( Ade .S ( Biro Karawang )
Tidak ada satupun diantara kita yang akan mengira, bahwa virus yang menghebohkan seantero jagat hingga saat ini tidak kunjung sirna.
Virus yang kita kenal dengan nama Corona atau Covid-19 seakan menunjukan taringnya dan memperlihatkan bahwa tidak ada satupun yang akan mampu menghambat lajunya.
Dampak dari adanya Corona tersebut, tidak hanya berdampak pada merosotnya perekomian, Sosial hingga Budaya, namun hingga merosotnya psikologis hampir sebagian kehidupan Generasi Anak Bangsa.
Betapa tidak, dengan adanya Corona, aspek Pendidikan hampir lumpuh karena adanya aturan pelarangan Pembelajaran secara langsung atau tatap muka , dan digantikan dengan menggunakan pola daring atau belajar jarak jauh dengan menggunakan fasilitas Dunia maya atau Internet.
Tidak sedikit atau mungkin hampir seluruh Pelajar harus memendan keinginannya untuk menikmati suasana belajar secara langsung, dimana mereka bisa bercengkrama dengan sesama teman dan mengadukan segala sesuatu yang tidak diketahuinya kepada para Guru. Namun keinginan tersebut harus terhalang karena adanya Virus yang terus ada dan entah sampai kapan akan berakhir.
Selain terhentinya pola pembelajaran secara tatap muka, banyak pula para pekerja yang harus kehilangan pekerjaannya dikarenakan banyaknya pengurangan tenaga kerja yang lagi-lagi akibat adanya Corona, dan lagi-lagi entah sampai kapan semuanya akan berakhir.
Disaat mereka para pencari rupiah yang nilainya tidak seberapa harus kehilangan mata pencahariannya, sementara kebutuhan untuk kelengkapan hidup harus terus ada, hingga akibatnya tidak sedikit diantara mereka yang semula mampu meraup rupiah dengan jalan halal harus banting setir hingga menghalalkan segala cara, yang penting bisa untuk tetap mampu menghidupi keluarga dan dirinya sendiri.
Disaat hampir seluruh Rakyat merasakan kesedihan dan kegalauan yang tiada tara, disaat mereka harus merelakan kehilangan mata pencahariannya, disaat mereka hanya berharap belas kasih Pemerintah karena kondisi yang bukan keinginannya, disaat itu pula Hak mereka dirampas oleh sang penguasa yang begitu teganya menjerat Rakyat dengan prilaku korup hingga menguntungkan yang bersangkutan dengan nilai yang sangat fantastic, sementara Rakyat hanya bisa mengelus dada dan mungkin hanya mampu menghujat lewat doa semoga sang perampas Hak bisa menikmati hasilnya dengan ajab yang lebih dari penderitaan yang Rakyat rasakan.