ada kepentingan para elit, selagi tidak ada kepentingan maka warga hanya bisa mengharap.(1b)

AL-IHSAN,RSUD YANG TAK LAGI KUMUH

Oleh
Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat


Kesan umum yang kerap timbul tentang rumah sakit umum daerah (RSUD), antara lain, adalah pelayanannya lambat dan kondisinya yang kumuh. Kesan itulah yang berusaha dipatahkan oleh manajemen RSUD Al-Ihsan. 

RSUD Al-Ihsan adalah salah satu RSUD milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. RSUD tersebut berada di Jalan Kiastramanggala, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. RSUD ini pada mulanya milik swasta, kemudian diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

Beberapa tahun belakangan ini manajemen melakukan pembenahan di sana sini. Kini Ruang Rawat Kelas III saja serasa Kelas I dan berpendingin udara (AC) pula. Kebersihannya pun sangat diperhatikan. Artinya, RSUD ini tidak lagi kumuh. Bahkan, Ruang Tunggu pun bersofa indah. Tempat pendaftaran poliklinik sudah komputerisasi. Jika kita akan berpindah lantai, selain ada lift, ada pula eskalator. Semua itu berfungsi dengan baik dan bersih. 

RSUD Al-Ihsan sesungguhnya sudah didukung peralatan medis yang relatif canggih. Sebut saja misalnya, empat pelayanan unggulannya, yakni Cardiac Center, Cancer Center, Perimaternal Center, dan Stroke Center. Keempatnya sudah layak menjadi kebanggaan masyarakat Jabar karena siap memberi pelayanan maksimal. 

Terlepas dari semua itu, RSUD Al-Ihsan ingin go internasional, tetapi mereka masih membutuhkan dukungan. Salah satunya adalah bangunan 8 lantai yang belum juga tuntas masalah hukumnya. Padahal, jika gedung tersebut dimanfaatkan secara optimal, diperkirakan dapat menampung lagi setidaknya 500 tempat tidur. 

Jika ini terjadi, terwujudlah sebuah RSUD yang kapasitasnya hanya sedikit saja di bawah Rumah Sakit Hasan Sadikin. Jika itu terwujud, bearti masyarakat Jabar mempunyai dua rumah sakit istimewa. Dengan demikian, angka harapan hidupnya akan kian meningkat. 

Semoga ini menjadi bukti bahwa negara hadir untuk memberikan pelayan prima kepada masyarakat di bidang pelayanan kesehatan. Semoga seluruh RSUD memiliki spirit seperti itu dan terus meningkatkan kualitas pelayanannya. Semoga pula kehadiran RSUD Al-Ihsan menjadi bukti amal ibadah mulia para insan kesehatan. 

RSUD Al-Ihsan merupakan salah satu Badan Layana Usaha Daerah (BLUD). Untuk mewujudkan sustainabilitas di RSUD, dibutuhkan strategi yang komprehensif, adaptif, serta berbasis evident.

Ada lima langkah perbaikan yang dilakukan, yakni grand desain strategi, aspek learning &growth, aspek prospek bisnis, aspek customer, dan aspek keuangan. 

Pada tahun 2022 road map-nya adalah Kendali Biaya, Pelayanan Prima, RSUD kelas A, Pelaksanaan central Stroke terpadu, Pelaksanaan central  cancer, Pelaksanaan cardiac centre, Pengembangan AHS, Pemantapan Kerja sama jejaring dalam & luar negeri.
Lihat juga Road map 2023 yang terdiri dari Kendali Biaya, Pelayanan Prima, Optimalisasi RSUD Kelas A, SBU Central Kanker, SBU stroke terpadu, SBU Cardiac Center terpadu, Pengembangan lanjutan AHS, Optimalisasi Kerjasama Jejaring dalam & luar negeri. Itu semua menunjukkan bahwa RSUD Al-Ihsan memiliki semangat yang sangat tinggi untuk menjadi RSUD yang membanggakan Jabar.
Persepsi yang hendak diubah, andai semua terpenuhi, adalah tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi, rendah kualitas serta miskin inovasi dan kreativitas. Memang untuk mewujudkannya tidaklah mudah. Manajemen harus mengubah gaya birokrasi menjadi gaya kewirausahaan, fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan, berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, menerapkan praktek bisnis yang sehat. Dengan kata lain, harus diterapkansistem manajemen yang baik, transparan, dan akuntabel. 

Berdasarkan Permendagri Nomor 9 tahun 2018, diatur soal kemandirian pengelolaan BLUD. BLUD diharapkan fleksibel/mandiri dalam hal kelembagaan, SDM, maupun keuangan. Dalam hal keuangan, misalnya, BLUD diharapkan memiliki sustainabilitas pendapatan dan belanja. Dengan demikian, barulah RSUD ini pada akhirnya akan mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 

Sebagai gambaran, RSUD Al-Ihsan memiliki 1.120 karyawan dengan rasio medis : non medis 76% : 24%. Dari jumlah karyawan yang ada tersebut ASN 5%, non-ASN 95%. Total tempat tidur 500 dengan komposisi ruang perawatan Kelas 3 = 75%, Kelas 2= 10%, Kelas 1 = 10%, dan VIP = 5%. Hingga saat ini ada 27 instalasi, 31 Poliklinik BPJS, 17 Poliklinik Eksekutif, 52 ICU/ICCU/NICU, 9 kamar operasi, dan 46 unit hemodialisa.Semoga dengan kondisinya tersebut, RSUD Al-Ihsan dapat mewujudkan kontribusi nyata dalam memberi pelayanan prima kepada masyarakat Jawa Barat. Dengan demikian, Jawa Barat dapat mewujudkan visi-misi Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi.