Astanajapura. SC – Persoalan Dana Konfensasi terhadap
Penggarap lahan yang saat ini dijadikan Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Tahap Dua ( PLTU-Red ) ternya menimbulkan luka lama para pemilik
lahan yang digunakan untuk Proyek PLTU Tahap satu. Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang
Aktivis yang konsen terhadap persoalan Warga, Adi Rohadi, terkait Pembayaran
dan persoalan Lahan yang diduga terjadi kejanggalan. “ kami menduga ada permainan antara pihak
PLTU Tahap satu dengan pihak BPN, hal ini dikarenakan, salah seorang Warga yang
memiliki Tanah seluas kurang lebih 1,8 Hektar dengan Bukti Percil dan Legalitas
AJB, atas Nama Mahadi, kini telah berubah diatasnamakan Mulyadi dan menjadi
Milik Cirebon Elektrik Power, yang anehnya Sertifikat tersebut adalah HGU ( Hak
Guna Usaha- Red ) sedangkan menurut Data yang ada pada Kami, bahwa pada saat
itu, Tahun 2014 , pihak BPN telah memblokir terkait persoalan Tanah tersebut ,.
Jika mana telah terjadi Jual beli antara Pihak PLTU dengan Mahadi, tentunya
harus dibuktikan dengan Surat yang ditandatangani oleh Pemilik, sedangkan
Mahadi belum Pernah menandatangani surat apapun.“ ungkapnya. Lebih lanjut
dirinya menegaskan tentang adanya Dugaan pemalsuan yang dilakukan oleh beberapa
Oknum Perangkat Desa Kanci Kulon perihal
kepemilikan Tanah Atas Nama Mahadi dan Sembilan Warga Desa lainnya “ kami menduga ada pihak yang bermain dalam
hal ini, karena alasan kami sangat mendasar , Oknum Perangkat Desa tersebut
pada Tahun 2014 telah di BAP, dan Datanya falid ada pada Bapak Sa’adi LSM
Geger. Isi BAP tersebut salah satu poinnya adalah, mereka Oknum Perangkat Desa
telah mengakui Bahwa pihaknya telah melakukan pemalsuan. Berdasarkan Hal
tersebut, maka kami patut menduga telah terjadi kesalahan dan Pemalsuan yang
merugikan pemilik Tanah sekaligus Ahli Warisnya yang telahmenguasakan kepada
Ibu Hj. Cicih. Oleh karena itu, kami akan terus mencari bukti dan menuntut
pihak-pihak yang terkait persoalan tersebut untuk bisa mempertanggngjawabkannya
“ tegas Pria yang akrab disapa Babon ini menuturkan. Terkait persoalan
tersebut, SC mencoba melakukan konfirmasi kepada Humas PLTU tahap I, Hafid,
melalui Telfon, namun sayangnya yang bersangkutan ( Hafid-red ) tidak dapat
dihubungi. ( Ags )
16 Jul 2018
25 Jun 2018
Diduga Gelapkan Anggaran Dana Desa Lembaga Desa Tuntut Kuwu Sarajaya Mundur
Foto : Kayim ( Ketua LPM Desa Sarajaya ) |
Lemahabang. SC – Kekecewaan dan
kemarahan yang telah terpendam sekian lama, akhirnya meledak juga, hal ini
dikarenakan adanya dugaan telah terjadi penyalahgunaan Wewenang dan Penggelapan
Anggaran Dana Desa yang mencapai nilai Ratusan Juta Rupiah. Seperti yang
disampaikan oleh Ketua LPM Desa Sarajaya, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten
Cirebon, Kayim, kepada Harian Suara Cirebon, Jum’at. 22/06/2018 ‘’ Kami sangat
kecewa dengan prilaku Kuwu Sarajaya, yang telah menggelapkan Dana Desa maupun
lainnya yang nilainya mencapai Rp. 300.000.000 lebih. Dari mulai DD Tahap satu
Tahun 2017 hingga Banprov dan Dana lainnya. Bukti Penggelapan tersebut sudah
dilaporkan kepada Pihak Kecamatan dan bahkan Ispektorat, dari Data yang kami
miliki tersebut, akhirnya seluruh Lembaga Desa termasuk RT/RW menginginkan agar
Kuwu Latif segera Lengser, tetapi tetap harus mempertanggungjawabkan Dana yang
