21 Apr 2021

Budi daya talas yang menjanjikan

Indomedianewsc--Talas yang memiliki nama latin Colocasia esculenta L adalah  tanaman asli Indonesia. Talas banyak tubuh di Asia Tenggara dan Asia Tengah bagian selatan. 

 Di beberapa daerah di Indonesia, talas bahkan jadi makanan pokok. Talas bisa disebut sebagai tanaman yang mampu tumbuh di berbagai daerah dan bisa bertahan dalam berbagai kondisi alam.

Hasan adalah salah satu Pemuda dari Desa Waru Royom  kabupaten Cirebon Jawa Barat yang melirik membudidayakan Varietas Talas Pratama .Talas Pratama ini ditemukan dan dikembangkan oleh tiga ilmuwan talas IPB. Riset untuk menemukan varietas talas ini dilakukan oleh Made Sri Prana, Tatang Kuswara dan Maria Imelda. Tiga ilmuwan penemu varietas talas baru ini kemudian memberi nama Pratama untuk talas unggulan temuan mereka.

Pratama  adalah singkatan dari nama 3 ilmuwan ini. Varietas talas  ini sekarang jadi salah satu talas unggulan.

Talas Pratama  ini terbilang talas unggulan. Talas ini bisa tumbuh maksimal dan lebih tahan terhadap penyakit. Di usia 4-5 bulan talas Pratama bisa menghasilkan umbi mencapai bobot 4 kilogram.

Dan ada talas yang mencapai bobot 7,6 kilogram dalam umur 7 bulan. Sementara talas jenis lan di umur yang sama hanya mencapai bobot 3 kilogram. Karena bobotnya yang besar

Di Indonesia, talas banyak diolah jadi keripik, campuran kue bolu, atau hanya diolah dengan cara direbus. Selain enak dan murah, talas punya segudang nutrisi yang dikandung.

Dalam 150 gram talas matang mengandung 150-200 kalori, 5-7 gram serat, 4 gram protein dan nutrisi lain seperti kalsium, kalium, dan fosfor. Talas juga mengandung vitamin c, vitamin B dan antioksidan.

Talas memiliki segudang manfaat kesehatan seperti menjaga kadar gula darah, mencegah penyakit jantung, menjaga kekuatan tulang dan gigi dan membantu menjaga berat badan.

Hasan Mengatakan,"Talas Pratama tidak perlu perawatan yang spesial,karena hinga umur 4 bulan tidak ada hama yang menyerang.untuk penjualan pun sudah ada yang menampung Koperasi Talas Pratama,minimal yang diterima dengan bobot 2Kg ,perkilonya rp.10000.itulah yang menarik minat saya membudidayakannya,"Pungkanya(PG/1c)

20 Apr 2021

Mbah Muqoyim dan Pesantren Buntet

Indomedianewsc -Pesantren Buntet adalah pesantren tua yang sudah berusia ratusan tahun lebih yang hingga kini pesantren ini masih tetap berdiri kokoh. 

Di dalam komplek pesantren ini terdapat pemakaman keluarga besar pesantren yang lebih dikenal dengan sebutan Pemakaman Gajah Ngambung.
Di areal pemakaman ini terdapat makam-makam para ulama yang turut andil dalam mengembangkan Pesantren yang didirikan oleh Mbah Muqoyim ini.

Mbah Muqoyim sebagai pionir, dan Mbah Raden Mutaad sebagai cucu menantu yang berhasil memajukan pesantren yang berada di Desa Mertapada Kulon Kecamatan Astana Japura,Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat ini,justru dimakamkan di luar Pesantren Buntet,tepatnya di Desa Tuk Karangsuwung Kecamatan Lemahabang.Kabupaten Cirebon.

Di Pemakaman Gajah Ngambung Pesantren Buntet ini dimakamkan keturunan dari Mabh Muqoyim dan Mbah Raden Mutaad.Salah satu yang banyak dituju oleh para peziarah adalah Makam K.H. Abdul Jamil.Selain K.H.Abdul Jamil,banyak juga makam para Kiai atau ulama lainnya yang dimakamkan di pemakaman ini.

Makam utama di mana terdapat makam K.H. Abdul Jamil beserta beberapa Kiai lainnya berada di bawah naungan sebuah bangunan beratap genting dan pagar dari tembok,dan lantai dari keramik.Makam ini hampir setiap harinya selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah,baik itu dari kalangan santri,alumni,keluarga pesantren,juga masyarakat umum.

Para santri maupun Masyarakat sekitar  dan Masyarakat luar Cirebon,  hingga saat ini masih banyak yang mengunjungi dan berziaroh dimakam mbah muqoyim,  yang jaraknya tidak jauh dari pusat kota kecamatan Lemahabang,  Kabupaten Cirebon. 
Dengan suasana alam yang sejuk dan rindang dengan pepohonan tinggi menjulang,  menambah asri dan nyaman untuk berziaroh dengan berkirim do'a maupun melantunkan Ayat ayat Al-qur'an. (1c) 



Banjir Telah Surut Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Terjunkan Personelnya Untuk Perbaiki Irigasi

Indomedianewsc- Banjir bandang yang melanda Desa Netemnanu beberapa waktu yang lalu mengakibatkan rusaknya irigasi air yang menjadi irigasi utama warga sekitar, menindak lanjuti hal tersebut Dankipur II Lettu Arm Kurnia Ostra D, S.T.Han menurunkan anggotanya yang berada di pos Oepoli Sungai dibawah pimpinan Serka Nugrah dan Pos Oepoli Pantai Di bawah pimpinan Letda Arm Asdar untuk bekerja sama dengan pemerintah kecamatan Amfoang Timur dan Kepolisian Polsek Amfoang Timur untuk memperbaiki saluran irigasi di Desa Netemnamu, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Senin(19/04/2021).

"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa beberapa waktu lalu sungai Desa Netemnanu meluap dikarenakan banjir bandang yang mengakibatkan kerusakan pada saluran irigasi untuk mengembalikan fungsi dari saluran irigasi tersebut, diharapkan irigasi tersebut dapat cepat kembali normal sehingga hasil dari kegiatan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat" ungkap Dankipur II Lettu Arm Kurnia Ostra D, S.T.Han.

Personel satgas Yonarmed 6/3 Kostrad bersama-sama warga masyarakat secara bahu membahu memperbaiki sarana saluran air irigasi menjadi bukti ketulusan yang dilakukan Pos Oepoli Sungai dan Pos Oepoli Pantai dalam rangka memperbaiki kesulitan masyarakat yang tertimpa benca banjir bandang.

Bapak Benyamin Nobel selaku Kadus setempat mengucapkan "Terimakasih atas peran TNI dalam membantu memperbaiki saluran irigasi yang sangat berguna bagi kami khususnya masyarakat Netemnanu", ucapnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Camat Amfoang Timur Bapak Alpred Tamese, S.H. Danramil Ampoang diwakili Kopka Andi Kaunang, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat setempat.

PensatgasArm6 (1b) 

19 Apr 2021

Satgas TNI Yonif 756/WMS, Bersinergi dengan Nakes Puskesmas Agimuga Berikan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat

Indomedianewsc - Guna memastikan dan menjamin kualitas kesehatan masyarakat, Satgas Pamrahwan Yonif 756/WMS Pos Kiliarma yang berada di bawah Kolakops Korem 174/ATW bersinergi dengan Nakes Puskesmas Agimuga, memberikan pelayanan kesehatan pada siswa-siswi SD YPPK Tilemans Belakmakama dan membagikan kelambu pada masyarakat Kampung Kiliarna Distrik Agimuga Kabupaten Mimika.

Pelayanan kesehatan pada anak SD YPPK Tilemans Belakmakama difokuskan pada pemberian Imunisasi tambahan. Sementara  pembagian kelambu yang memiliki kandungan Insektisida pada masyarakat, bertujuan agar kelambu tersebut, dapat digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk yang akan berdampak pada penularan penyakit malaria.

Hal tersebut seperti disampaikan Dansatgas Pamrahwan Yonif 756/WMS Letkol Inf Marolop Edison Bala Hutapea, M.Han melalui rilis tertulisnya di Timika Papua, Senin (19/04/2021).

"Kabupaten Mimika merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Papua yang tergolong tinggi Endemik malarianya. Salah satu hal yang menyebabkan daerah-daerah di Papua masih rawan malaria adalah faktor Geografis dan Budaya di Wilayah tersebut. Masih banyak masyarakat yang tinggal berdekatan dengan kebun, rawa dan pepohonan yang menjadi sarang nyamuk. Hal tersebut dapat meningkatkan resiko dari malaria melalui gigitan nyamuk," kata Dansatgas.

Lebih lanjut Dansatgas menuturkan, "Di Kiliarma, penyakit malaria masih menjadi suatu persoalan yang perlu ditangani secara bersama. Karena kurangnya pengetahuan dan Edukasi pada masyarakat,  mengakibatkan mereka tidak begitu paham akan bahaya dari penyakit tersebut. Untuk mengatasi masalah itu, pos kami di Kiliarma Dpp Takes Praka Usman,  bersama Pegawai Puskesmas Agimuga turun langsung ke lapangan memberikan pelayanan kesehatan berupa Imunisasi tambahan di SD YPPK Tilemans Belakmakama. Tujuan pemberian Imunisasi tambahan, agar para murid memiliki perlindungan penuh dan tidak mudah terserang penyakit. Sementara pembagian kelambu bertujuan untuk digunakan masyarakat mencegah gigitan nyamuk malaria," tuturnya.

"Kami berharap semoga dengan sinergitas yang baik dalam pelayanan kesehatan ini, akan berdampak Positif pada perbaikan kualitas dan tingkat kesehatan masyarakat, khususnya di Kampung Kiliarma. Dan penularan penyakit malaria dapat di tekan penyebarannya, sehingga kedepannya Endemik malaria di Kabupaten Mimika dapat berkurang, "harap Letkol Hutapea

Sementara itu Kepala Puskesmas Agimuga Bapak Solihin, Amk mengucapkan Terima kasih atas kerjasama dan Partisipasi Pos Kiliarma Satgas Yonif 756/WMS dalam membantu Nakes Puskesmas Kiliarma memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

"Kami mewakili seluruh Nakes Puskesmas Agimuga mengucapkan Terima kasih dan Mengapresiasi Ketulusan Bapak-bapak TNI Yonif 756/WMS dalam Kepeduliannya pada kesehatan masyarakat Kiliarma. Semoga hal Positif seperti ini terus dilakukan Bapak-bapak sekalian dimanapun bertugas," harap Bapak Solihin.

Pensatgas756 (1b) 

Ratusan Warga Beringin rela antri " Demi mencairkan BST"

Indomedianewsc-Dibawah terik matahari, tidak menyurutkan warga Masyarakat untuk mendatangi tempat yang sudah ditentukan dalam memperoleh Bantuan Sosial Tunai (BST-red)  per KPM menerina Dana sebesar Rp. 300.000.

Salah satunya seperti yang terlihat di halaman Kantor Desa Beringin,  Kecamatan Pangenan,  Kabupaten Cirebon,  Senin, 19/04/2021.

Ratusan Warga Masyarakat Beringin,  rela antri untuk memperoleh BST yang dilaksanakan tahap 3 dan 4 sebesar  Rp. 600.000, hal tersebut seperti yang disampaikan salah seorang Perangkat Desa Beringin,  Supriyadi, 

" Warga kami yang mendapatkan program BST sebanyak 373 KPM,  dimana setiap penerima akan mendapatkan Dana sebesar Rp. 600.000  karena setiap tahapnya akan dicairkan sebesar Rp. 300.000 dan kami melaksanakan dua tahap,  yaitu tahap 3 dan tahap 4, oleh karenanya mereka mendapatkan BST sebesar Rp. 600.000, dan Alkhamdulillah dalam pelaksanannya berjalan lancar dan tetap menerapkan protikol kesehatan " ujarnya. 

Sementara itu,  Kuwu Desa Beringin,  Agung Gunawan,  menuturkan

" Kami sangat bersyukur pencairan BST tahap 3 dan 4 dapat terealisasi,  karena hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi warga Masyarakat,  terlebih saat ini sudah memasuki hari  ke 7 Bulan Ramadhan, tentunya uang diterima sangatlah bermanfaat,  dan kami dari pihak Pemdes berharap uang yang telah diterima dapat dimanfaatkan dan dipergunakan sebaik baiknya " tuturnya. 

Lebih lanjut Agung,  menjelaskan,  bahwa Bulan Ramadhan ini jangan sampai dijadikan alasan untuk bermalas malasan

" Ramadhan merupakan Bulan dimana kita dituntut untuk bersabar dan menahan diri,  dan bukan berarti kita harus bermalasan,  justru di Bulan inilah kita seharusnya lebih giat lagi dalam melaksanakan hal hal yang positif,  termasuk salah satunya adalah tugas kami sebagai Pelayan Masyarakat,  semoga dengan niat yang baik dan tulus akan memberian kita sebuah lumbung amal yang InsyaAllah akan ada hikmah terbaik dari semuanya " pungkas Agung. (1c) 

Syech Arifin atau Kibuyut Serpin Ulama Besar Mertalaya

Indomedianewsc - Menurut catatan sejarah dan penuturan sesepuh / tetua Desa Mertapadawetan, bahwa pada mulanya Desa Mertapadawetan adalah merupakan  sebuah kampung dengan nama Mertalaya yang diketemukan oleh seorang Mubaligh Islam yang berasal dari Baghdad yang bernama Syeh Arifin pada tahun 1479. 

