29 Jan 2022

Serentak "9 Perangkat Desa Curugwetan" mengundurkan diri

INDOMEDIANEWSC- Pasca pemilihan kuwu serentak tahun 2021 lalu di Kabupaten  Cirebon, perihal adanya pergantian perangkat desa  sudah menjadi hal biasa dimana ganti kuwu diikuti ganti perangkat. 

Begitupun di  Desa Curug Wetan, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon,  sebanyak sembilan Perangkat desa setempat, ramai - ramai mengundurkan diri dengan sukarela.

Hal itu  dibenarkan salah satu perangkat Desa  yang mengundurkan diri,  Didi Sukardi, menuturkan adanya  pengunduran diri massal perangkat desa di  Curug Wetan, menurutnya ini murni dari hati sanubari semua teman-teman, dan tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.

"Ini kesepakatan kami bersama, dan ini semata-mata demi kondusifitas dan berjalannya pelayanan yang dibutuhkan masyarakat," ujarnya

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai kasi pemerintahan desa ini, menjelaskan pengunduran diri ini mutlak tidak ada dampak  politik pasca pemilihan kuwu serentak tahun 2021 lalu, ini kami lakukan tidak lain demi kepentingan masyarakat. 

Dirinya pun berharap semoga perangkat yang baru nanti dapat meneruskan kinerja, dalam mewujudkan Desa Curug Wetan menjadi lebih baik lagi, baik dalam sektor pembangunan, pemberdayaan maupun perekonomian masyarakatnya.

Dirinya pun menyampaikan sekiranya  selama perangkat lama menjabat ada hal-hal yang kurang maksimal, besar harapan untuk dapat dimaksimalkan. 

"Kami semua sepakat akan bersama-sama  mendukung dan mensupport kepemimpinan  pemerintah desa yang terpilih," ungkapnya

Senada dikatakan Cecep Supria keinginan untuk  mengundurkan diri dari jabatan Kadus ini, bukan atas dasar paksaan, ini benar benar murni dari diri sendiri,  bukan dikarenakan ada polemik pasca Pilwu serentak lalu.

" Ini murni demi Curug Wetan, artinya agar terciptanya kondusifitas dan terpenting tidak menghambat jalanya roda pemerintahan khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," tandasnya

Diakuinya memang di awal sempat terbawa perasaan, namun seiring waktu, Dia legowo dan ikhlas,  menurutnya ini wajar  dalam berdemokrasi, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kembali membangun desanya agar menjadi lebih baik lagi.

"Intinya  membangun desa tidak harus menjadi aparatur desa, kami kembali sebagai masyarakat dan siap bersinergi membangun desa" pungkas Cecep.

Sementara itu, Kuwu Desa Curugwetan, Anang, membenarkan terkait pengunduran sembilan perangkat Desa.hal ini disampaikan kepada Media, diruang kerjanya, Sabtu, 29/01/2022.

" memang benar 9 Perangkat Desa yang lama secara tertulis telah mengundurkan diri, hal ini dilakukan atas kesadaran dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun, saya selaku Kuwu terpilih tentunya berterimakasih atas.didikasi dan kinerja seluruh perangkat yang terdahulu, saat ini saatnya kita bersama membangun Desa Curugwetan kearah yang lebih baik, InsyaAllah, dalam waktu dekat akan kami lakukan pelantikan terhadap perangkat Desa yang baru" tutur Anang. (1c)

AMX dan Kuwu Cipkul " berikan bantuan dan pemeriksaan kesehatan"

INDOMEDIANEWSC- M. Solip (60 tahun) warga Blok Manis Desa Cipeujeuhkulon Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon, mendapatkan bantuan dari LSM AMX Indonesia.

Ketua AMX Indonesia, Kota Cirebon, Mohammad Hayat mengatakan, pemberian bantuan ini untuk meringankan beban warga setempat yang tidak bisa berjalan. "Setelah mendapatkan informasi adanya warga desa ini yang memerlukan bantuan, kami bersama yayasan memberikan sembako dan perlengkapan lain yang sekiranya diperlukan," tuturnya, Jumat 28/1/2022

Hayat menceritakan, sebagai lembaga yang bergelut dalam berbagai bidang, salah satunya bidang sosial, pihaknya tak hanya memberikan bantuan di desa ini, namun pada warga yang terdampak banjir di Kecamatan Waled.

