28 Agu 2020

Peringatan 10 Muharam Diisi dengan do’a dan Pawai Obor

Indomedianewsc - Kumandang do’a  bersahutan  diiringi rebana dan marcing Band  terlihat sangat jelas penuh dengan rasa suka cita , terpancar dari ribuan pasang mata Warga Masyarakat Desa Mertapada , Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, saat memperingati  10 Muharam yang sebagian Masyarakat menyebutnya dengan Hari Raya Anak Yatim.
Peringatan 10 Muharam Tahun ini, selain diisi dengan karnafal,  marcing band, Pawai obor, genjeringan  dan yang utamanya adalah membaca doa  Assyura,
Selain dilaksanakan dihalaman Kantor Desa Mertapadawetan, Pawai oborpun diikuti oleh ratusan warga setempat dengan berjalan bersama mengelilingi jalan raya maupun jalan jalan yang ada di sekitar Desa setempat.
Rona wajah sumringah sangat terlihat jelas dan terpancar dari raut wajah para anak Yatim yang saat itu akan menerima santunan dari  Masyarakat yang menyisihkan sebagian hartanya  untuk diberikan kepada  puluhan Anak Yatim.
Menurut salah seorang Warga Masyarakat yang turut menyaksikan jalannya  pawai obor tersebut, Junaedi, menuturkan , Jum’at  28/08/2020     “.kami sebagai warga Masyarakat sangat bangga dengan adanya berbagai pihak penyelenggara yang tetap mempertahankan tradisi peringatan 10 Muharam ini, karena ini merupakan salah satu hal yang sangat positif, terlebih lagi Masyarakat secara ikhlas dan bersama, menyisihkan  sebagian rizkinya, walau di tengah Pandemi, dan ini merupakan cerminan Ummat, betapa kita sangat peduli dengan keberadaan sosok Anak Yatim, semoga apa yang telah kita berikan , mendapat rido dan pahala dari Allah SWT  “ ujarnya.
Senada hal tersebut disampaikan warga lainnya, Hartati  “ yang saya tahu, selain kita bersama-sama membaca do’a  Assura, kita pun dianjurkan untuk memberikan sesuatu kepada Anak Yatim, karena ini merupakan hari Raya nya Anak Yatim, dan harapan saya semoga tradisi ini tetap bertahan dan tidak akan hilang termakan zaman  “ ujarnya   ( 1c )

Puskesmas Sidamulya di tutup Akibat Warga dan Pegawai positive Corona

Indomedianewsc -  Usai dilaksanakannya  swab tes pada  19 Agustus 2020, terkonfirmasi  7 Warga Desa Mertapada Kulon, 2 Warga Desa Munjul dan 1 Pegawai Puskesmas Sidamulya, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Positif Covid-19.
Dengan adanya hal tersebut,  Puskesmas Sidamulya  ditutup sejak  selasa 25/08/2020 sampai dengan Jum’at 28/08/2020.
Hal ini dibenarkan oleh Kasi Pemerintahan Kecamatan Astanajapura, Yayat. S. Jum’at 28/08/2020.
“ memang setelah dilaksanakannya Swab tes pada tanggal 9 Agustus, diperoleh informasi bahwa ada 7 Warga Desa Mertapada Kulon, 2 Warga Desa Munjul dan satu pegawai Puskesmas sidamulya yang positf Covid-19,  dan semuanya sudah dilakukan perawatan di Rumah Sakit Waled, sementara dari informasi yang kami peroleh, untuk 2 Warga Desa Munjul  menerapkan Isolasi Mandiri,  selain itu dari  informasi yang kami peroleh saat ini, bahwa 7 Warga Desa Mertapadakulon sudah pulang dan dinyatakan sembuh, namun demikian kami akan terus melakukan pemantauan  “ ujarnya.
Sementara itu, Kasi Trantrib Kecamatan Astanajapura, Herry Soemardjono, menjelaskan  langkah yang akan dilakukan oleh jajarannya          “ kami saat ini sedang terus berkordinasi dengan berbagai pihak, baik  dari Pemerintah Kabupaten, TNI/POLRi  tentang langkah apa saja yang akan dilakukan  guna mencegah terjadinya penyebaran Virus Corona  semakin meluas, oleh karenanya kami menghimbau kepada seluruh Warga Masyarakat untuk tetap melaksanakan protocol kesehatan, salah satu caranya adalah biasakan menggunakan  masker  “ ujarnya.
 Dengan telah ditemukannya Warga Kecamatan Astanajapura  yang positif Covid-19, Camat Astanajapura, M. Iing Tadjudin, langsung mengambil langkah tegas     dengan adanya warga kami yang positif Covid-19, maka langkah yang saya lakukan adalah dengan tegas agar pihak Sekolah tidak melaksanakan belajar mengajar secara langsung atau tatap muka, bahkan untuk pelayanan di Kantor Kecamatan sendiri kami batasi hanya sebanyak 20 Orang dalam setiap Harinya, dan dengan kejadian tersebut kalaupun Pemerintah Kabupaten menilai bahwa Kecamatan Astanajpura tidak masuk dalam zona merah, maka  saya secdiri tegaskan, Bahwa Asjap zona merah, ini kami lakukan agar semua pihak tidak menganggap  Corona ini sesuatu yang biasa-biasa saja, dan hal inipun harus disadari oleh semua pihak, termasuk Masyarakat itu sendiri,  saya mengajak kepada siapapun, untuk perduli akan kesehatan diri sendiri maupun Orang lain “ tegas Iing. Bahkan lebih lanjut dirinya menuturkan   “ kalau memang dirasa masih belum  positif aman, saya anjurkan kepada Kepala Puskesmas sidamulya untuk  menutup dan menghentikan pelayanan kepada Masyarakat, sampai semuanya benar-benar aman “ pungkasnya.  Hingga berita ini dibuat, Puskesmas Sidamulya masih ditutup.  (1c )