Syeh Arifin menurut cerita dan penuturan sesepuh / tetua Desa Mertapada berasal dari Baghdad (Irak) yang sengaja datang ke Cirebon guna memperdalam dan menyebarkan ajaran Islam ditanah Cirebon. Dalam perjalanan Syiarnya beliau kemudian menemukan suatu tempat sebelah timur kota Cirebon yang masih merupakan kampung yang subur dan aman . Syeh Arifin tertarik dengan tempat itu dan akhirnya beliau berniat untuk menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggalnya, selanjutnya kampung itu  diberi nama kampung Mertalaya, Merta artinya tempat dan laya artinya senang, aman dan makmur. Sehingga Mertalaya mengandung arti suatu tempat yang aman, makmur dan menyenangkan.

Setelah Syeh Arifin menetap di Mertalaya, semenjak itu banyak orang-orang berdatangan berguru dan menimba ilmu dan menjadi santri kepadanya. Diantara sekian banyak santri yang ada diperguruan Mertalaya terdapat tiga pemuda yang berasal dari Negri Cempa (Kamboja) yang menjadi muridnya. Ketiga pemuda tersebut mempunyai kepandaian  dan kesaktian yang luar biasa, mereka itu adalah Selarasa, Selaganda dan Selasuara. Selama berada di Mertalaya ketiga pemuda tersebut mendapat bimbingan dan pendidikan Islam dari Syeh Arifin, disamping itu mendapatkan pelajaran-pelajaran lain yang berupa kesaktian yang biasa dikenal dengan istilah kekebalan atau kedigjayaan (Kanuragan), sehingga ketiganya terkenal dengan kepandaian dan kesaktian yang tak terkalahkan pada saat itu.  

Oleh karenanya suatu hari Syeh Arifin menagadakan uji tanding terhadap ketiga santrinya itu untuk menentukan siapa yang terkuat dan terpandai dari ketiganya.
Namun setelah diadakan pertandingan ternyata tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang oleh karena ketiganya sama pandai dan sama sakti, maka Syeh Arifin mengadakan musyawarah dengan santri-santrinya yang lain, dan hasil musyawaran itu adalah merubah nama kampung Mertalaya menjadi Mertapada. Merta artinya tempat (panggonan) Pada artinya sama (sama pandai dan sakti), sehingga Mertapada mengandung pengertian suatu tempat yang dihuni oleh orang-orang yang berkepandaian dan kesaktian sama. Dan setelah itu dibentuk pula Ketua Kampung ( Kuwu ) sebagai orang yang mengurus masyarakat atau penduduk dan akhirnya Ketua Kampung diserahkan kepada Selarasa. Setelah beberapa tahun lamanya akhirnya Syeh Arifin wafat (Tanpa tahun) dan di kebumikan di Mertapada, dan oleh Masyarakat atau penduduk Mertapada tempat dikebumikannya Syeh Arifin dijadikan sebagai tempat Keramat Kibuyutan dengan 
Sebutan Kibuyut Serpin (asal kata dari Arifin/Syarifin/Sarpin/Serpin). Setelah Syeh Arifin wafat, beberapa tahun kemudian ketiga santrinyapun wafat dan dikebumikan disamping kuburan Syeh Arifin.

Sepeninggal Syeh Arifin dan ketiga santrinya beberapa tahun kemudian kekuasaan mertapada dipegang oleh Kidemang Ampunantara sampai wafatnya, selanjutnya digantikan oleh Nyi Mursifah Istri kidemang Ampunantara. Pada saat Nyi Mursipah memimpin Mertapada, beliau membagi Mertapada menjadi dua bagian, yaitu Mertapada bagian Timur disebut Mertapadawetan dan diberikan kepada anak laki-laki (anak sulungnya), sedangkan Mertapada bagian Barat disebut Mertapadakulon yang diberikan kepada anak perempuan dan menantunya.. Semenjak itulah Mertapada terbagi menjadi dua kampung atau desa yang dikenal dengan nama Desa Mertapadawetan dan Desa Mertapadakulon.

Hingga saat ini, Makam Keramat Syech Arifin atau dikenal juga dengan sebutan Ki Buyut Serpin, kerap dikunjungi oleh para penjiarah baik Warga sekitar maupun Masyarakat dari luar Daerah.
Semoga Babad atau ceritera ini bisa menjadi tauladan bagi kita semua. (1c )