22 Agu 2020

Peringatan HUT RI ke 75 Kuwu Heriyanto “ jangan Lupakan Sejarah “

Karangwareng. Indomedianewsc – Peringatan HUT RI ke 75, merupakan salah satu bentuk Penghargaan dan Penghormatan seluruh anak Bangsa terhadap Jasa Para Pahlawan Kemerdekaan yang telah berkorban Demi Negeri  tanpa ,memperdulikan apapun, termasuk harus kehillangan Harta, saudara bahkan nyawa sekalipun.
Salah satu Bentuk Penghormatan tersebut adalah dengan turut Memperingati Hari  Kemerdekaan Republik Indonesia walau di tengah merebaknya penyebaran Virus Corona.
Hal tersebut seperti yang disampaikan Kuwu Desa Sumurkondang, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, Heriyanto.
Dirinya menuturkan kepada Indomedia,Bahwa kita sebagai Generasi Muda jangan mudah putus asa dalam menghadapi situasi seperti saat ini   “ kita semua tahu,  Bangsa kita bahkan  mungkin seluruh Penjuru Dunia sedang dilanda oleh suatu wabah yang sangat menakutkan, yaitu Pandemi  covid-19, namun bukan berarti dengan adanya hal tersebut menyurutkan tekad dan niat kita  untuk Memperingati Hari Kemerdekaan  RI, bahkan dengan adanya Pandemi tersebut, kita sebagai Anak Bangsa, dituntut untuk secara bersama-sama berjuang memerangi keberadaan Pandemi yang tidak mengenal  siapapun “ ujarnya.
Ditengah masih dalam suasana Pandemi Covid-19, jajarannya bersama Masyarakat sekitar tetap melaksanakan berbagai Tradisi yang sudah turun temurun dilakukan disaat memperingati Hari Kemerdekaan    Alkhamdulillah, kami bersama Masyarakat tetap melaksanakan berbagai kegiatan atau perlombaan dalam peringatan HUT Tahun ini, walaupun memang tidak semeriah Tahun sebelumnya, tetapi intinya bukan masalah meriah ataupun tidak, yang terpenting adalah kita sebagai Anak Bangsa harus tetap menghormati dan mengenang Jasa Para Pahlawan Kemerdekaan, karena kita ada saat ini adalah berkat Jasa Para Pahlawan, seperti wejangan Presiden Peratama Kita, Ir. Soekarno   “ jangan lupakan Jas merah, atau tepatnya jangan lupakan sejarah “ pungkas Heriyanto.  ( 1d )

Dengan keterbatasan bukan penghalang untuk tetap berkarya

 Lemahabang.Indomedianewsc- memiliki keterbatasan tidak menjadikan penghalang untuk tetap berkarya demi mengisi kemerdekaan. Hal ini pula yang dilakukan Dading, warga Blok ganevo, RT 10/05, Desa Tuk karangsuwung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Saat ditemui disanggar seni sekaligus kediaman Ketua FKDC, Mujib, dirinya tengah membuat kerajinan Box tisu dengan menggunakan bahan daur ulang , Sabtu, 22/08/2020.  " Kami walaupun memiliki keterbatasan ( disabillitas- Red ) tidak menjadikan sebuah penghalang untuk tetap berkarya, dan hal ini sebagai bukti, bahwa kami kaum Difabel memiliki kemampuan sama halnya mereka yang secara fisik memiliki kesempurnaan, dan hasil karya kamipun diminati oleh banyak pihak ' ujar Dading.      Senada hal tersebut disampaikan ketua FKDC ( forum komunikasi difabel Cirebon 'kami walaupun memiliki kekurangan secara pisik, namun bukan berarti menjadi penghalang untuk tetap berkarya, dan Alkhamdulillah, apa yang kami kerjakan saat ini, seperti membuat kerajinan Box Tisu, bingkai foto, pot bunga dan kerajinan lainnya yang bahannya hasil dari pengolahan limbah, ternyata banyak diminati oleh banyak pihak, bahkan tidak sedikit hasil karya kami yang dipesan oleh beberapa warga maupun komunitas dari daerah luar Cirbon, bahkan hingga Sumatra, ini membuktikan bahwa kamipun memiliki kemampuan seperti umumnya masyarakat lain, hanya dibedakan oleh keterbatasan secara fisik ' ujarnya lirih. Sayangnya peran serta mereka kurang mendapat perhatian dari pihak terkait, ini pula yang disayangkan Mujib. " Peran serta Pemerintah terhadap kami hanya sebatas pembinaan, sementara kami dalam melaksanakan kegiatan ataupun membuat kerajinan, uangnya hasil dari udunan, baik itu mesin jahit maupun alat untuk memperoses limbah, seharusnya pemerintah pun tidak cukup hanya memberikan Binaan, namun ada program yang digulirkan buat kami dalam bentuk anggaran ataupun berupa bantuan yang sifatnya berkesinambungan, baik berupa mesin atau kelengkapan lainnya, namun demikian kami sangat bersyukur,  rekan rekan difabel tetap bersemangat walaupun serba keterbatasan, dan mudah mudahan kedepannya karya dan kinerja kami semakin dihargai oleh semua pihak ' harap Mujib. (1d)