terpakai untuk kepentingan peribadi dihadapan Hukum ‘’ ungkapnya. Bahkan lebih lanjut dirinya sangat
menyayangkan Prilaku Korup kuwu yang sangat diluar batas kewajaran ‘’ Kuwu Latif ini sudah sangat keterlaluan,
hingga Anggaran untuk Pembuatan Keranda dengan bahan stenlis pun masih
diembatnya juga, dan saya sudah seringkali memperingatkan dia ( Kuwu Latif-Red
) untuk segera memperbaiki Perilakukanya, namun nasehat kami tidak pernah
digubris ‘’ tegas Kayim. Beberapa waktu
yang lalu, SC sempat mempertanyakan hal tersebut kepada Ketua BPD Sarajaya,
Muh. Najib, terkait adanya dugaan penggelapan Anggaran Dana Desa, dan dirinya
membenarkan ‘’ Kami sudah melaporkan
adanya dugaan Penyalahgunaan Anggaran tersebut kepada Camat Lemahabang , dan
semua datanya ada dipihak Kecamatan, kini kami sedang menunggu tindakan dari
penegak Hukum ‘’ tuturnya. Sementara saat SC akan melakukan konfirmasi kepada
Camat Lemahabang, Edi Prayitno, dirinya sedang tidak ada ditempat ‘’ Bapak sedang ada Acara diluar Kang ‘’
Ungkap Dadang, Pegawai Kecamatan Lemahabang.
Berdasarkan Data dan Informasi dari berbagai pihak,bahwa Dana untuk
pembangunan dan perkembangan Desa yang
digunakan untuk kepentingan Kuwu Pribadi meliputi : Penggelapan
Anggaran Dana Desa Tahap I Tahun 2017 Sebesar Rp. 113.000.000
Penggelapan Dana Bangub Tahun 2017 Sebesar Rp. 150.000.000
Penggelapan Anggaran Dana Desa Tahun 2017
Sebesar Rp. 30.000.000
Penggelapan PAD Tahun 2017 Sebesar Rp.
100.000.000
Penggelapan Anggaran PNPM dan Bumdes
diperkirakan Sebesar Rp. 80.000.000
Penggelapan 1 Unit Mobil Siaga Desa ( Telah
disita Bank ) saat SC akan melakukan konfirmasi kepada Kuwu yang bersangkutan (
A. Latif-Red ) dirinya tidak berada ditempat. Bahkan hingga berita ini
diturunkan, Honor RT/RW maupun Lembaga Desa belum diterima oleh yang berhak. (
Ags )
12 Jun 2018
Kapolsek Lemahabang Tertibkan Pedagang Musiman
Lemahabang. SC – Berawal dari adanya Laporan salah seorang
Warga Desa Lemahabang Kulon, yang merasa terganggu dengan adanya Pedagang
Musiman Lebaran, yang menutup Jalanan. Menyikapi hal tersebut, Kapolsek
Lemahabang, AKP. Santoso Sembiring. SH. Beserta beberapa Anggota melakukan
pengecekan langsung, dan didapat beberapa Pedagang Lebaran musiman yang
mendirikan Lapak dagangannya ditengah jalan antara Desa Lemahabang dan Desa
Lemahabang Kulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Dirasa hal tersebut
mengganggu kelancaran Lalulintas, maka dirinya menghimbau kepada seluruh
Pedagang untuk segera melakukan Pembongkaran Lapak yang menutup ruas jalan
tersebut. “ kami bukannya melarang para
pedagang untuk berjualan, tetapi bukan berarti harus mendirikan Lapak jualannya
ditengah jalan, karena hal ini berakibat kemacetan Lalulintas. Dan sebelumnya
kami telah melakukan koordinasi dengan Pihak terkait, termasuk Camat Lemahabang
dan dua Kepala Desa yang bertanggung jawab dengan adanya pemanfaatan pasar
tersebut “ ungkapnya. Merasa dirugikan, beberapa Pedagang Musiman
sempat menolak keinginan pihak Kepolisian untuk membongkar Lapak tersbut, hal
tersebut disampaikan Yati, salah seorang Pedagang yang mendirikan Lapak
ditengah jalan tersebut “ kami tahu ini
melanggar aturan, tetapi kami juga meminta kepada pihak terkait untuk melakukan
kebijakan, karena keberadaan lapak ditengah jalan ini sudah menjadi tradisi
Tahunan tiap kali menjelang Lebaran. Jika kami dilarang, bagaimana nasib
