23 Jun 2021

Semangat bangkit dari Pandemi Covid 19 dengan tetap memelihara wawasan kebangsaan bagi warga negara

Indomedianewsc-  Dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, Korem 063/SGJ dengan Ster Mabes TNI menggelar penyuluhan dalam rangka Serbuan Teritorial TA 2021 di Desa Cidahu Kec Cidahu Kab Kuningan,Rabu (23/6/2021) 

Serbuan teritorial yang sudah digelar sejak sebulan yang lalu, yang di buka langsung oleh Aster Panglima TNI, Mayjen TNI Madsuni melaksanakan kegiatan fisik dan non fisik. 

Salah satu kegiatan non fisik yang di laksanakan  yaitu penyuluhan dalam rangka serbuan teritorial yang diisi oleh narasumber dari pihak TNI maupun dari Pemerintah daerah. 

Dalam sambutannya Danrem 063/SGJ, Kolonel Inf Elkines Villando Dewangga ,K.S.A.P mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada para narasumber yang telah hadir pada acara Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Dalam Rangka Serbuan Teritorial TNI TA. 2021. 

Materi-materi yang disampaikan antara lain wawasan kebangsaan, cegah tangkal radikalisme, kesadaran bela negara dan sosialisasi peningkatan hasil panen. 

" saya berharap kepada semua peserta yang terlibat yang terdiri dari unsur TNI, Pemerintah setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat, penggerak organisasi HIPAKAD, Mahasiswa dan juga masyarakat Desa Cidahu untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari apa yang disampaikan oleh para narasumber" pungkas Danrem. 

Salah satu nara sumber  dari TNI AU yaitu Kapten Pom Jenri. P. Siregar yang berdinas di Lanud S. Sukani memberikan materi Wawasan kebangsaan dengan semangat bangkit dari Pandemi Covid 19 dengan tetap memelihara wawasan kebangsaan bagi warga negara. 

Hadir dalam sosialisasi wawasan kebangsaan dalam rangka serbuan teritorial diantaranya Dandim 0615/Kng beserta seluruh Perwira Kodim, Camat Cidahu, seluruh Kepala Desa se Kecamatam Cidahu, Ketua organisasi HIPAKAD Kab. Kuningan(penrem063/1b)

Akan dibangun Pabrik baru di Kecamatan Pangenan " pribumi harus diprioritaskan"

Indomedianewsc- Masyarakat Desa Astanamukti dan Desa Pengarengan Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, mengikuti sosialisasi Amdal PT. Avia Avian.

Menurut Kuwu Desa Pengarengan, Suwanda mengatakan, keberadaan pabrik harus berdampak positip pada masyarakat, salah satunya tenaga kerja warga setempat menjadi prioritas. 

"Jangan sampai adanya pabrik menimbulkan permasalahan sosial di masyarakat, maka alangkah baiknya pihak perusahaan melibatkan masyarakat dan desa dalam berbagai kegiatan," tuturnya, Rabu (23/6/2021).

Dirinya mengajak masyarakat untuk menjaga kondusivitas, agar pabrik yang akan dibangun cepat terwujud. 

"Utamakan musyawarah untuk mufakat, bila ada persoalan di lapangan jangan sampai ada gejolak yang merugikan berbagai pihak," pinta pria yang biasa dipanggil Wanda , menegaskan.

Sementara itu, Direktur PT Bira, H Taufik Deva Irwantoro, sosialisasi ini sebagai upaya untuk menampung aspirasi masyarakat di sekitar pabrik. 

"Alhamdulillah, acara berjalan lancar dan sebagian besar keinginan masyarakat, keberadaan pabrik berdampak positip," ungkapnya.

Taufik menjelaskan, sosialisasi dan konsultasi publik ini untuk salah satu syarat pembuatan Amdal. 