18 Agu 2020

Dirgahayu Republik Indonesia ke 75 “ berjuang bersama tangkal Corona “

Kuwu Desa Leuwidinding
Lemahabang. Indomedianewsc- Seiring perkembangan waktu dan berubahnya paradigma yang kian hari kian menonjolkan Kreasi maupun prestasi yang dicapai Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan Rakyat, terlebih lagi di Era Pandemi.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75, Jajaran Pemerintahan Desa Leuwidinding, Kecamatan Lemaabang, Kabupaten Cirebon,  mengucapkan Dirgahayu RI , hal ini disampaikan Kuwu Desa Leuwidinding Imas S, saat berbincang bersama Indo diruang kerjanya, Selasa, 18/08/2020   “ kami atas nama Jajaran Pemerintahan Desa Leuwidinding mengucapkan dirgahayu Republik Indonesia ke 75, semoga  dihari kemerdekaan ini  menjadi salah satu momentum  terjalinnya kerjasama dan semakin mempererat rasa persatuan dan Kesatuan antar Anak Bangsa ‘ tutur Imas.
Lebih Lanjut dirinya mengharapkan dengan bertepatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Harapan dan Keinginan Rakyat agar segera terbebas dari belenggu Pandemi Covid-19 segera terwujud     kita seluruh Rakyat Indonesia atau bahkan mungkin sebagian Rakya Dunia mengharapkan agar Pandemi ini segera berakhir, dan harapan serta doa kami, semoga dihari kemerdekaan ini menjadi salah satu momentum terkabulnya segala doa dan harapan seluruh Rakyat Indonesia agar terbebas dari Belenggu Corona dan kembali bisa menikmati hidup normal yang lebih baik dari sebelumnya, dan sebagai Anak Bangsa  yang hidup di Bumi Nusantara tercinta, tentunya sudah menjadi kewajiban untuk mengisi kemerdekaan ini  dengan berbagai Prestasi dan kegiatan yang positif,  untuk itu, marilah kita Berjuang secara bersama-sama untuk memerangi Pandemi Corona -19, dan pastikan Indonesia Maju “ ucapnya mengakhiri perbincangan dengan Indomedia  ( Ic )

Jangan Katakan Tidak pada Korupsi Jika Pribadi kita tak membenci Kurupsi

Cecep  . S   ( Perangkat Desa Curugwetan )