Jajaran Kodim 0614 Kota Cirebon Adakan senam bersama dan Jalan santai Kodim 0614

Kodim 0614 Cirebon 
Indomedianewsc - Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat mungkin pepatah ini sangat tepat guna memberikan semangat untuk selalu berolahraga dalam masa pandemi Covid-19 saat sekarang. Selaras dengan hal tersebut Kodim 0614/Kota Cirebon bersama jajaran Koramil melaksanakan senam bersama dan jalan santai dalam rangka menjaga kesehatan, kekompakan serta sebagai refreshing ditengah banyaknya tugas kewilayahan.

Dalam apel pagi, Pasiops Kodim 0614/Kota Cirebon Lettu Inf Suyatna menyampaikan sesuai dengan perintah dari Pimpinan dalam rangka Sistem kerja tatanan norma baru dilingkungan Kodam III/Siliwangi dan menjaga kesehatan jasmani anggota, setiap hari Jum'at kita laksanakan senam dan olah raga bersama disamping jadwal kegiatan olah raga yang telah ada

Pasiops menambahkan dalam pelaksanaan kegiatan tetap perhatikan kemampuan masing - masing personil serta laksanakan protokol kesehatan dan jadikan olah raga sebagai kebutuhan guna mendukung pelaksanaan tugas.

Kegiatan dilanjutkan dengan senam dan jalan sehat bersama yang didahului dengan pengukuran suhu juga pengecekan nadi. Hadir dalam kegiatan tersebut Dandim 0614/Kota Cirebon, Kasdim serta Perwira jajaran Kodim 0614/Kota Cirebon.  ( 2a )

Muspika Gegesik Gandeng TNI/Polri Tanggulangi Covid-19 dengan bagikan Masker Gratis

Indomedianewsc- Sinergitas Unsur Pimpinan Kecamatan / Muspika Gegesik Kabupaten Cirebon Gandeng TNI Polri Bagikan 3000 Masker Kain Gratis kapada warga masyarakat, tepatnya di perempatan pasar tradisional gegesik, Jum'at ( 28/08)

Sebelumnya Jajaran Muspika Gegesik  menggelar Apel bersama dilanjutkan kegiatan membagikan masker kain secara gratis sekaligus mengkampanyekan pentingnya penggunaan masker terutama saat beraktifitas keluar rumah.

Hadir dalam kegiatan tersebut Drs. Udin Syafrudin ( Camat gegesik ), Kapt. Arh. Bambang Purmono  ( Danramil 2020/Gegesik Kodim 0620/Kab.Cirebon ), AKP H. Sayidi, SH. ( Kapolsek Gegesik Polresta Cirebon ), dr. Asep Awwaludin ( Kepala Puskesmas Gegesik ), H. Kholidin Ilyas (Ketua DKM), Babinsa dan Bhabinkamtibmas Serta Satpol PP juga turut membantu membagikan masker gratis kepada para jamaah masjid yang akan melaksanakan shollat jum'at.



