Lemahabang.Indomedianewsc-
memiliki keterbatasan tidak menjadikan penghalang untuk tetap berkarya demi
mengisi kemerdekaan. Hal ini pula yang dilakukan Dading, warga Blok ganevo, RT
10/05, Desa Tuk karangsuwung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Saat
ditemui disanggar seni sekaligus kediaman Ketua FKDC, Mujib, dirinya tengah
membuat kerajinan Box tisu dengan menggunakan bahan daur ulang , Sabtu,
22/08/2020. " Kami walaupun memiliki keterbatasan ( disabillitas-
Red ) tidak menjadikan sebuah penghalang untuk tetap berkarya, dan hal ini
sebagai bukti, bahwa kami kaum Difabel memiliki kemampuan sama halnya mereka
yang secara fisik memiliki kesempurnaan, dan hasil karya kamipun diminati oleh banyak
pihak ' ujar Dading. Senada hal tersebut disampaikan ketua
FKDC ( forum komunikasi difabel Cirebon 'kami walaupun memiliki kekurangan
secara pisik, namun bukan berarti menjadi penghalang untuk tetap berkarya, dan
Alkhamdulillah, apa yang kami kerjakan saat ini, seperti membuat kerajinan Box
Tisu, bingkai foto, pot bunga dan kerajinan lainnya yang bahannya hasil dari
pengolahan limbah, ternyata banyak diminati oleh banyak pihak, bahkan tidak
sedikit hasil karya kami yang dipesan oleh beberapa warga maupun komunitas dari
daerah luar Cirbon, bahkan hingga Sumatra, ini membuktikan bahwa kamipun
memiliki kemampuan seperti umumnya masyarakat lain, hanya dibedakan oleh
keterbatasan secara fisik ' ujarnya lirih. Sayangnya peran serta mereka kurang
mendapat perhatian dari pihak terkait, ini pula yang disayangkan Mujib. "
Peran serta Pemerintah terhadap kami hanya sebatas pembinaan, sementara kami
dalam melaksanakan kegiatan ataupun membuat kerajinan, uangnya hasil dari
udunan, baik itu mesin jahit maupun alat untuk memperoses limbah, seharusnya
pemerintah pun tidak cukup hanya memberikan Binaan, namun ada program yang
digulirkan buat kami dalam bentuk anggaran ataupun berupa bantuan yang sifatnya
berkesinambungan, baik berupa mesin atau kelengkapan lainnya, namun demikian
kami sangat bersyukur, rekan rekan difabel tetap bersemangat walaupun
serba keterbatasan, dan mudah mudahan kedepannya karya dan kinerja kami semakin
dihargai oleh semua pihak ' harap Mujib. (1d)
22 Agu 2020
18 Agu 2020
Dirgahayu Republik Indonesia ke 75 “ berjuang bersama tangkal Corona “
Kuwu Desa Leuwidinding |
Lemahabang. Indomedianewsc- Seiring perkembangan waktu dan
berubahnya paradigma yang kian hari kian menonjolkan Kreasi maupun prestasi
yang dicapai Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan Rakyat, terlebih lagi
di Era Pandemi.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
yang ke 75, Jajaran Pemerintahan Desa Leuwidinding, Kecamatan Lemaabang,
Kabupaten Cirebon, mengucapkan Dirgahayu
RI , hal ini disampaikan Kuwu Desa Leuwidinding Imas S, saat berbincang bersama
Indo diruang kerjanya, Selasa, 18/08/2020
“ kami atas nama Jajaran Pemerintahan Desa Leuwidinding mengucapkan
dirgahayu Republik Indonesia ke 75, semoga
dihari kemerdekaan ini menjadi
salah satu momentum terjalinnya
kerjasama dan semakin mempererat rasa persatuan dan Kesatuan antar Anak Bangsa ‘
tutur Imas.
