Menurutnya, lewat wadah ini diharapkan nantinya dapat dilakukan banyak hal, untuk meluruskan pemahaman yang keliru tentang permasalahan yang terjadi di Papua.
"Papua sebagai bagian dari NKRI seharusnya dipahami sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena tanpa ridho dari-Nya, tidak ada satupun hal bisa terjadi. Dan harus dipahami bahwa rancangan Tuhan pasti baik untuk manusia, tinggal manusia itu mau mengambil kebaikannya atau sebaliknya", jelasnya.
Lanjutnya, bila yang diambil adalah kebaikannya, tanah Papua akan dipenuhi dengan damai sejahtera, dan semua orang Papua akan menikmati semua kemurahan Tuhan di tanah Papua. Tetapi sebaliknya, bila yang diambil adalah konflik, dan benih yang disemai adalah kebencian, dendam dan permusuhan maka penderitaan yang akan didapat.
"Itulah sebabnya Papua tanah damai, Papua tanah diberkati, Papua surga kecil yang turun ke bumi, sampai saat ini masih mengalami konflik yang belum terselesaikan secara tuntas",
kata Izak saat melakukan tatap muka bersama Kelompok Masyarakat Merah Putih, bertempat di Makorem, Jumat kemarin (23/4).
Dikatakan pula, perlu segera dibentuk sebuah tim penggalian data otentik tentang sejarah Papua yang ada di Lembaga Arsip Nasional, yang ada dalam arsip pribadi, juga yang masih disimpan oleh keluarga Pejuang Pepera. “Sehingga dapat dituliskan dalam sebuah buku sejarah Papua, sebagai bahan bacaan dan bila perlu dimasukan sebagai bahan ajaran di sekolah, agar generasi muda Papua mengetahui tentang sejarah yang benar tentang Papua”, harapnya.
Sementara itu Ondofolo Besar Sentani, Yanto Eluay yang merupakan anak dari Theys Eluay (salah satu pejuang Pepera) , menyampaikan deklarasi tersebut akan diselenggarakan bertepatan dengan menyambut hari sumpah pemuda tanggal 28 Oktober mendatang.
“Ini adalah program kami dalam menyambut Hari Sumpah Pemuda dengan melakukan deklarasi Komponen Masyarakat yang tergabung dalam Barisan Merah Putih (Putra-putri Pejuang Pepera) dengan tujuan mengawal keputusan Pepera pada tahun 1969 dan kedepan kita dapat melihat Profil dari Pejuang Pepera untuk diketahui generasi muda masa depan”, ujarnya.
Menurutnya, saat ini banyak yang telah melupakan Perjuangan Pejuang Pepera sehingga perlu adanya sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat khususnya para generasi muda serta para tokoh-tokoh yang berasal dari beberapa daerah di Provinsi Papua.
“Mari kita buka wawasan generasi muda kedepan untuk menyatakan bahwa Papua adalah bagian dari NKRI dan tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun”, tuturnya.
Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Sekjen Barisan Merah Putih RI (BMPRI) Prov. Papua Yonas Nusi, Ketua BMPRI Kota Jayapura Niko Maury, Ketua Gemapi Pilatus Netep, Max Ohe Putra Bapak Ramses Ohe, Ketua Pemuda Trikora Mandala Albert Ali Kibay, perwakilan DPD Gercin Prov. Papua dan Pdt. Yulianus Warobay Penrem172 (1c)