dagangan kami “ ungkapnya. Akhirnya Kapolsek
AKP Santoso Sembiring, melakukan mediasi dengan beberapa perwakilan pedagang
dan mencari solusi terbaik. Dalam mediasi tersebut, diperoleh kesepakatan
bersama, bahwa para pedagang bersedia memenuhi keinginan Kapolsek, untuk
mendirikan Lapaknya satu Hari menjelang Lebaran ( Rabu Malam Kamis-Red ) dengan
kesepakatan tersebut, maka Lapak yang telah berdiri kembali dibongkar oleh
pemiliknya masing-masing. Dan kapolsek menegaskan, jika kesepakatan tersebut
dilanggar, maka dengan terpaksa pihaknya akan melakukan Pembongkaran “ para Pedagang sepakat, untuk memulai
mendidikan lapaknya satu hari menjelang lebaran, atau tepatnya Hari Rabu malam
Kamis, jika didapat ada pedagang yang melanggar kesepakatan tersebut, maka
terpaksa kami akan melakukan Pembongkaran “ tegas AKP. Santoso Sembiring. Dari Pantauwan
SC,di TKP, Selasa, 12/06/2018. Akibat kejadian tersebut, sempat menimbulkan
kemacetan panjang, akibat dari banyaknya Pihak Pengendara yang memperlambat
laju kendaraannya hanya untuk melihat ketegangan yang dilakukan oleh para Pedagang
musiman tersebut . sayangnya, tidak ada satupun Perangkat Desa maupun Kuwu dari
Kedua Desa yang ada dilokasi kejadian. (
Ags )
11 Jun 2018
Kuwu Desa Citemu Berikan santunan Anak Yatim dan Duafa
Mundu. SC –
Usai pelaksanaan Sholat Tarawih, Puluhan Anak Yatim dan Duafa berkumpul
dikediaman Kuwu Desa Citemu,Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Supriyadi.
Keberadaan Anak Yatim dan Duafa ini, mendapat perhatian khusus dari Kuwu yang
akrab disapa Yusuf, tersebut. Hal ini
terbukti dengan digelarnya Acara santunan terhadap 70 Anak Yatim dan 160 Duafa. Sebelum Acara santunan dilaksanakan, Ratusan
Warga mengikuti tauziyah yang disampaikan oleh Ustadz Sunani, yang menjabarkan
betapa pentingnya kepedulian terhadap sesama, khusunya terhadap Anak Yatim dan
Duafa. Dalam sambutannya, Kuwu Desa
Citemu berharap, agar kita sebagai Manusia harus saling peduli akan sesama, dan
jangan pernah melupakan apalagi mengenyampingkan Anak Yatim “ Saya sangat berterimakasih kepada semua
Warga Masyarakat Desa Citemu yang sangat peduli akan sesama, sementara santunan
yang kami berikan, merupakan sebuah kewajiban yang harus kami lakukan. Itu
adalah Hak mereka,dan kami hanya sebagai perantara saja, semoga apa yang kami
berikan ini, walaupun nilainya tidak seberapa, tetapi minimalnya dapat
merasakan kebahagiyaan secara bersama-sama. Apalagi ini merupakan Bulan yang
sangat baik, yaitu Bulan Ramadhan, Bulan Penuh Magfiroh dan lipatan pahala “
tutur Supriyadi. Acara santunan
tersebut, dihadiri oleh seluruh Perangkat Desa. Lembaga Desa, tokoh agama dan
anggota dari Kepolisian juga TNI. Salah
seorang penerima santunan yang tidak bersedia identitasnya dipublikasikan,
menuturkan “Kami Masyarakat Desa Citemu
sangat berterimakasih atas santunan yang diberikan oleh Pak Kuwu, semoga beliau
senantiasa dilimpahkan Rizki dan diberikan kesehatan juga umur panjang. Bukan
nilainya yang kami bicarakan, tetapi niat tulusnya dan pedulinya terhadap Warga
diatas segalanya “ungkapnya. Senada hal tersebut disampaikan oleh seorang
Anggota Koramil Astanajapura, Karso, yang memberikan Apresiasi terhadap Kuwu
Yusuf “ Kami sangat terharu melihat Anak
Yatim dan Kaum Duafa yang menerima santunan tersebut. Sorot mata mereka
mengisaratkan rasa kebahagiyaan yang tak terhingga. Semoga ini benar-benar