 "Sebelum ke sini (Lemahabang), kami berikan 300 paket sembako yang beberapa waktu lalu terjadi banjir di Desa Gunungsari dan Mekarsari, Kecamatan Waled. Di desa ini (Lemahabang), tidak hanya makanan yang diberikan, namun pemeriksaan kesehatan dan dari diagnosa sementara, tidak ada penyakit mengkhawatirkan. Kemungkinan besar, hanya kurang bergerak saja," ceritanya.

Dirinya mengharapkan, peran serta seluruh pihak dalam memberikan bantuan pada warga yang membutuhkan dan direncanakan, Senin (31/1/2022) akan dibawa ke dokter, untuk pemeriksaan lebih lanjut . 

"Sekecil apapun bantuan yang diberikan, sangat bermanfaat bagi yang memerlukan. Jangan dilihat besar ataupun kecil bantuan yang diberikan, akan tetapi mamfaat bagi yang bersangkutan," ujarnya.

Sementara itu, Kuwu Desa Cipeujeuhkulon, H Lili Mashuri menjelaskan, warga yang tidak bisa berjalan ini oleh pihak desa dibangunkan tempat tinggal.

 "Setelah ada informasi mengenai warga yang perlu bantuan, kami langsung tergerak untuk membuatkan tempat tinggal dan Alhamdulillah, para tetangga turut membantu untuk kesehariannya," jelas Wakil Ketua FKKC Kabupaten Cirebon ini.

Dirinya mengharapkan, pihak terkait dapat membantu warga yang membutuhkan, khususnya dari desa ini. 

"Kami ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dan semoga dalam waktu dekat, dari dinas terkait melakukan hal serupa ( memberikan bantuan-red) pembangunan berupa tempat tinggal yang layak tersebut bukan menggunakan Anggaran Desa, tetapi Uang pribadi yang Alkhamdulillah Allah berikan melalui tangan saya, semoga apa yang kami lakukan ini benar- benar bermanfaat" pungkas H.Lili (1c)




28 Jan 2022

JALAN LANCAR PREKONOMIAN LANCAR

oleh 
Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat


Pada tahun 2022 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Wilayah VI mendapat alokasi anggaran paling sedikit. Padahal, panjang jalan provinsi yang ditangani hampir merata di enam UPTD yang ada, yakni sekitar 300-350 km. 

Di UPTD ini juga banyak pekerjaan yang harus ditangani, misalnya Jalan Pangeran Cakrabhuwana di Kabupaten Cirebon yang selalu terndam banjir ketika hujan. Panjangnya sekitar 2 kilometer dan berada tepat di depan Kantor Kelurahan Kemantren Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Pihak Kelurahan Kemanteren juga sudah beberapa kali mengeluhkan kondisi tersebut. Tentu saja kondisi jalan seperti itu sudah semestinya mendapat perhatian serius. 

Sesungguhnya, kondisi jalan di Jawa Barat memang membutuhkan penanganan. Secara keseluruhan jalan provinsi membutuhkan rehabilitasi atau peningkatan jalan, tidak terkecuali di UPTD VI. Mengapa demikian? Lebih dari 65% jalan provinsi umur teknisnya sudah habis. Pilihan lain jika rehabilitasi atau peningkatan jalan tidak dilakukan adalah mengalokasikan biaya pemeliharaan yang cukup besar. Ini berkaitan dengan kemantapan jalan yang sangat berpengaruh pada kelancaran pergerakan orang dan barang. 

Padahal, alokasi anggaran untuk pemeliharaan dari tahun ke tahun terus menurun. Di sisi lain tidak ada alokasi untuk rehabilitasi jalan. Kalau toh dianggarkan, angkanya sangatlah minim. Ini terjadi sejak covid-19 melanda negeri ini. Ada beberapa ruas jalan yang pada mulanya sudah dianggarkan penanganannya dalam APBD, tetapi kemudian terkena refocusing dan realokasi anggaran. 