Camat Gegesik Drs. Udin Syafrudin menuturkan, Kampanye penggunaan masker  oleh muspika gegesik dengan menggandeng TNI Polri serta Satpol PP dan Ketua DKM khususnya di wilayah Gegesik ini akan terus dilakukan, hal ini menyusul adanya isu pasien terkonfirmasi positif atau terpapar Covid-19,
"Memang masih banyak warga abaikan penggunaan masker. padahal, masker ini sebagai upaya yang efektif untuk mencegah sebaran virus Covid-19, makanya kami adakan  kampanye sosialisasi imbauan dan sekaligus membagikan masker secara gratis kepada warga di pasar tradisional maupun disekitaran depan masjid sebelum jamaah melaksanakan ibadah shollat jum'at" 

Camat menambahkan, yang lebih penting dalam kondisi masa pandemi Covid-19 ini, warga harus mengedepankan protokol kesehatan, mulai dari menggunakan masker, jaga jarak dan melakukan pola hidup sehat," ungkap Camat gegesik.

Sementara itu, Kapus Gegesik dr. Asep Awwaludin mengatakan,  bahwa adanya dugaan atau isu pasien terpapar covid-19, khususnya di wilayah kecamatan gegesik ini masih belum jelas kebenaranya, sebab pasien tersebut  hingga kini masih di rawat inap (khusus) di salah satu rumah sakit wilayah kab.cirebon, namun dari hasil swebnya hingg kini masih belum menunjukan bahwa pasien tersebut benar terpapar covid-19, nanti kita akan umumkan kalaupun itu benar  pasien tersebut terpapar Covid-19, pasti kita akan umumkan atas hasil tes swebnya,  Jadi kami harap warga masyarakat di wilayah kecamtan gegesik khususnya, jangan panik, namun tetap waspada jaga diri dan keluarga, tetap gunakan masker saat beraktifitas.” Imbuhnya  (2a )

Warga dan ketua BPD Citemu sayangkan tindakan kuwu

Indomedianewsc- adanya informasi terkait pengunduran diri perangkat Desa Citemu, kecamatan Mundu, kabupaten Cirebon, sangat disayangkan oleh Ketua BPD Citemu. Seperti yang disampaikan Lukman, kepada IM, Jum'at 28/08/2020. " Saya sangat menyayangkan adanya informasi yang beredar tentang pemecatan yang dilakukan Kuwu Citemu ( Supriyadi - Red ) kepada salah seorang perangkat Desanya ( Nurtaka, kasi Ekbang Desa Citemu ) yang disayangkan adalah adanya informasi pengunduran diri tersebut dikarenakan yang bersangkutan tidak mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap warga, khususnya yang terkait terhadap salah seorang warga yang tidak memiliki data kependudukan, atas nama ibu Kartini, hal ini muncul disaat ibu Kartini harus menjalani operasi sesar di Rumah Sakit Gunung jati Cirebon, beberapa waktu yang lalu, menurut hemat kami sangatlah tidak mendasar jika alasan pengunduran hanya dikarenakan hal tersebut " ujarnya. Bahkan lebih lanjut Lukman menegaskan adanya dugaan pemaksaan terhadap surat pengunduran diri saudara Nurtaka. " Dengan adanya info tersebut, saya langsung menanyakan kebenarannya terhadap yang bersangkutan ( Nurtaka -red )  saat ditanya terkait pengunduran , Nurtaka menjelaskan kepada saya, bahwa pengunduran dirinya atas dasar perintah Kuwu, dan hal ini diperkuat dengan isi Surat pernyataan yang menjelaskan bahwa pengunduran atas perintah Kuwu, inikan sangat tidak bijak , walaupun Kuwu memiliki hak peiigratif bukan berarti seenaknya dalam bertindak " tegasnya. Menindaklanjuti hal tersebut, IM , melakukan konfirmasi terhadap perangkat Desa yang mengundurkan diri, saat ditanya soal tersebut, Nurtaka , menjelaskan. " Memang benar kang, saya membuat surat pengunduran diri, tetapi apa yang saya lakukan berdasarkan perintah dari Pak Kuwu, jadi apa kesalahan dan alasan Kuwu meminta saya mengundurkan diri, saya sendiri tidak tau, tetapi sudahlah, saya tidak mau memperuncing persoalan , toh saya dan Kuwu Masih ada ikatan persaudaraan , mungkin ini yang terbaik dan saya menerima atas segala yang terjadi pada diri saya " ujarnya lirih.  Sambil memperlihatkan foto surat pernyataan yang aslinya ada di Kuwu Citemu. Sementara itu, terkait adanya kabar bahwa Kuwu menjaminkan KTP untuk menolong warganya yang dirawat atas nama Kartini, disangkal salah seorang warga setempat yang tidak bersedia dicantumkan identitasnya   " sangat tidak benar kalau Kuwu yang mengurus sepenuhnya terhadap ibu Kartini., Apalagi sampai menyimpan KTP sebagai jaminannya. , Karena dari awal saya yang mengurus dari mulai puskesmas sampai menjalani perawatan di RS Gunung Jati, bahkan maslah pengumpulan dana secara swadaya itu atas usulan Bidan Desa ( Ibu Intan ) hingga terkumpullah Dana sebesar Rp. 2.400.000 . Dan dana tersebut yang  2 juta dijaminkan diRumah Sakit, karena ibu Kartini menjalani operasi sesar, sementara yang 400 ribu kami berikan kepada ibu Kartini, ini fakta yang nyata, tetapi biarlah kalau Kuwu mengaku bahwa dirinya yang mengurus bahkan hingga menjaminkan KTP miliknya, yang imbasnya terhadap salah seorang perangkat Desa yang dikatakannya tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik " ujarnya. Bahkan untuk membuktikan perkataannya, warga tersebut menghubungi pihak Rumah Sakit  melalui telfon ( Rosdewi , kepala Ruang Melati RSUG )  dan dengan jelas pihak Rumah sakit menjelaskan bahwa tidak ada KTP atas nama Kuwu Citemu yang dijaminkan, karena dari awal pengurusan hingga kepulangan pasien semuanya dilakukan oleh warga yang tidak bersedia dicantumkan namanya " kasihan saudara Nurtaka menjadi korban, seharusny seorang pemimpin itu berlaku selayaknya seorang pemimpin" ujarnya. Dari keterangan yang diperoleh IM, saat ini Ibu Kartini administrasi kependudukannya sedang dalam proses pengurusan, termasuk KTP maupun Jampersal / BPJS. ( 1c )