Lebih Lanjut dirinya mengharapkan dengan bertepatan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia, Harapan dan Keinginan Rakyat agar segera
terbebas dari belenggu Pandemi Covid-19 segera terwujud “
kita seluruh Rakyat Indonesia atau bahkan mungkin sebagian Rakya Dunia
mengharapkan agar Pandemi ini segera berakhir, dan harapan serta doa kami,
semoga dihari kemerdekaan ini menjadi salah satu momentum terkabulnya segala
doa dan harapan seluruh Rakyat Indonesia agar terbebas dari Belenggu Corona dan
kembali bisa menikmati hidup normal yang lebih baik dari sebelumnya, dan
sebagai Anak Bangsa yang hidup di Bumi
Nusantara tercinta, tentunya sudah menjadi kewajiban untuk mengisi kemerdekaan
ini dengan berbagai Prestasi dan
kegiatan yang positif, untuk itu,
marilah kita Berjuang secara bersama-sama untuk memerangi Pandemi Corona -19,
dan pastikan Indonesia Maju “ ucapnya mengakhiri perbincangan dengan
Indomedia ( Ic )
Jangan Katakan Tidak pada Korupsi Jika Pribadi kita tak membenci Kurupsi
Cecep . S (
Perangkat Desa Curugwetan )
Bukan Katakan tidak untuk Korupsi, Tetapi Bersumpah atas diri kehadirat sang Maha Pencipta, Bahwa korupsi adalah Musuh Abadi dan kita pastikan Bahwa kita anti Korupsi..
Ada saatnya kita membanggakan Pidato
Para Pendiri Negeri, namun tak ada salahnya jika kita bercermin pada Pidato
Penguasa Negeri lain yang mungkin itu lebih baik.
And so, my fellow Americans: ask not what your
country can do for you, ask what you can do for your country John F Kennedy
Kutipan pidato pelantikan John F Kennedy sebagai presiden ke-35 Amerika Serikat
pada 20 Januari 1961 yang masih dapat disaksikan di John F Kennedy Presidential
Library and Museum di Boston tetap inspiratif dan relevan untuk refleksi kita
dalam kehidupan bernegara. Namun, sasaran utama pidato itu lebih tepat
ditujukan kepada pejabat publik kita, terutama mereka yang bekerja di
pemerintahan. Sebab, tidak sedikit di antara mereka yang berpikir pragmatis
tentang apa yang dapat diperoleh dari negara ketimbang apa yang dapat dilakukan
dan diabdikan untuk kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat. Sumber pencaharian
hidup Pola pikir itu berlaku umum di kalangan pejabat publik, yang menjadikan
negara tidak lebih sebagai tempat untuk bekerja, mencari nafkah, dan sumber
pencaharian hidup secara permanen. Bekerja di institusi negara dimaknai oleh
pejabat publik sebagai usaha strategis untuk meningkatkan kesejahteraan diri
dan keluarganya. Tidak heran jika kesejahteraan hidup di kalangan pejabat
publik umumnya meningkat drastis ketimbang rakyat. Sementara pejabat publik
memiliki akses ke aset-aset negara, rakyat tidak. Malah, rakyat sering kali
lebih diingatkan tentang kewajiban-kewajibannya daripada dipenuhi haknya.