Ada saatnya kita membanggakan Pidato Para Pendiri Negeri, namun tak ada salahnya jika kita bercermin pada Pidato Penguasa Negeri lain yang mungkin itu lebih baik.
And so, my fellow Americans: ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country John F Kennedy Kutipan pidato pelantikan John F Kennedy sebagai presiden ke-35 Amerika Serikat pada 20 Januari 1961 yang masih dapat disaksikan di John F Kennedy Presidential Library and Museum di Boston tetap inspiratif dan relevan untuk refleksi kita dalam kehidupan bernegara. Namun, sasaran utama pidato itu lebih tepat ditujukan kepada pejabat publik kita, terutama mereka yang bekerja di pemerintahan. Sebab, tidak sedikit di antara mereka yang berpikir pragmatis tentang apa yang dapat diperoleh dari negara ketimbang apa yang dapat dilakukan dan diabdikan untuk kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat. Sumber pencaharian hidup Pola pikir itu berlaku umum di kalangan pejabat publik, yang menjadikan negara tidak lebih sebagai tempat untuk bekerja, mencari nafkah, dan sumber pencaharian hidup secara permanen. Bekerja di institusi negara dimaknai oleh pejabat publik sebagai usaha strategis untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarganya. Tidak heran jika kesejahteraan hidup di kalangan pejabat publik umumnya meningkat drastis ketimbang rakyat. Sementara pejabat publik memiliki akses ke aset-aset negara, rakyat tidak. Malah, rakyat sering kali lebih diingatkan tentang kewajiban-kewajibannya daripada dipenuhi haknya. Kewajiban yang sering kali diingatkan kepada rakyat adalah soal pajak. Filosofi dasarnya adalah bahwa negara dapat bertahan dan terselenggara jika rakyat taat dalam membayar pajak secara reguler. Ironisnya, uang pajak hanya sedikit sekali digunakan untuk memenuhi hak-hak rakyat dalam memperoleh pekerjaan serta penghidupan yang lebih layak dan sejahtera. Yang justru kita saksikan akhir-akhir ini adalah maraknya fenomena penyalahgunaan uang pajak untuk peningkatan kesejahteraan pejabat dan keluarganya, bukan untuk kesejahteraan rakyat. Penyalahgunaan itu sesungguhnya hanyalah salah satu di antara sekian banyak fenomena korupsi yang terjadi di hampir semua institusi negara, mulai dari pusat sampai daerah. Sekarang ini, korupsi bukan hanya tersentralisasi di kalangan pejabat publik di Jakarta seperti yang pernah terjadi pada rezim Orde Baru, melainkan juga terdesentralisasi di kalangan pejabat publik di pemerintahan daerah.. Terinspirasi oleh pidato Kennedy yang dikutip di awal opini ini, kita sangat berharap agar Para Penjabat  memberikan spirit yang kuat kepada pejabat publik tentang apa yang dapat mereka lakukan, berikan, dan abdikan untuk kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat. Dalam mengemban misi pengabdian hidup itu, pejabat publik dapat memulainya dengan keteladanan moral yang jujur dalam penyelenggaraan negara. Keteladanan moral yang jujur tidak cukup dengan berkata ”tidak pada korupsi”. Akan tetapi, harus dipraktikkan dan dibiasakan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara sehingga menjadi kebiasaan (habit), yang akhirnya tecermin dalam pemerintahan yang bersih dan baik. Namun, di balik kabar menggembirakan tentang kemajuan pemberantasan korupsi di negara kita, sesungguhnya tersingkap fenomena lain yang lebih membahayakan. Bahwa, praktik korupsi—bukan keteladanan moral yang jujur—kini justru sudah menjadi kebiasaan hidup di kalangan pejabat publik, mulai dari pusat sampai daerah. Karena itu, dengan sedikit mengubah kata-kata Presiden Amerika Thomas Jefferson pada 1800, ”I have sworn upon the altar of God, eternal hostility against every form of tyranny over the mind of man,” yang terpahat di patungnya di Washington DC, kita, rakyat Indonesia, meminta kepada pejabat publik untuk berjanji atas nama Tuhan dan mewujudkan janjinya itu dalam bentuk permusuhan abadi terhadap segala bentuk korupsi (eternal hostility against every form of corruption).

Bukan Katakan tidak untuk Korupsi, Tetapi Bersumpah atas diri kehadirat sang Maha Pencipta, Bahwa korupsi adalah Musuh Abadi dan kita pastikan Bahwa kita anti Korupsi..

Peringati HUT RI Ke 75 ditengah Pandemi Warga Sela Suara Swadaya bangun gapura

Astanajapura. SC – ditengah masih merebaknya penyebaran  Pandemi covid-19, tidak menyurutkan  Warga Masyarakat untuk tetap memeriahkan hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 75,  dengan segala keterbatasan yang ada.
Salah satunya seperti yang dilakukan Warga Sela Suara, Dusun manis, Desa Mertapadawetan, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon.   Dengan kebersamaan dan  bergotong royong, Warga setempat  membangun Gapura Agustusan dan Pemasangan Lampu Hias secara Swadaya, seperti yang disampaikan salah seorang  Warga Gang Sela Suara, Wanto, kepada Suara Cirebon, Sabtu, 15/08/2020      Peringatan HUT RI Ke 75 Tahun ini memang tidak semeriah Tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya dampak Pandemi covid-19, namun demikian, kami tetap melaksanakan berbagai kegiatan, baik berupa pembangunan gapura, pemasangan lampu hias dan umbul-umbul  yang dilakukan secara swadaya, karena memang tidak ada sumbangsih dari pihak Pemerintahan Desa setempat,  dan kami tetap bersyukur, walaupun terdampak corona, warga tetap antusias bergotong royong  agar HUT RI tetap dapat dirasakan walaupun serba terbatas  “ ujarnya
Senada hal tersebut disampaikan Warga Lainnya, Junaedi, dirinya bersama Warga Sekitar sebenarnya sangat berharap adanya peran serta Pemerintahan Desa  setempat untuk memberikan sokongan baik berupa bantuan Anggaran maupun hal lainnya   “ sebagai Warga Masyarakat, kami sebenarnya sangat berharap agar pihak Pemerintahan Desa memberikan Dukungan dan sokongan dalam peringatan HUT RI ini, namun sangat disayangkan, jangankan Sokongan berupa bantuan Anggaran, datang berkeliling  dan menengok saja tidak, kami sadar, bahwa Tahun ini semua lapisan Masyarakat hampir secara keseluruhan terdampak Corona, namun bukan berarti dengan adanya Corona menjadi alasan  yang kelasik,  Warga sih tidak menuntut banyak, yang penting ada perhatian dari Pihak Pemerintahan Desa, toh walaupun tanpa Bantuan dari Pemdes, kami tetap bisa melaksanakan berbagai kegiatan dengan cara swadaya “ tegas Juned   ( Ags )