27 Agu 2020

Kuwu Desa Citemu Bantah pemecatan Perangkat

Indomedianewsc-  adanya informasi yang disampaikan ketua BPD Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, bahwa telah terjadi pemecatan kepada salah seorang Perangkat Desa oleh Kuwu setempat , beberapa waktu kebelakang, mengundang tanda Tanya, hal tersebut disampaikan Ketua BPD Citemu, Lukman, kepada  Indomedianews. Lewat  telefon seluler, Kamis, 27/08/2020     saya memperoleh Informasi dari Perangkat Desa yang dipecat beberapa hari yang lalu, sementara saya sendiri kurang begitu memahami apa alasan Kuwu melakukan pemecatan terhadap salah satu Perangkatnya,  memang Kuwu mempunyai Hak preogratif, tetapi semuanya harus sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku  “ ujar Lukman.
Terkait informasi tersebut, IM, melakukan konfirmasi terhadap Kuwu Desa Citemu, Supriyadi , tentang kebenaran hal tersebut, ditempat kerjanya Kuwu Supriyadi menjelaskan  “ tidak benar kalau saya melakukan pemecatan, yang benar adalah Perangkat Desa  tersebut  yang saat ini menduduki jabatan sebagai Kasi Pemerintahan ( saudara Nurtaka- Red ) mengundurkan diri, ini dikarenakan setelah adanya kejadian salah seorang Warga kami yang tidak terdata secara administrasi, baik KK maupun KTP atas nama Ibu Kartini usia 35 Tahun, hal inipun diketahui saat yang bersangkutan harus menjalani Perawatan di Rumah Sakit Gunung jati karena persalinannya melalui proses sesar, sedangkan Biaya untuk hal tersebut tidaklah sedikit, karena tidak memiliki KK maupun KTP maka yang bersangkutan tidak bisa memperoses untuk memiliki BPJS, dengan adanya hal tersebut, kami bersama Warga Masyarakat melakukan Swadaya, dan terkumpulah Dana sebesar 2,4 Juta, disebabkan masih banyak kekurangannya, sedangkan yang bersangkutan ingin segera pulang, akhirnya sebagi jaminan saya simpan KTP milik saya sendiri di Rumah sakit tersebut,  yang penting Ibu dan Bayinya bisa pulang, dan saat ini kami sedang memperoses untuk pembuatan KTP bagi Ibu Kartini, kalau KK sih sudah jadi, mudah mudahan setelah semuanya beres maka kami akan mengurus untuk pembuatan BPJS “ ujarnya.
Lantas terkait adanya informasi pemecatan, Supriyadi menegaskan   “ kami meminta kepada seluruh jajaran Perangkat Desa untuk melakukan Pelayanan secara maksimal kepada Warga, mungkin karena risih atau kalau bahasa jawanya kala blenak, maka yang bersangkutan mengundurkan diri, namun demikian, kalaupun saya melakukan pemecatan, tentunya ada alasan , tidak mungkin kami melakukan pemecatan jika tidak mendasar “ tegas Supriyadi  . Ironisnya, setelah Ibu Kartini melahirkan Anaknya yang ke 4 melalui sesar, sang suami ( Suharto 50 Tahun ) pergi meninggalkannya. Bahkan yang melakukan penjemputan di Rumah Sakit dilakukan oleh Kuwu sendiri.  (1c)