Kewajiban yang sering kali diingatkan kepada rakyat adalah soal pajak. Filosofi
dasarnya adalah bahwa negara dapat bertahan dan terselenggara jika rakyat taat dalam
membayar pajak secara reguler. Ironisnya, uang pajak hanya sedikit sekali
digunakan untuk memenuhi hak-hak rakyat dalam memperoleh pekerjaan serta
penghidupan yang lebih layak dan sejahtera. Yang justru kita saksikan
akhir-akhir ini adalah maraknya fenomena penyalahgunaan uang pajak untuk
peningkatan kesejahteraan pejabat dan keluarganya, bukan untuk kesejahteraan
rakyat. Penyalahgunaan itu sesungguhnya hanyalah salah satu di antara sekian
banyak fenomena korupsi yang terjadi di hampir semua institusi negara, mulai
dari pusat sampai daerah. Sekarang ini, korupsi bukan hanya tersentralisasi di
kalangan pejabat publik di Jakarta seperti yang pernah terjadi pada rezim Orde
Baru, melainkan juga terdesentralisasi di kalangan pejabat publik di
pemerintahan daerah.. Terinspirasi oleh pidato Kennedy yang dikutip di awal
opini ini, kita sangat berharap agar Para Penjabat memberikan spirit yang kuat kepada pejabat
publik tentang apa yang dapat mereka lakukan, berikan, dan abdikan untuk
kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat. Dalam mengemban misi pengabdian hidup
itu, pejabat publik dapat memulainya dengan keteladanan moral yang jujur dalam
penyelenggaraan negara. Keteladanan moral yang jujur tidak cukup dengan berkata
”tidak pada korupsi”. Akan tetapi, harus dipraktikkan dan dibiasakan dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara sehingga menjadi kebiasaan (habit), yang
akhirnya tecermin dalam pemerintahan yang bersih dan baik. Namun, di balik
kabar menggembirakan tentang kemajuan pemberantasan korupsi di negara kita,
sesungguhnya tersingkap fenomena lain yang lebih membahayakan. Bahwa, praktik
korupsi—bukan keteladanan moral yang jujur—kini justru sudah menjadi kebiasaan
hidup di kalangan pejabat publik, mulai dari pusat sampai daerah. Karena itu,
dengan sedikit mengubah kata-kata Presiden Amerika Thomas Jefferson pada 1800,
”I have sworn upon the altar of God, eternal hostility against every form of
tyranny over the mind of man,” yang terpahat di patungnya di Washington DC,
kita, rakyat Indonesia, meminta kepada pejabat publik untuk berjanji atas nama
Tuhan dan mewujudkan janjinya itu dalam bentuk permusuhan abadi terhadap segala
bentuk korupsi (eternal hostility against every form of corruption).Bukan Katakan tidak untuk Korupsi, Tetapi Bersumpah atas diri kehadirat sang Maha Pencipta, Bahwa korupsi adalah Musuh Abadi dan kita pastikan Bahwa kita anti Korupsi..
Peringati HUT RI Ke 75 ditengah Pandemi Warga Sela Suara Swadaya bangun gapura
Astanajapura. SC – ditengah masih merebaknya penyebaran Pandemi covid-19, tidak menyurutkan Warga Masyarakat untuk tetap memeriahkan hari
Ulang Tahun Republik Indonesia ke 75,
dengan segala keterbatasan yang ada.
Salah satunya seperti yang dilakukan Warga Sela Suara, Dusun
manis, Desa Mertapadawetan, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Dengan kebersamaan dan bergotong royong, Warga setempat membangun Gapura Agustusan dan Pemasangan
Lampu Hias secara Swadaya, seperti yang disampaikan salah seorang Warga Gang Sela Suara, Wanto, kepada Suara
Cirebon, Sabtu, 15/08/2020 “ Peringatan HUT RI Ke 75 Tahun ini memang
tidak semeriah Tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya dampak Pandemi
covid-19, namun demikian, kami tetap melaksanakan berbagai kegiatan, baik
berupa pembangunan gapura, pemasangan lampu hias dan umbul-umbul yang dilakukan secara swadaya, karena memang
tidak ada sumbangsih dari pihak Pemerintahan Desa setempat, dan kami tetap bersyukur, walaupun terdampak
corona, warga tetap antusias bergotong royong
agar HUT RI tetap dapat dirasakan walaupun serba terbatas “ ujarnya
Senada hal tersebut disampaikan Warga Lainnya, Junaedi,
dirinya bersama Warga Sekitar sebenarnya sangat berharap adanya peran serta
Pemerintahan Desa setempat untuk
memberikan sokongan baik berupa bantuan Anggaran maupun hal lainnya “ sebagai Warga Masyarakat, kami sebenarnya
sangat berharap agar pihak Pemerintahan Desa memberikan Dukungan dan sokongan
dalam peringatan HUT RI ini, namun sangat disayangkan, jangankan Sokongan
berupa bantuan Anggaran, datang berkeliling
dan menengok saja tidak, kami sadar, bahwa Tahun ini semua lapisan
Masyarakat hampir secara keseluruhan terdampak Corona, namun bukan berarti
dengan adanya Corona menjadi alasan yang
kelasik, Warga sih tidak menuntut
banyak, yang penting ada perhatian dari Pihak Pemerintahan Desa, toh walaupun
tanpa Bantuan dari Pemdes, kami tetap bisa melaksanakan berbagai kegiatan
dengan cara swadaya “ tegas Juned ( Ags
)
6 Agu 2020
Ditengah Pamdemi Covid-19 Pembangunan Tetap berjalan
Astanajapura.