Selain Jalan Pangeran Cakrabhuwana, contoh lain yang seharusnya ditangani adalah ruas jalan Patrol-Haurgeulis di Kabupaten Indramayu. Ruas jalan ini pun membutuhkan penanganan serius karena kondisinya sudah sangat parah. Ruas ini sudah banyak berlubang. Namun dari sekitar 4 kilometer yang rusak parah, anggaran yang tersedia hanya untuk menangani 500 meter saja. 

Kondisi jalan Patrol-Haurgeulis ketika musim hujan bisa membahayakan para pengguna jalan. Lubang-lubang di sepanjang jalan itu tidak jelas terlihat lagi. Dengan demikian, para pengguna jalan bisa melindas lubang yang beberapa di antaranya cukup dalam. Akibatnya pasti bisa ditebak, yakni kecelakaan. Kejadian seperti pasti didak diinginkan oleh siapapun. 

Ada lagi ruas jalan Jangga-Cikamurang yang juga sudah lumayan tingkat kerusakannya. Jalan sepanjang sekitar 10 kilometer itu kondisinya juga membutuhkan penanganan. Jalan penghubung dari arah Majalengka menuju wilayah Indramayu itu sesungguhnya cukup strategis. Melalui jalan tersebutlah kita bisa menuju Indramayu setelah keluar dari gerbang Tol Cikedung dari Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). 

Jalan lain yang membutuhkan perhatian adalah ruas Arjawinangun-Gopala. Ruas ini menjadi penghubung Kecamatan Arjawinangun di Kabupaten Cirebon ke Gopala/Karangampel di Kabupaten Indramayu. Setelah melewati jalan kereta api di Pasar Arjawinangun ke arah utara jalan ini kerap terendam air. 

Selain akibat luapan air di musim hujan, jalan ini juga diapit dua saluran irigasi. Yang paling mempengaruhi adalah akibat adanya saluran irigasi di sebelah timur jalan. Saluran irigasi tersebut lebih tinggi dari permukaan jalan. Akibatnya, air kerap kali merembes dan praktis menggenangi sebagian jalan. 

Makin ke utara, misalnya di daerah Desa Jagapura Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, jalan kerap kali juga terendam. Jalur ini mayoritas diapit sawah, sehingga sering terendam. Tanahnya pun relatif labil. Faktor lain yang membuat jalan ini bergelombang adalah cukup tingginya frekwensi kendaraan besar yang kerap melintas dengan muatan berlebih. 

Ruas jalan Arjawinangun-Gopala/Karangampel di bagian selatan masih tersambung ke jalan nasional Palimanan-Jatiwangi. Di sisi bagian selatan jalan ini tersambung di dekat Rumah Sakit Sumber Waras. Bagian ini pun sering kali mengalami kerusakan. Namun, secara keseluruhan, sekali lagi, bagian yang kerap mengalami kerusakan, salah satunya, adalah akibat jalan ini melintasi wilayah persawahan. 

Selain karena terendam air, ada hal lain yang mengakibatkan kerusakan jalan, yakni kendaraan yang kelebihan muatan (_over load_). Bukan rahasia lagi, masih banyak kendaraan yang memaksakan diri dengan membawa muatan berlebih dari kapasitas maksimalnya. 

Apalagi jika muatannya melebihi kapasitas jalan. Padahal secara keseluruhan kita tahu bahwa jika sebuah ruas jalan dilintasi kendaraan seperti itu, jalan tersebut pasti kian cepat rusak. Betapa tidak, kendaraan dengan muatan dua kali lipat daya tampung jalan akan merusak jalan tersebut lima belas kali lebih cepat. 

Jadi jalan yang umur teknis rencananya 15 tahun dengan kapasitas 20 ton jika secara kontinyu dilalui kendaraan bermuatan 40 ton, jalan tersebut akan hancur dalam satu tahun saja. Kondisi seperti inilah yang kerap kali kita temukan di banyak lokasi. Jadi, tidak aneh kalau kemudian jalan milik provinsi di Jawa Barat semakin parah. Angka kemantapannya pun tidak terjamin lagi. 

Sloga "jalan mantap ekonomi lancar" sesungguhnya sudah sangat baik. Jika jalan mantap, secara otomatis pergerakan orang dan barang pun akan lancar. Akhirnya, roda perekonomian akan berbutar dengan baik. Jika itu terjadi, bisa dipastikan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jabar pun akan meningkat. Walhasil, kesejahteraan masyarakat pun turut terangkat. 

