1 Okt 2020

PEMDES) Kedungdawa kembali menyalurkan Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) Dana Desa

Infomedianewsc-. Pemerintah Desa (PEMDES) Kedungdawa kembali menyalurkan Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) Dana Desa ( DD ) lanjutan kepada warga penyaluran BLT DD berlangsung diaula Kantor Desa Kedungdawa Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon yang didampingi oleh karang taruna desa. Babinsa. Bhabinkamtibmas dan Puskesos. Rabu (30/09)

Kuwu kedungdawa H.Sanita mengatakan. pemberian BLT-DD lanjutan ini kami berikan kepada 160 Kepala Keluarga (KK) dan setiap warga penerima manfaat mendapatkan nominal sebesar Rp 300, selama tiga bulan, hal tersebut sesuai apa yang sudah menjadi keputusan bersama di dalam Musyawarah Khusus Desa (Musdesus) bersama BPD. Puskesos. RT/RW.

Untuk penyaluran BLT dana desa lanjutan ini kami ada perubahan data jadi untuk BLT DDs yang sekarang ini kami bagikan kepada yang belum menerima pada pembagian sebelumnya karena supaya tidak ada kecemburuan sosial antar warga dan semua warga bisa merasakan bantuan dari pemerintah.

Insya Allah penyaluran BLT dari Dana Desa tepat sasaran kami memberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan kesulitan akibat dari dampak pandemi wabah covid-19 ini dan saya tegaskan kepada perangkat desa Rw dan Rt tidak boleh ada pemotongan dana tersebut dan tolong agar bantuan ini dipergunakan sebaik baiknya .


Alhamdulillah ini dapat berjalan aman, lancar dan kondusif serta dalam pelaksanaan penyaluran BLT DD kami tetap melaksanakan mematuhi mentaati dan mengutamakan protokol kesehatan baik itu seperti memakai masker cuci tangan pengecekan suhu badan dan jaga jarak.


Kami berterima kasih kepada karang taruna. Babinsa. Bhabinkamtibmas. Puskesos dan BPD yang telah membantu dalam penyaluran BLT DDs lanjutan ini semoga melalui penyaluran bantuan ini dapat bermanfaat bagi keluarga ditengah pandemi ini.

Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat desa kedungdawa agar tetap ikuti anjuran pemerintah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan karena dengan cara itulah kita akan memutus mata rantai penyebaran virus covid-19. (2a)

Secara resmi Acara mauludan ditiadakan

Indomedianewsc - Pemerintah Kabupaten Cirebon secara resmi tidak merekomendasikan pelaksanaan muludan, disejumlah lokasi di Kabupaten Cirebon tahun ini. 

Berdasarkan Surat Edaran (SE) yang ditandatangani langsung oleh Bupati Cirebon, Drs H Imron, M.Ag, Pemkab Cirebon melarang kegiatan muludan, demi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. 

Karena melihat perkembangan penyebaran corona virus di Kabupaten Cirebon, berdasarkan angka pertambahan kasus, menunjukkan tren semakin naik. 

"Sehingga potensi penyebaran dan penularan covid 19 semakin tinggi," ujar Imron, Rabu 30 September 2020.

Oleh karena itu, Irmon mengatakan, dengan tidak mengurangi rasa khidmat dan menjunjung tinggi nilai luhur budaya, Pemerintah Kabupaten Cirebon, meniadakan kegiatan muludan yang dilakukan rutin setiap tahun, pada masa pandemi covid 19 ini. 

Dalam surat tersebut juga dituliskan, bahwa pelaksanaan kegiatan ritual adat istiadat di lingkungan setempat, hanya bersifat internal dengan memperhatikan protokol kesehatan. 

"Muludan hanya dilaksanakan bersifat internal dan tetap melaksanakan protokol kesehatan, " ujar Imron. (2a)

Kabidkum Polda Jabar: Kesadaran Warga Kabupaten Cirebon Mematuhi Protokol Kesehatan Sudah Baik

Indomedianewsc - Kesadaran masyarakat Kabupaten Cirebon dalam mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dinilai sudah baik. Hal itu diungkapkan Kabidkum Polda Jabar, Kombes Pol Dr. Yoslan, SH, MH, usai meninjau Operasi Yustisi Protokol Kesehatan di Mapolsek Sumber, Rabu (30/9/2020).

Yoslan menilai, dari hasil tinjauannya selama dua hari di Kabupaten Cirebon pada dasarnya masyarakat telah menaati protokol kesehatan. Meski masih ada saja warga yang terjaring operasi yustisi tersebut karena kedapatan tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Dalam dua hari ini, kami melihat masyarakat Kabupaten Cirebon sudah patuh terhadap protokol kesehatan. Memang masih ada pelanggar yang terjaring operasi yustisi tapi tidak sebanyak kemarin," kata Kombes Pol Dr. Yoslan, S.H, M.H.