Indomedianewsc- Beberapa pihak sangat menyayangkan adanya pelaksanaan
Pembangunan beberapa Ruang Kelas SMAN 1
Astanajapura, ditengah Pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan salah seorang Aktifis Peduli Pendidikan
Cirebon Timur, Moh. Adib. Dirinya menjelaskan alasan mengapa menyayangkan
adanya pelaksanaan Pembangunan yang dilasksanakan oleh Pihak SMAN 1
Astanajapura “ kami bukannya menolak
adanya pembangunan Ruangan Sekolah yang jelas demi peningkatan mutu Pendidikan,
namun sepertinya disaat seperti sekarang ini, ditengah Pandemi Covid-19,
mungkin akan lebih bijak jika anggaran tersebut dipergunakan untuk hal lainnya,
seperti bagaimana caranya agar Masyarakat, khususnya para orang tua wali murid
sedikit diringankan bebannya dengan adanya penerapan sisitem Pembelajaran jarak
jauh, yang mau tidak mau harus menggunakan fasilitas internet melalui pembelian
kuota, ini mungkin akan lebih berguna, karena buat apa juga pembangunan Sarana
prasarana di utamakan, jika Belajarnya saja masih menggunakan pola belajar jarak jauh, apalagi, sepengetahuan
kami, kondisi Gedung Sekolah yang ada di SMAN 1 Astanajapura tersebut masih
sangat layak, jadi kami kira ini sangat tidak tepat “ ujarnya.
Menyikapi adanya hal tersebut, Kepala SMAN 1 Astanajapura, Mohamad Usman, menuturkan kepada Indomedia,
diruang kerjanya, Selasa, 04/08/2020
“ kami sadar, mungkin secara
nalar Pembangunan ini kurang tepat dilaksanakan disaat sekarang, tetapi kami
pun tidak dapat berbuat banyak, karena aturan dari Pusat, jika anggarannya
sudah ada maka harus segera dilaksanakan pembangunan, dan Anggarannya sendiri
di peroleh melalui DAK tahun 2020 dengan kisaran anggaran kurang lebih Rp.
693.000.000, selain itu, alasan lainnya adalah untuk memperlancar roda
perekonomian sekaligus menambah penghasilan bagi para pekerja yang mana
pengerjaannya dilakukan secara swakelola
“ ucapnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, “ kami pun berharap agar Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan dengan cara tatap muka, dan hal itu sepenuhnya
menjadi kewenangan Gugus Tugas Kabupaten, jika memang sudah diijinkan, maka
kami akan segera melaksanakan Belajar megajar secara lansung dengan tetap
menerapkan Protokol kesehatan, oleh karenanya Program kami disaat Pandemi ini adalah dengan menerapkan
sisitem pembelajaran berbagi, dalam pengertian, untuk kelas 10, belajarnya ful
di Sekolah yang dibagi menjadi dua dalam
Rombel setiap minggunya ( 50 % dari
Jumlah Siswa Keseluruhan ) secara bergantian, sedangkan untuk Kelas 11
da 12 dianjurkan belajar dirumah, termasuk bagi Pendidik yang kondisi badannya
kurang sehat , begitupula untuk guru yang sedang hamil, pada dasarnya
pembelajaran ini harus tetap berjalan dengan tetap mengedepankan penerapan
Protokol kesehatan “ pungkas Mohamad
Usman. ( Ags )
2 Agu 2020
Pengabdian Kuwu Ditengan Pandemi Covid-19
R. Agus
Syaefuddin ( wartawan Suara Cirebon ) Mengabdi pada Bangsa bisa dilakukan dengan
berbagai cara positif yang berlandaskan UUD 45 dan Pancasila sesuai dengan
kemampuan dan tanggung jawab yang diemban. Salah satunya menjadi seorang
Pemimpin dalam sebuah Desa atau yang lebih akrab disebut dengan Kuwu. Menjadi
