Indomedianewsc- genangan air menutupi perlintasan jalan, tepat dibawah terowongan kereta Api yang menghubungkan kecamatan Astanajapura dan kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon.
Dari pantauan IM, akibat kondisi jalan yang berlubang dan tertutup oleh air, berakibat terjadinya kemacetan hingga ratusan meter.
Jalan tersebut memang menjadi jalan utama bagi banyak pengendara, sayangnya selain kondisinya rusak parah, hal tersebut juga sering mengakibatkan kecelakaan khususnya bagi para pengendara roda dua.
Ini pula yang disampaikan , Moh Munif, salah seorang Aktifis Cirebon Timur, Senin, 07/12/2020
" Kerusakan jalan ini sudah kerap terjadi, terlebih lagi jika sudah memasuki musim penghujan, bukan saja jalanan tersebut tertutup oleh genangan air, tetapi yang lebih parah lagi selain bergelombang juga terdapat banyak jalanan yang berlobang dengan kedalaman sampi 30 cm lebih, ini kan sangat membahayakan bagi para pengguna jalan " ujarnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan. " Seharusnya pihak terkait respon dan tanggap dengan kondisi jalan ini, dan menurut hemat kami, jalan ini tidak cukup hanya dilakukan perawatan atau perbaikan, seharusnya sesegera mungkin dilakukan peningkatan agar tidak mudah rusak" jelas Munif.
Dari berbagai informasi yang didapat, persoalan terkait kondisi jalan tersebut diakibatkan adanya kewenangan dari dua institusi, yang pertama adalah Pihak Pekerjaan Umum dan pihak lainnya adalah PT. kAI,
Karena adanya dua kewenangan maka diperlukan adanya mediasi atau pembahasan yang melibatkan dua instansi tersebut
" Disatu sisi memang jalanan yang kerap dilintasi oleh para pengguna jalan merupakan kewenangan pihak Pekerjaan Umum, sementara diatasnya adalah terowongan kereta api yang sudah pasti menjadi kewenangan pihak PT.KAI dan tidak mungkin akan merubah kondisi terowongan yang sudah ada, dengan adanya hal tersebut diperlukan kedua belah pihak duduk bersama dengan melibatkan unsur muspika, baik itu Kecamatan Astanajapura maupun Lemahabang,jika hanya dilakukan perbaikan dan perawatan sudah dipastikan hasilnya tidak maksimal, terlebih saat ini tidak jauh dari terowongan yang kerap menimbulkan kemacetan , hilir mudik kendaraan besar pengangkut galian , akibatnya selain menimbulkan kemacetan juga mempercepat kerusakan jalan" pungkas Munif (1c)