Namun, Yoslan menilai kepatuhan tersebut masih harus ditingkatkan, terlebih status kewaspadaan Kabupaten Cirebon dalam penyebaran Covid-19 ditetapkan sebagai zona merah. Pasalnya, rata-rata bentuk pelanggaran warga yang terjaring operasi yustisi adalah tidak memakai masker saat keluar rumah.

Padahal, mereka membawa masker dan hanya disimpan di saku celana serta tas. Selain itu, ada juga pelanggar yang mengenakan masker di dagu sehingga tidak menutup secara sempurna.

"Ini yang harus ditingkatkan, maskernya dipakai jangan disimpan di saku atau dipakainya di dagu. Kalau secara kesadaran memang ada peningkatan karena mereka membawa masker," ujar Kombes Pol Dr. Yoslan, S.H, M.H.

Ia mengatakan, jika kepatuhan masyarakat belum juga meningkat, maka butuh waktu lama untuk mengubah Kabupaten Cirebon menjadi zona hijau. Karenanya, pihaknya mengajak masyarakat untuk membantu pemerintah memutus penyebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan setiap saat.

Sementara itu, Kapolresta Cirebon, Kombes Pol M. Syahduddi, S.I.K, M.Si, didampingi Kasubbag Humas, IPTU Suwito, S.H, mengimbau masyarakat Kabupaten Cirebon selalu mematuhi protokol kesehatan kapanpun dan di manapun. Di antaranya, selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

"Mari bersama-sama patuhi protokol kesehatan untuk membantu Pemkab Cirebon memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sehingga pandemi ini segera berakhir," kata IPTU Suwito, S.H. (2a)

Kodim 0620/Kab Cirebon bersama Palang Merah Indonesia menggelar kegiatan bakti sosial donor darah

Indomedianewsc - Dalam rangka menyambut Ulang tahun ke 75 Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2020, Kodim 0620/Kab Cirebon bersama Palang Merah Indonesia Kabupaten Cirebon, menggelar kegiatan bakti sosial donor darah, Rabu (30/9/2020).

Donor darah yang dilaksanakan di Aula GSG Jati manunggal Komplek Makodim 0620/Kab Cirebon Jln Fatahillah, Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon ini diikuti oleh Personil Militer maupun PNS Kodim 0620/Kab Cirebon.

Dandim 0620/Kab Cirebon Letkol Inf Sugir, S.I.P., M.Tr.(Han) menyampaikan bahwa kegiatan donor darah ini digelar dalam rangka menyambut ulang tahun ke 75 TNI tahun 2020, dengan mengambil thema darahku mengalir untuk Negeriku.
Dalam kegiatan ini terkumpul sebanyak 76 labu darah, guna membantu stok darah di masa pandemi covid 19 di wilayah Kabupaten Cirebon, jelas Letkol Inf Sugir. S.I.P.,M.Tr.(Han)

Kegiatan Bakti sosial donor darah ini tetap mengacu dan memperhatikan pada protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan hand sanitizer, Cek suhu tubuh, menggunakan masker serta jaga jarak aman satu dengan yang lain. (2a)

KH. Maman Imanulaq Deklarasikan KITA Cirebon di TPA Kopi Luhur, "KITA Adalah Indonesia".




indomedianewsc,- Penggagas sekaligus ketua gerakan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), KH Maman Imanulhaq, mendeklarasikan KITA Cirebon,  di lokasi  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kopi Luhur, Kecamatan Argasunya Kota Cirebon, bersama puluhan pemulung dan relawan. Rabu (30/09/20).

KH Maman Imanulhaq menyampaikan KITA terus bergerak dalam politik kesadaran dan mengawal tujuan berbangsa dan bernegara.

"Setelah Jakarta, Medan, Jogjakarta, Bandung dan Banten, pada hari ini (red Rabu 30/09/2020), mendeklarasikan KITA Cirebon, tidak seperti pada umumnya saat melaksanakan acara deklarasi, KITA Cirebon unik mengadakan Deklarasi di TPA," ungkapnya 

Selain itu kegiatan  deklarasi KITA Cirebon ini hanya dihadiri secara fisik oleh 19 Pengurus KITA dan para pemulung di TPA Kopi Luhur Kota Cirebon, untuk mengantisipasi paparan Covid-19.

Lanjut  Maman, bahwa persoalan masyarakat Indonesia bukan hanya menghadapi pandemi Covid-19, akan tetapi ada kemiskinan ekstrim, ketersesakan kota dan pengelolaan sampah.

“Kita butuh keseriusan, kecerdasan dan sikap gotong royong menghadapi patalogi sosial yang terjadi di tengah masyarakat," ujar tokoh muda NU sekaligus anggota DPR RI.

