|
R. Agus Syaefuddin |
Sejujurnya apabila apabila dilihat
dari luar pihak siswa. Siswa selalu menjadi sasaran bersalah. Bilang kalo
siswanya tolol-lah, bodo-lah, dll. Bukan siswanya yang bodoh, tapi ada yang
membodohkan kepintara mereka.
Tapi ketahuilah, orang-orang yang dikata bodoh itu siapa yang mendidiknya?,
Pemerintah hanya membuat bodoh negeri ini dengan sistem UN, orang pintar cerdas
secerdas-cerdasnya juga memiliki rasa cemas dalam hatinya. Kalau kelulusan
hanya ditentukan selama 4 hari. Apalagi dengan barcode, 20 paket, 1 kelas tidak
ada yang sama....
Apakah orang sukses bisa ditentukan dengan cerdasnya, pintarnya dalam
mengerjakan soal fisika, matematika, kimia, biologi, dll. ?,
Orang pintar banyak dicari, orang jujur sulit dicari. Urusan lulus atau tidak
adalah sebuah harga diri yang ditanggung siswa selama belajar selama 3 tahun,
tuntutan orang tua, kebahagiaan orang tua. Itu semua yang membebani pikiran
siswa bahwa yang mereka cari hanya selembar kertas yang bertuliskan LULUS...
Apakah ini kesalahan para pelaku dunia pendidikan, yang membuat matinya
pemikiran BAHWA SEKOLAH ITU MENCARI ILMU, BUKAN MENCARI NILAI.
Kebanyakan, para guru di sekolah akan memberikan LABEL bodoh, kurang pintar,
dll. Hanya karena nilai kurang memuaskan. Hal ini benar-benar mematikan para
jiwa-jiwa para siswa yang sedang dalam membutuhkan bimbingan...
Ketahuilah para pengajar-pengajar, kalian boleh MENGHUKUM PARA SISWA APABILA
MELANGGAR ATURAN AGAMA DAN ADAT. Tetapi tidak dengan menghukum siswa dengan
SIKSAAN menjatuhkan mental siswa. Dengan cara memaksa para siswa untuk bisa
melampaui apa yang ditargetkan para guru siswa, contohnya dengan memaksa mereka
mendapat nilai tinggi dalam setiap ulangan. Guru dan pelaku pendidikan harus
MENGETAHUI SETIAP SISWANYA, kondisi psikologis, lingkungan, orang tua, latar
belakang para siswa. Dengan pendekatan yang dimiliki oleh pengajar. Bukan hanya
menjudge para siswa dengan judge-judge yang hanya akan membuat mental para
siswa down. KEBANYAKAN para pelaku pendidikan hanya membuat mental para siswa
down, daripada mengangkat harga diri para siswa, dan mendorong mereka untuk
menjadi lebih maju lagi.
Mental-mental yang dibuatnya down oleh para pengajar tanpa dibimbing dan diberi
motivasi. Akan membangkitkan pikiran-pikiran untuk berbuat menyalahi aturan.
Nyontek, untuk mendapat nilai baik, beli kunci jawaban, dsb...
PARA SISWA YANG KALIAN ANGGAP KURANG PINTAR, TOLOL, BODOH, ... Itu sebenarnya
bukan tidak bisa menangkap pelajaran. Tetapi dalam benak mereka hanya terdapat
pikiran BUAT APA AKU BELAJAR MATEMATIKA?, Ilmu matematika itu tidak penting,
yang penting hanya mendapatkan nilai baik di kelas. Waktu dikehidupan nyata toh
ilmu matematika itu tidak dipakai semua, hanya tambah, kurang, kali, dan
bagi...
Bagaiamana siswa mau menangkap apa yang dijelaskan para guru pengajar mereka?,
lawong dalam benak mereka sudah ada pikiran yang menghalangi ILMU ITU MASUK KE
DALAM PIKIRAN MEREKA...
Hubungan Sistem Pendidikan Indonesia dengan Pola Pikir Masyarakat
Di Indonesia ada banyak siswa yang tidak begitu menonjol di kelas, tapi
mendapatkan nilai baik waktu UN atau ulangan. Hal ini sudah biasa terjadi, dan
akhirnya yang mendapatkan penghargaan adalah para mereka yang tidak pernah
belajar di rumah dan di sekolah. Para siswa yang jarang masuk sekolah atau yang
biasa disebut trouble maker di kelas. Akan mendapat penghargaan dan
dipuji-puji. Siswa yang mendapatkan peringkat 1 di kelas tiba-tiba kalah dengan
siswa yang biasanya jadi tukang tidur di kelas .