Marilah kita tingkatkan angka kemantapan jalan kita agar semua itu terwujud. Semoga pula pandemi segera berakhir sehingga banyak pekerjaan yang tertunda dapat diselesaikan kembali.

27 Jan 2022

wakil Ketua FKKC " minta Bupati serius tangani persoalan sampah"

INDOMEDIANEWSC- Permasalahan sampah jangan hanya dijadikan wacana dan mimpi disiang bolong.
Mungkin kata-kata ini sangat pas jika melihat persoalan sampah di Kabupaten Cirebon yang hingga saat ini terkesan ada dan tiada.

Mengapa demikian, karena selalu sampah yang menjadi pembahasan namun penyelesaiyannya terkesan sangat lambat.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua FKKC  ,H.Lili, menyayangkan lambatnya kinerja Pemda untuk melakukan hal yang sifatnya sangat  urgent.

" penyelesaiyan sampah ini tidak cukup hanya wacana , harus segera dilakukan langkah cepat dan jangan terhambat karena birokrasi, jika kita hanya berbicara tatacara dan mekanisme, sampai kapan masalah bisa terselesaikan" tuturnya.
 
Lebih lanjut Lili menuturkan;,untuk persoalan sampah ini yang bisa menyelesaikan adalah Bupati.

" percuma kita berteriak masalah bagaimana menyelesaikan persoalan sampah bahkan wakil Rakyatpun ikut berteriak, jika pemangku kebijakan, dalam ini Bupati kurang merespon" tegasnya

" seharusnya Bupati cepat ambil keputusan, kami yang kebetulan berada di Kecamatan Lemahabang, telah berdiskusi dengan para Kuwu, bahkan seluruh Kuwu menginginkan di wilayah Kecamatan Lemahabang dibangun TPA sampah, karena lahannya sudah tersedia, jadi alangkah bijaknya jika persoalan yang jelas dan gampang jangan dibuat susah" tegas H.lili.

Pada prinsipnya, ketersediaan lahan untuk pembangunan sampah ini demi kepentingan Masyarakat secara luas.

" saya persilahkan Lahan milik pribadi saya untuk dijadikan TPA sampah, karena demi kepentingan Masyarakat luas, karena masalah sampah ini bukan saja hanya terkait kebersihan dan kesehatan, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah salah satu penyebab banjir juga dikarenakan tumpukan sampah yang tersebar di tempat-tempat umum, jadi intinya kami mengharap Bupati cepat tanggap" pungkasnya (1c)




TERMINAL CILEDUG KAPAN SELESAI?

INDOMEDIANEWSC- Terminal tipe B merupakan terminal yang dikelola oleh Dinas Perhubungan tingkat Provinsi. 
Provinsi Jawa Barat memiliki total 14 terminal tipe B yang ada. Dari semuanya, baru 7 yang Personil, Pendanaan, Sarana dan Prasarana, serta Dokumen (P3D)-nya beres. Di dalam kelompok ini termasuk Terminal Ciledug di Kabupaten Cirebon dan Terminal Cikarang di Kabupaten Bekasi. 

"Pada tahun 2022 mulanya Pemprov Jabar akan membangun dua terminal, yakni Cikarang dan Ciledug. Sayangnya, karena _fiscal gap_ yang menganga begitu dalam, APBD Jabar hanya mampu mendanai pembangunan terminal Cikarang," tutur Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady. 

Dalam perkembangannya Cikarang diambil alih oleh Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, dana yang awalnya diperuntukkan guna membangun Cikarang dialihkan ke Ciledug.  Dengan demikian, Ciledug pun menjadi satu-satunya terminal yang akan dibangun pada tahun 2022. 

"Melihat progres pembangunannya, hingga kini baru perataan bangunan di lahan seluas 8.090 meter persegi itu. Proses lelang pekerjaan sudah dilakukan. Namun, melihat perkembangannya, tanda tangan kontrak diperkirakan baru bisa dilakukan sekitar bulan Maret," tambah Daddy yang merupakan anggota dewan dari daerah pemilihan Jabar XII (Cirebon-Indramayu) menuturkan.