Sementara ketua KITA Cirebon  A Muiz Syaeroji,  yang juga merupakan  putera ulama besar Babakan Ciwaringin, Cirebon, KH Syaeroji ini. mengatakan bahwa keragaman yang menjadi ciri khas Indonesia adalah anugerah yang harus dirawat agar bangsa ini terus melangkah maju, bergerak menjadi bangsa yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian.

“Semangat tauhid mengajarkan kita, bahwa bila kita yakin Allah satu, maka kita wajib bersatu,” 

Kepengurusan KITA Cirebon yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu dan Subang ini dipimpin oleh Majelis Hikmah Kiai Jamaluddin, Ketua Kebijakan Abdul Muiz Syeroji, Sekjen Rofahan dan Dewan Perwakilan Ade Duryawan. (1e).

30 Sep 2020

Belum berakhirnya Corona Jadi momentum Intropeksi diri

R. Agus Syaefuddin ( Indomedianewsc ) Saat ini Mahluk Tuhan yang bernama Manusia sedang diuji dengan berbagai Ujian yang entah apa jawabannya dan entah sampai kapan ditemukan sebuah jawaban yang pasti,,,Ujian atau apapun itu namanya, saat ini kita mengenalnya dengan sebutan Corona atau Covid-19. Wabah Corona Covid- 19 yang muncul saat ini telah melahirkan krisis multidimensi. Tidak hanya krisis kesehatan, krisis ekonomi namun juga krisis sosial. Bahkan terkesan memutus tali silaturohmi antar ummat. Terpaparnya jemaat beberapa gereja, jama’ah tabligh, serta terpaparnya santri pesantren, dan ditutupnya pelaksanaan jamaah haji di Baitullah seakan menjadi penegasan tesis beberapa Orang atau kelompok, jika kegiatan dan ritualisme agama sebagai bentuk permohonan langsung pada sang Khalik itu tetap tidak mampu menyelamatkan jiwa mereka dari serangan Covid 19. Terbukti hingga saat ini penyebaran virus itu belum ada tanda-tanda akan berhenti. Bahkan jumlah korban terus meningkat pesat. Maka momentum wabah Corona bisa dijadikan sarana i’tibar (pembelajaran) serta instropeksi untuk merumuskan ulang tentang cara kita memahami serta mengamalkan agama yang baik dan benar. Agama bukan semata-mata sebagai metodologi kita untuk berkomunikasi dengan sang pencipta, habblumminallah melalui ibadah khusus (mahdhah), seperti sholat, zakat dan puasa tetapi juga sarana kita untuk melakukan ibadah sosial, habbluminannas melalui ibadah umum (ghairu mahdah) yang diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku (muammallah). Yang tak kalah penting juga, wabah ini telah membuka mata kita bahwa harus ada keseimbangan antara pemahaman dalam kacamata filsafat jabariyah dan qodariyah. Pemahaman jabariyah adalah pemahaman meyakini semua yang terjadi ini adalah ketentuan illahi yang harus dijalani, sehingga kita cukup berdoa dan berserah diri terhadap semua ketentuan Illahi. Sebaliknya qodariyah adalah pemahaman yang menyatakan jika semua ketentuan itu masih bisa dirubah dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pribadi itu sendiri. Dalam persepektif historis, kitab suci Al Qur’an yang turun sekitar 14 abad lalu itu juga telah mengingatkan tentang bahaya virus Corona (thaun) sekaligus kewajiban umat untuk mengikuti social distancing seperti yang termakthub dalam QS Al Azhab 33 yang menyatakan, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya,”. Frase dalam ayat tersebut bisa menjawab doa persaoalan sekaligus, bahwa agama telah memberikan jawaban terhadap persoalan wabah yang saat ini terjadi, sekaligus menjelaskan bahwa pendekatan qodariyah (melalui proses ihktiar) itu harus dilakukan sebelum melakukan pendekatan jabariyah (berpasrah diri terhadap takdir illahi). Negara ini didirikan berdasarkan konsesnsus bersama antara umat beragama baik agama Samawi maupun agama Ardhi yang ‘diimpor’ dari berbagai tempat seperti Timur Tengah untuk agama Samawi maupun India untuk agama Ardhi. Konsesnsus itu diwakilkan kepada sosok para founding fathers kita. Intinya, Jadikan Agama sebagai pegangan keimanan yang harus dipertahankan dengan penuh keikhlasan, namun bukan berarti kita melupakan sesuatu yang sifatnya keduniaan, karena kita hidup di dalam Dunia yang memiliki aturan dan saling diperlukan adanya kepedulian antar sesama. Kita sebagai Manusia diwajibkan untuk tetap berusaha dan berikhtiar tanpa melupkan doa dan permohonan kepada sang pencipta, namun selebihnya kita serahkan kepada Shang Pemilik dari dari Rajanya Raja, dari Pemimpinnya Pemimpin, dari Kekuatan yang memiliki kekuatan, yaitu Allah SWT. Tuhan Penguasa Alam Semesta. ( dilansir dari berbagai sumber )