Siswa jujur dikarenakan mereka memiliki vision dalam hidupnya. Mereka punya
angan-angan menjadi apa mereka di masa mendatang. Mereka matang dengan
ilmu-ilmu yang dipelajari waktu sekolah. Mereka enjoy, mereka suka belajar,
MEREKA MERASA BAHWA MEREKA ITU BERHARGA DIMATA ORANG LAIN. Sedangkan para
kalangan siswa trouble maker di kelas, mereka tidak punya angan-angan dengan
ilmu-ilmu yang dipelajari di sekolah. BUAT APA SIH SEKOLAH ITU?, batin mereka
akan timbul pertanyaan yang nantinya akan menghalangi ilmu dari guru masuk ke
otak.
Para siswa yang bermasalah yang biasanya dianggap bodoh. Mereka itu tidak bodoh
sebenarnya, kata pepatah mengatakan tidak ada manusia yang bodoh. Mereka hanya
tersesat dalam SISTEM PENDIDIKAN YANG MENGEDEPANKAN TUNTUTAN. Guru seharusnya
tidak boleh menuntut, tapi memberi fasilitas para siswanya untuk menjadi yang
lebih baik di masa mendatang.
Parahnya lagi sistem di Indonesia menggunakan sistem pendidikan IPA atau IPS.
So, kalian tau sendiri kan, bahwa orang IPA akan dipandang lebih pintar
dibandingkan dengan orang lain, akan dipandang lebih berharga daripada orang
lain. Tidak banyak para siswa yang seharusnya tidak mampu masuk ke IPA, akan
memaksakan keinginan mereka untuk masuk ke IPA dengan tujuan HANYA INGIN
DIANGGAP PINTAR. Siswa ini akan tersesat, mereka tidak memiliki angan-angan
seperti anak IPA yang sesungguhnya, anak IPA tahu, mereka masuk IPA karena
mereka ingin menjadi dokter, insinyur, ahli sains, dll. Sedangkan anak tersesat
yang masuk IPA tidak punya angan-angan sama sekali, kebanyakan mereka ingin
membuka usaha, dan apa hubungannya ilmu IPA dengan menjadi seorang pengusaha?,
sama sekali tidak ada hubungannya.
Pola pikir masyarakat inilah yang akan menambah para siswa-siswa yang tersesat
menjadi banyak. KARENA MASYARAKAT KITA TIDAK PUNYA BUDAYA SALING MENGHARGAI.
Contohnya lagi siswa SMK, para siswa SMK akan direndahkan masyarakat
dibandingkan siswa SMA. Siswa SMA dianggap lebih pintar, lebih unggul. Tidak
jarang sekolah SMK menjadi tujuan pelarian mereka yang tidak masuk SMA. Dan
apakah orang yang masuk SMA ini juga orang yang ingin memperdalam ilmu, yang
nantinya akan melanjurkan ke perguruan tinggi?, Tidak sedikit siswa SMA yang
ingin setelah lulus akan bekerja. Tapi apa yang mereka dapat di sekolah SMA?,
ilmu mereka sama sekali tidak cocok.
Jadi, seharusnya para siswa maupun masyarakat harus ada saling menghargai. PARA
SISWA HARUS BANGGA DENGAN ILMU YANG MEREKA DAPAT. Apabila siswa itu bangga
dengan ilmu mereka masing-masing, mereka akan tahu tujuan hidup mereka. Mereka
akan punya inovasi-inovasi. Apabila siswa BANGGA DENGAN ILMU MEREKA, OTOMATIS
NILAI AKADEMIK MEREKA JUGA TINGGI. Orang yang bangga dengan ilmu mereka
ditandai dengan apabila tidur, pasti akan mengingat-ingat aliran ilmu-ilmu di
otak, rasanya seperti orang jatuh cinta, kita akan ingat setiap detailnya orang
yang kita cintai tanpa harus dipaksa untuk mengingat, atau tidak bisa lupa sama
sekali. Sama halnya dengan ilmu yang kita cintai, akan terus melekat sampai
jiwa ini masuk ke liang lahat.
STOP MERENDAHKAN ORANG LAIN, belum tentu orang yang direndahkan lebih bodoh
daripada orang yang merendahkan.