"Tentunya kami akan berkomitmen melalui MoU yang dibuat, agar dapat saling mengingatkan dan mengawasi program perusahaan, sebelum dan sesudah pabrik beroperasi," jelasnya. (1c)

masih mantapkah jalan kita

Daddy Rohanady / Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Jabar_


"Jalan mantap ekonomi lancar" pernah menjadi moto Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jabar. Kala itu nama organisasi perangkat daerahnya masih Dinas Bina Marga. Secara filosofis, menurut hemat saya, moto tersebut sangat baik. 

Sangat mudah dipahami memang. Andaikan semua jalan yang ada tergolong mantap, bisa dipastikan pergerakan orang dan barang akan berjalan lancar. Dengan adanya pergerakan orang dan barang yang berjalan lancar tersebut tentu akan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi yang baik pula. Pada akhirnya, kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat. 

Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (1992) mengklasifikasikan kondisi jalan sebagai berikut. Pertama, jalan dengan kondisi baik adalah jalan dengan permukaan perkerasan yang benar-benar rata, tidak ada gelombang dan tidak ada kerusakan permukaan. Kedua, jalan dengan kondisi sedang adalah jalan dengan kerataan permukaan perkerasan sedang, mulai ada gelombang tetapi tidak ada kerusakan permukaan. Ketiga, jalan dengan koondisi rusak ringan adalah jalan dengan permukaan perkerasan sudah mulai bergelombang, mulai ada kerusakan permukaan dan penambalan kurang dari 20 dari luas jalan yang ditinjau. Keempat, jalan dengan kondisi rusak berat adalah jalan dengan permukaan perkerasan sudah banyak kerusakan seperti bergelombang, retak-retak buaya, dan terkelupas yang cukup besar 20-60 dari ruas jalan yang ditinjau disertai dengan kerusakan lapis pondasi seperti amblas, sungkur, dan sebagainya. 

Jalan mantap diartikan jalan yang kondisinya baik dan rusak ringan. Adapun jalan yang rusak sedang dan rusak berat digolongkan sebagai jalan yang tidak mantap. Ada setidaknya 21 kriteria soal kemantapan jalan, yang pedoman penghitungannya tertuang dalam SE Menteri PUPR nomor 19/SE/M/2016 tanggal 11 Oktober 2016 Tentang Penentuan Indeks Kondisi Perkerasan (IKP). 

Kemantapan jalan merupakan salah satu indikator kinerja utama (IKU) dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Target setiap tahunnya sudah tertera di sana secara eksplisit. Dari target tersebut kemudian diturunkan menjadi indikator kinerja dinas (IKD) yang setiap tahunnya kemudian dituangkan dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD). 

Semua target tersebut tentu berkaitan dengan dukungan anggaran. Hal itu merupakan konsekuensi logis yang tak bisa dihindari. ini juga berkaitan dengan umur rencana jalan. Dari seluruh ruas jalan Provinsi Jabar, umur rencananya mayoritas sudah habis. Butuh biaya yang sangat besar untuk pemeliharaannya. Apalagi kalau ingin melakukan peningkatan kualitasnya. Artinya, tanpa dukungan anggaran yang memadai, target-target dalam RPJMD tinggallah target semata. Demikian pula halnya dengan target kemantapan jalan. 

Melihat target kemantapan jalan yang terus meningkat, dari tahun ke tahun mestinya ada kenaikan anggaran yang diperuntukkan untuk itu. Namun, semua pihak juga pasti mafhum, dalam kondisi pandemi seperti ini tidak mungkin melakukan dukungan anggaran untuk sektor ini secara maksimal. Ada sektor kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih. Namun, sesungguhnya perhatian ke sektor jalan merupakan salah satu hal yang bisa jadi akan memberi _multiflier efect_, salah satunya tentu saja _recovery_ ekonomi. 

Di sisi lain, masyarakat selalu menginginkan jalan mantap. Bahkan, bila perlu 100 persen jalan. Mereka tidak mau tahu apakah itu jalan nasional, jalan provinsi, atau jalan kabupaten/kota. Bahkan, jalan desa sekalipun. Mereka mau jalan yang dilalui adalah jalan yang tidak berlubang, tidak tergenang air, tidak bergelombang. Intinya jalan yang diinginkan adalah jalan yang mulus. Padahal secara keseluruhan di Jawa Barat ada 1.789  km jalan nasional, 2.360 km jalan provinsi, dan sekitar 32.000 km jalan kabupaten/kota. Belum lagi kalau kita hitung panjang jalan desa. 

