Astanajapura.
Indomedianewsc- Beberapa pihak sangat menyayangkan adanya pelaksanaan
Pembangunan beberapa Ruang Kelas SMAN 1
Astanajapura, ditengah Pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan salah seorang Aktifis Peduli Pendidikan
Cirebon Timur, Moh. Adib. Dirinya menjelaskan alasan mengapa menyayangkan
adanya pelaksanaan Pembangunan yang dilasksanakan oleh Pihak SMAN 1
Astanajapura “ kami bukannya menolak
adanya pembangunan Ruangan Sekolah yang jelas demi peningkatan mutu Pendidikan,
namun sepertinya disaat seperti sekarang ini, ditengah Pandemi Covid-19,
mungkin akan lebih bijak jika anggaran tersebut dipergunakan untuk hal lainnya,
seperti bagaimana caranya agar Masyarakat, khususnya para orang tua wali murid
sedikit diringankan bebannya dengan adanya penerapan sisitem Pembelajaran jarak
jauh, yang mau tidak mau harus menggunakan fasilitas internet melalui pembelian
kuota, ini mungkin akan lebih berguna, karena buat apa juga pembangunan Sarana
prasarana di utamakan, jika Belajarnya saja masih menggunakan pola belajar jarak jauh, apalagi, sepengetahuan
kami, kondisi Gedung Sekolah yang ada di SMAN 1 Astanajapura tersebut masih
sangat layak, jadi kami kira ini sangat tidak tepat “ ujarnya.
Menyikapi adanya hal tersebut, Kepala SMAN 1 Astanajapura, Mohamad Usman, menuturkan kepada Indomedia,
diruang kerjanya, Selasa, 04/08/2020
“ kami sadar, mungkin secara
nalar Pembangunan ini kurang tepat dilaksanakan disaat sekarang, tetapi kami
pun tidak dapat berbuat banyak, karena aturan dari Pusat, jika anggarannya
sudah ada maka harus segera dilaksanakan pembangunan, dan Anggarannya sendiri
di peroleh melalui DAK tahun 2020 dengan kisaran anggaran kurang lebih Rp.
693.000.000, selain itu, alasan lainnya adalah untuk memperlancar roda
perekonomian sekaligus menambah penghasilan bagi para pekerja yang mana
pengerjaannya dilakukan secara swakelola
“ ucapnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, “ kami pun berharap agar Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan dengan cara tatap muka, dan hal itu sepenuhnya
menjadi kewenangan Gugus Tugas Kabupaten, jika memang sudah diijinkan, maka
kami akan segera melaksanakan Belajar megajar secara lansung dengan tetap
menerapkan Protokol kesehatan, oleh karenanya Program kami disaat Pandemi ini adalah dengan menerapkan
sisitem pembelajaran berbagi, dalam pengertian, untuk kelas 10, belajarnya ful
di Sekolah yang dibagi menjadi dua dalam
Rombel setiap minggunya ( 50 % dari
Jumlah Siswa Keseluruhan ) secara bergantian, sedangkan untuk Kelas 11
da 12 dianjurkan belajar dirumah, termasuk bagi Pendidik yang kondisi badannya
kurang sehat , begitupula untuk guru yang sedang hamil, pada dasarnya
pembelajaran ini harus tetap berjalan dengan tetap mengedepankan penerapan
Protokol kesehatan “ pungkas Mohamad
Usman. ( Ags )