6 Agu 2020

Ditengah Pamdemi Covid-19 Pembangunan Tetap berjalan

Astanajapura.  Indomedianewsc- Beberapa pihak sangat menyayangkan adanya pelaksanaan Pembangunan beberapa Ruang Kelas  SMAN 1 Astanajapura, ditengah Pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan salah seorang Aktifis Peduli Pendidikan Cirebon Timur, Moh. Adib. Dirinya menjelaskan alasan mengapa menyayangkan adanya pelaksanaan Pembangunan yang dilasksanakan oleh Pihak SMAN 1 Astanajapura      “ kami bukannya menolak adanya pembangunan Ruangan Sekolah yang jelas demi peningkatan mutu Pendidikan, namun sepertinya disaat seperti sekarang ini, ditengah Pandemi Covid-19, mungkin akan lebih bijak jika anggaran tersebut dipergunakan untuk hal lainnya, seperti bagaimana caranya agar Masyarakat, khususnya para orang tua wali murid sedikit diringankan bebannya dengan adanya penerapan sisitem Pembelajaran jarak jauh, yang mau tidak mau harus menggunakan fasilitas internet melalui pembelian kuota, ini mungkin akan lebih berguna, karena buat apa juga pembangunan Sarana prasarana di utamakan, jika Belajarnya saja masih menggunakan pola  belajar jarak jauh, apalagi, sepengetahuan kami, kondisi Gedung Sekolah yang ada di SMAN 1 Astanajapura tersebut masih sangat layak, jadi kami kira ini sangat tidak tepat  “ ujarnya.
Menyikapi adanya hal tersebut, Kepala  SMAN 1 Astanajapura,  Mohamad Usman, menuturkan kepada Indomedia, diruang kerjanya, Selasa, 04/08/2020     kami sadar, mungkin secara nalar Pembangunan ini kurang tepat dilaksanakan disaat sekarang, tetapi kami pun tidak dapat berbuat banyak, karena aturan dari Pusat, jika anggarannya sudah ada maka harus segera dilaksanakan pembangunan, dan Anggarannya sendiri di peroleh melalui DAK tahun 2020 dengan kisaran anggaran kurang lebih Rp. 693.000.000, selain itu, alasan lainnya adalah untuk memperlancar roda perekonomian sekaligus menambah penghasilan bagi para pekerja yang mana pengerjaannya dilakukan secara swakelola  “ ucapnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan,    “ kami pun berharap agar Pelaksanaan Pembelajaran dilaksanakan dengan cara tatap muka, dan hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan Gugus Tugas Kabupaten, jika memang sudah diijinkan, maka kami akan segera melaksanakan Belajar megajar secara lansung dengan tetap menerapkan Protokol kesehatan, oleh karenanya Program kami  disaat Pandemi ini adalah dengan menerapkan sisitem pembelajaran berbagi, dalam pengertian, untuk kelas 10, belajarnya ful di Sekolah yang dibagi menjadi dua  dalam Rombel   setiap minggunya ( 50 % dari Jumlah Siswa Keseluruhan  )  secara bergantian, sedangkan untuk Kelas 11 da 12 dianjurkan belajar dirumah, termasuk bagi Pendidik yang kondisi badannya kurang sehat , begitupula untuk guru yang sedang hamil, pada dasarnya pembelajaran ini harus tetap berjalan dengan tetap mengedepankan penerapan Protokol kesehatan  “ pungkas Mohamad Usman.   ( Ags )