Lebih lanjut Daddy menambahkan, kondisi di terminal saat ini menunjukkan bahwa jumlah bis yang masuk sudah ada kenaikan sekitar 15%. Setiap hari sudah masuk sekitar 30 bis, terutama Primajasa dan Luragung. 

"Kita tunggu saja. Semoga terminal yang sudah ditunggu pembangunannya oleh masyarakat itu segera terwujud," pungkasnya. (2b)

26 Jan 2022

Acara Pra Musrenbang baru dimulai " Anggota Dewan" tinggalkan tempat

INDOMEDIANEWSC- Kehadiran Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, dalam  kegiatan Pra Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), sejatinya untuk menampung  aspirasi dari berbagai sektor, namun sangat disayangkan hal tersebut tidak terpenuhi dalam kegiatan Pra Musrenbang Kecamatan Susukanlebak, tahun anggaran 2023,  Kabupaten Cirebon.

Pasalnya  anggota DPRD dari fraksi PDI-PERJUANGAN Abdul  Rohman, meninggalkan kegiatan Pra Musrenbang di Kecamatan Susukanlebak, sebelum kegiatan selesai, Rabu (26/1/22)

Camat Susukanlebak Juli Ashari menyampaikan,  Dalam kegiatan Pra Musrenbang memang hanya dihadiri salah satu anggota dewan ,  lantas pergi saat kegiatan berlangsung, dan itu dikarenakan yang bersangkutan ada keperluan yang urgent, sehingga dengan terpaksa harus meninggalkan kegiatan.

"Tadi beliau menyampaikan akan tetap mensupport dan mendukung apa yang menjadi usulan di pra Musrenbang Kecamatan Susukanlebak tahun anggaran 2023," tuturnya

Dikatakannya, dalam kegiatan pra Musrenbang ini kan sifatnya menampung berbagai aspirasi yang akan ditindaklanjuti dalam kegiatan Musrenbang nanti, sesuai dengan skala prioritasnya.

" Kalau nanti di kegiatan Musrenbang tingkat kabupaten baru semua akan hadir baik dari dinas maupun anggota DPRD Kabupaten Cirebon," paparannya.

Sementara Kuwu Se- Kecamatan Susukanlebak, melalui salah satu Kuwu yang namanya tidak mau dipublikasikan,  saat disinggung anggota dewan yang hadir meninggalkan kegiatan Pra Musrenbang mengaku kecewa dan sangat disayangkan, karena manakala usulan yang tidak terserap di anggaran Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK) dapat diusulkan melalui Pokir Dewan. 

Seperti kita ketahui anggaran untuk desa saat ini masih di prioritaskan dalam penanggulangan Covid-19, tentunya dengan kehadiran anggota dewan DPRD dapat menampung berbagai keluhan yang dapat di tindaklanjuti oleh anggota dewan.

"Kami sangat menyayangkan hal tersebut, ini jelas menghambat aspirasi kami, karena keterbatasan anggaran di desa, bagaimana kami mengusulkan melalui anggaran ,  lah dewan nya ajah ga ada," pungkasnya.

Persoalan meninggalkannya Wakil Rakyat disaat Acara belum selesai, mendapat sorotan dari salah seorang Aktifis Cirebon timur, Moh Munif.

" kami memang mendengar adanya Anggota Dewan terhormat yang meninggalkan tempat sebelum acara selesai, ini memang terlihat sepele, namun logikanya mau menampung aspiraai apa, lah yong sebelum acara kelar sudah meninggalkan tempat, kalaupun memang ada keperluan lain, maka kami menganggap bahwa pra musrembang ini tidak penting" jelasnya.

Lebih Lanjut Munif, menuturkan.

" mereka (Wakil Rakyat-red) lupa saat dimana mereka awal mencalonkan diri, hujan , panas pun mereka mendatangi Rakyat, mbok ya setelah jadi hargai amanat Rakyat, kasihan orang bawah yang mempercayakan amanatnya, sementara acara yang penting dianggap biasa saja, ini sangat berlawanan, yang perlu diingat diadakannya pra Musrem maupun musrem adalah untuk mengetahui aspirasi, bukan hanya sebuah kumpul-kumpul" pungkasnya. (1c)