Intinya, masyarakat menginginkan perjalanan mereka lancar. Sebenarnya, tuntutan tersebut sangatlah manusiawi. Hak masyarakat pula untuk mendapat pelayanan prima dari negara --yang salah satunya berupa tersedianya jalan mantap. 

Masalahnya adalah _fiscal gap_ menganga begitu besar. Perbedaan antara dana yang dimiliki dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan sangatlah besar. Pemerintah tidak cukup uang untuk membuat semua jalan yang ada menjadi mantap. Bahkan, ketika Pemprov Jabar sudah berutang Rp 4 triliun pun kondisinya belum "menolong" kondisi kemantapan jalan yang ada secara signifikan. 

Khusus soal target angka kemantapan jalan, hal itu sudah direvisi _inheren_ dalam RPJMD Jabar terbaru. Akan tetapi, saya khawatir angka tersebut tetap tidak akan tercapai mengingat akan ada _refocusing_ lagi pada tahun 2021 sebagai akibat belum sirnanya pandemi covid-19. 

Semoga saja pandemi covid-19 yang konon pertama kalinya berasal dari Wuhan-China tersebut segera berlalu. Dengan demikian, kehidupan kita bisa normal dan perekonomian pun lancar kembali. Semoga.

22 Jun 2021

4 Perangkatnya positif Corona " Kuwu Sindangjawa ajak semua terapkan prokes"

Indomedianewsc - Warga Masyarakat yang terpapar pandemi covid-19 kian hari kian bertambah.

Hal ini membuat banyak pihak harus bersama sama menerapkan prokes sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran pandemi covid-19.

Harapan tersebut disampaikan Kuwu Desa Sindang jawa, Kecamatan Dukuh puntang, Kabupaten Cirebon, H. Engkos Kasturi. Selasa 22/06/2021

" pandemi ini tidak mengenal siapa kita, saat ini saja warga kami yang terkonfirmasi positif Corona sebanyak 21 Orang, dan semuanya melakukan isolasi mandiri sementara 3 diantaranya di rawat di RS Ceremai, bahkan 4 perangkat Desa kami terkonfirmasi positif corona dan semuanya melakukan isolasi mandiri" ujarnya.

Lebih lanjut Engkos menjelaskan

" 4 perangkat Desa kami yang positif corona adalah Sekertaris Desa, Ekbang dan 2 lainnya adalah pelayanan umum. Dengan adanya hal tersebut, kami sangat berharap adanya peran serta dari semua pihak untuk bersama sama memerangi pandemi dengan salah satu caranya melalui penerapan protokol kesehatan, seperti membiasakan mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas, selain iti kita sebagai manusia jangan hentinya memohon kepada Allah, Tuhan semesta agar kita kembali bisa merasakan kehidupan normal seperti sedia kala " pungkasnya (3b)

36 positif Corona " 5 meninggal Dunia" kec Lemahabang zona merah

Indomedianewsc- Satu lagi warga Desa Tuk Karangsuwung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon meninggal Dunia akibat Corona.

Hal tersebut seperti disampaikan Kasatgas Pandemi Covid-19 Desa Tuk Karangsuwung, Goni, saat melaksanakan penguburan Sugiarto (39 tahun ) warga Dusun 1 RT 4 RW 02 Desa Tuk karangsuwung, Selasa 22/06/2021 

" Secara Administrasi kependudukan, Almarhum (Sugiarto-red) merupakan warga Surabaya, namun setelah bercerai kurang lebih satu tahun Almarhum kembali ke cirebon dan tinggal bersama keluarganya di Dusun 1, yang bersangkutan sakit dan dirawat di RS Waled dengan status positif Corona, Hingga akhirnya meninggal Dunia  pada Selasa pagi sekitar pukul 07.00 wib dan dikuburkan di Pemakaman umum Mbah Muqoyim " tutur Goni.

