Agung Gunawan ( Kuwu Desa Beringin ) |
Kehadiran Virus Corona bisa disebut sebagai ujian bagi manusia. Seharusnya, peristiwa ini menjadikan manusia bekerja sama untuk menuntaskan wabah global. i menuntaskan masalah ini membutuhkan dua hal: kepercayaan dan kerja sama internasional yang tinggi.
Sebagai salah satu landasan utama , Agama memiliki peran penting sebagai pegangan manusia di masa pandemi Covid-19. Dalam literatur antropologi misalnya, "agama sebagai sistem kultural" terkandung di dalamnya sistem simbolik manusia dalam menafsirkan dunia dan menjalani kehidupan mereka.
Dalam masa-masa seperti ini, agama memiliki peran signifikan sebagai penguat bagi manusia dalam menjalani berbagai tantangan kehidupan yang tidak biasa. Berbeda dengan coronavirus jenis sebelumnya yang transmisinya dari hewan ke hewan, virus jenis ini--yang dikenal dengan covid-19--menyebar dari manusia ke manusia.
yang harus kita miliki adalah Keyakinan, bahwa keyakinan akan sesuatu yang lebih kuat dan tidak terlihat, seperti "kekuatan supernatural" membantu dalam mengurangi kecemasan.
Artinya, kecemasan dan ketidakpastian yang dijalani manusia itu bisa ditanggulangi dengan keyakinan pada kekuatan yang maha besar yang ada dalam agama. Tiap agama memiliki keyakinan akan sang penguasa yang berkuasa atas segenap alam semesta raya.
Kehadiran agama dapat menjadi salah satu pegangan bagi manusia dalam menghadapi kejadian seperti sekarang. Bisa dikata, agama dapat menjadi pelipur lara bagi semua orang bahwa Tuhan maha tahu dan maha melihat apa yang terjadi di bumi ini. Tuhan dengan kasih dan sayang-Nya tidak mungkin menciptakan bumi dengan segenap kejadian di dalamnya dengan sia-sia. Selalu ada makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Jika dibawa pada konteks nasional kita, maka dua hal itu rasanya cukup penting untuk menuntaskan wabah ini. Harus ada kepercayaan antar kita semua (rakyat kepada pemimpin) dan pemimpin juga memberikan yang sangat terbaik kepada rakyatnya sebagai bentuk pelayanan kepada orang banyak. Selain itu, juga harus ada kerja sama, koordinasi yang bagus antar kita semua.
Ketika pemerintah memaklumatkan bahwa kita harus isolasi diri di rumah maka kita harus lakukan itu semata-mata agar penyebaran virus ini dapat dikendalikan. Karena, jika tidak begitu dikhawatirkan jumlah penderita semakin tinggi sementara kemampuan rumah sakit dan tenaga kesehatan tidak mencukupi.
Dan ada satu yang harus kta sepakati, yaitu hadirnya peran Ulama atau Agamawan, ini dikarenakan sosok Agamawan dapat berperan aktif untuk menyerukan jemaah-nya untuk taat pada "pembatasan sosial" (social distancing) dan "pembatasan fisik" (physical distancing) agar tidak menularkan atau tertular. Tapi, satu yang harus tetap dijaga adalah jangan sampai tindakan itu membuat kita curiga berlebihan, bahkan rasis kepada orang tertentu.
Menjaga diri sendiri, menjaga keluarga, dan menjaga lingkungan agar tetap kebal dari virus adalah penting sekali. Tiap diri harus mengonsumsi makanan bergizi, keluarga juga harus makan dan istirahat yang teratur, serta lingkungan (online dan offline)--termasuk teman di grup-grup Whatsapp harus kita pedulikan dengan cara membagikan berita yang benar dan menggembirakan.
Saat ini kita berada dalam masa 'usrin (kesulitan), tapi berpijak dari surat Al-Insyirah, kita yakin bahwa kata 'usrin itu terletak di antara kata yusran (kemudahan). Maka, yakinlah kita bahwa kesulitan di masa coronavirus ini cepat atau lambat, insya Allah, akan selesai juga. Akan tiba juga masa kemudahan itu. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama. Wallahua’lam…