seorang Kuwu mungkin bukanlah merupakan Cita-cita yang telah tertanam sejak usia
muda, namun lebih kepada nasib dan suratan Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt. Oleh
Karenanya, menjadi seorang Kuwu harus siap secara lahir dan batin, dengan
mengutamakan tanggung jawab kinerjanya sebagai seorang Pelayan Masyarakat, yang
jam kerjanya tidak terbatas oleh waktu, dalam pengertian lain kapanpun
Masyarakat memerlukan, maka Sosok seorang Kuwu harus hadir tanpa melihat siapa
dan apa yang Rakyat inginkan. Inilah seyogyanya tugas seorang Kuwu yang dipilih
dan mengemban amanat kepercayaan yang terpikul diatas pundaknya tanpa bisa
mengeluh terlebih lagi lari dari tanggungjawabnya dengan mengedepankan argument
atau pembelaan atas dirinya. Tidaklah mudah melaksanakan tanggung jawab sebagai
seorang Kuwu, bahkan kemungkinan ada kata atau kalimat yang terpatri abadi dan
harus siap dengan konsekuensinya seperti kutipan kata, benarnya saja salah,
apalagi salahnya. Menjadi seorang Kuwu dituntut untuk berlaku adil dan bijak,
namun mampukah dua kalimat itu diwujudkan dalam sebuah kenyataan ? Pertanyaan
ini mungkin tidak bisa dijawab dengan penuh kesempurnaan, karena bagaimanapun
seorang Kuwu tidak akan pernah bisa sepenuhnya berlaku adil dan bijak, ini
merupakan sebuah keniscayaan. Ditengah Pandemi Covid -19, Beban seorang Kuwu
dalam melaksanakan kewajibannya memberikan Pelayanan terbaik terhadap Warga
Masyarakat ternyata menimbulkan perspalan yang sangat multi konflik, betapa
tidak, dengan Anggaran yang telah ada pagunya dan keterbatasan yang ada,
mengakibatkan keinginan tidak sesuai dengan kemampuan maupun kekuwasaan, disatu
sisi ingin memberikan yang terbaik terhadap Warga berdasarkan rasa keadilan,
namun disisi lain keinginan tersebut terbentur oleh keterbatasan Anggaran dan
ketentuan Hukum yang berlaku, hingga akhirnya penilaiyan Masyarakat dengan Dalih
ketidak adilan seakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab sebagai seorang Kuwu.
Inilah realita yang ada, beban Kuwu sangatlah terasa dimasa Pandemi ini, dan
ujungnya Masyarakat tidak mau tahu apa sebenarnya yang terjadi, mereka hanya
menuntut kesetaraan Hak, sementara Hak itu yang menentukan adalah dari pihak
Pemerintah Pusat, walaupun mungkin tidak sedikit ada peran Kuwu yang berpengaruh
dalam menentukan kebijakan walaupun harus berlawanan dengan Hukum maupun aturan
yang telah ditetapkan. Pada akhirnya kita hanya bisa berharap untuk melakukan
sesuatu yang terbaik, walaupun mungkin sesuatu itu hanya bisa menjadi sesuatu
yang entah akan terwujud atau tidak. Betapa Negeri ini diporak porandakan dengan
adanya Pandemi Covid -19, hingga menimbulkan beragam persoalan yang seakan tidak
berujung. Kini kita hanya bisa berharap melalui berbagai Cara, baik melalui Do’a
maupun usaha yang sifatnya lahiriah demi segeranya berakhir pandemi cofid-19.
Mungkin sesuatu yang bijak harus kita utamakan saat ini, yaitu lupakan semua
perbedakan, jauhkan dari saling menyalahkan dan tetap memohon atas segala yang
ada, karena hakikinya Manusia hanya memiliki keinginan namun penentu dari
segalanya adalah Allah Swt…Tuhan penguasa dan pemilik segalanya….