Adanya warga Desa tuk karangsuwung yang meninggal Dunia dan positif Corona dibenarkan Kasi Trantib Kecamatan Lemahabang, H.Rian Aryanto.SH

" memang benar, yang bersangkutan meninggal Dunia akibat positif Corona, dan saat ini telah dikebumikan di pemakaman umum Mbah Muqoyim. Secara administrasi kependudukan memang bukan warga cirebon, namun karena keluarganya ada di Desa Tuk karangsuwung dan Almarhum pun telah tinggal kembali di Cirebon sudah sekitar satu tahun karena cerai dari istrinya yang ada disurabaya, Akhirnya setelah sebelumnya di rawat di RSUD Waled  selama satu Hari, saudara Sugiarto meninggal Dunia dan dinyatakan positif Corona" ujarnya.

Lebih lanjut Rian menjelaskan

" kami sangat berharap agar seluruh Warga Masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dan saling peduli dengan sesama, hal ini dikarenakan dari data yang kami terima, sejak 1 Juni sampai 22 juni  warga Kecamatan Lemahabang yang positif Corona sebanyak 36 Orang dan 5 diantaranya meninggal Dunia, bahkan jika dihitung sejak Bulan Januari 2021 hingga 22 Juni 2021 sudah sebanyak 314 yang dinyatakan positif corona, oleh karenanya mari kita tingkatkan kesadaran untuk bersama sama menerapkan protokol kesehatan demi memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19" pungkas Rian (1c)

Lemahabang zona merah " Camat minta semua pihak patuhi prokes"

Indomedianewsc- Sebagai Daerah yang rawan bencana, Desa/Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon dijadikan desa tersebut Desa Tangguh Bencana (Destana).

Kuwu Desa Lemahabang, Rini mengatakan, bencana banjir yang kerap terjadi saat penghujan, maka desa ini ditunjuk sebagai Destana. 

"Tim yang menangani bencana, akan diberi pembekalan ketika terjadi bencana. Salah satunya, evakuasi warga," katanya usai acara di balai desa setempat, Senin (21/6/2021).

Dirinya menghimbau pada seluruh masyarakat untuk waspada, terutama saat penghujan. 

"Sebagai Desa yang diapit dua sungai, sangat rawan terjadi banjir, maka perlu adanya kasadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan. Salah satunya, tidak membuang sampah di saluran," pintanya.

Sementara itu, Camat Lemahabang, Edy Ptayitno mengungkapkan, Destana di desa ini sangat tepat, mengingat desa tersebut menjadi salah satu Daerah yang rawan bencana, khususnya banjir. 

"Dengan dibentuknya Destana ini diharapkan mampu minimalisasi korban jiwa dan sigap dalam penanganan bencana," ungkapnya.

Pria yang biasa dipanggil Epray ini menjelaskan, bencana yang terjadi tak hanya banjir, namun longsor, yang salah satunya, Desa Belawa. 

"Meski belum terbentuk Destana, peran serta masyarakat dan pihak desa sangat diperlukan guna pencegahan bencana, seperti menjaga tanaman keras, guna minimalisasi longsoran dan tidak membuang sampah sembarangan, yang dapat mengakibatkan banjir," jelasnya. 

Sementara saat disinggung terkait penanganan corona dimana kecamatan Lemahabang masuk dalam zona merah, Edi menuturkan

" kami selalu memberikan imbauan kepada seluruh pihak untuk terus menerapkan prokes sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona covid-19"ujarnya

Saat ditanya perihal salah satu toko sembako yang padat pengunjung dan terkesan abai terhadap prokes, Edi menegaskan

"Imbauan tetap kami lakukan kepada beberapa pemilik toko ataupun mini  market agar melaksanakan prokes, namun kewenangan kami hanya sebatas imbauan, oleh karenanya diperlukan kesadaran dari semua pihak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan" pungkas Edi. (1c)