dapat bermanfaat bagi yang menerimanya . dan kami sangat mengapresiasi niat
baik Kuwu dalam memberikan santunan “ ungkapnya. Acara Santunan dan pengajian Umum yang
digelar pada Minggu. 10/06/2018 tersebut, diakhiri dengan acara ramah tamah dan
santap bersama. ( Ags )
Gebyar Ramadhan Warga Masyarakat Desa Kanci
03.54
No comments
Foto : Ratusan Warga Masyarakat Desa Kanci memadati Area Acara Pengajian Umum
Astanajapura. SC – Ratusan Warga Masyarakat Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, usai melaksanakan Solat Tarawih, berkumpul dihalaman Kantor Desa setempat, dalam Rangka Memeriahkan Bulan Ramadhan dengan Menggelar Acara Gebyar Ramadhan yang diisi Lomba Hadroh dan Pengajian umum. Acara tersebut atas kerjasama Remaja Masjid, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Lembaga Desa dan Pemerintahan Desa setempat, menghadirkan Penceramah, KH. Jamaludin Kahfi. Dalam keterangan yang disampaikan Kuwu Desa Kanci, Lilis, S, Kepada Harian Suara Cirebon, Minggu, 10/06/2018, Bahawa Acara yabg digagas oleh Ikatan Remaja Masjid terseut merupakan salah satu Acara yang sangat positif dalam mengisi kegiatan Ramadhan “Kami dari Pemerintahan Desa dan Lembaga Desa Kanci, tentunya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Oleh Remaja Masjid, yang begitu peduli dengan peningkatan Ahklak dan prilaku yang Islami, hal ini merupakan bukti, bahwa Warga Masyarakat Kanci, khususnya kaum muda, sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keisalaman “ungkapnya. Sementara itu, salah seorang Remaja Masjid, Juned, sangat berterimakasih atas peran serta dan dukungan dari Pemerintahan Desa Kanci, hingga Acara Gebyar Ramadhan tersebut dapat berjalan dengan baik “ Kami dari Remaja Masjid, sangat berterimakasih atas dukungan dari semua pihak, khususnya Pemerintahan Desa. Dan harapan kami selaku Pemuda Kanci, tentunya dengan dilaksanakannya Gebyar Romadhan ini, semoga dapat semakin mempererat Silaturahmi, persatuan dan toleransi antar Warga. Karena tanpa adanya persatuan dan kepedulian antar sesama, maka apa yang kita harapkan dalam membangun Desa dan Masyarakat yang berakhlakhul karimah tidak akan dapat tercapai “tuturnya. Acara yang menghadirkan Penceramah Kondang tersebut, diharapkan sebagai tolak ukur Kultur Masyarakat Desa Kanci yang menjunjung tinggi nilai-nilai keIslaman ( Ags )
10 Jun 2018
Tradisi Mudik Bukan Semata Pamer Kemewahan
19.10
No comments
R.Agus
Syaefuddin ( Wartawan Suara Cirebon )
sebagian
besar umat Islam, mudik di penghujung Ramadaan merupakan sebuah ritual penting
nan sakral. Terutama bagi mereka yang berada nun jauh di perantauan. Setelah
lama berpisah dengan sanak keluarga dan handai tolan, tentunya ada kerinduan
yang mengusik untuk bisa kembali berkumpul dengan sanak keluarga. Pertemuan
jiwa dan raga yang penuh emosional antara anak dengan kedua orang tua dan
anggota keluarga lainnya, diyakini bukan hanya pertemuan biasa. Namun merupakan
bagian dari keasadaran diri seseorang dalam mengimplementasikan makna mudik
bagi kehidupan yang penuh dengan dinamika ini. Sejauh manapun burung terbang,
sekali waktu ia pasti kembali rumahnya.
Demikian
sakralnya berlebaran bersama keluarga lewat tradisi mudik ini, sehingga para
perantau telah jauh-jauh hari mempersiapkan bekal dan oleh-oleh untuk dibawa
pulang ke kampung halaman. Mudik juga bisa dimaknai sebagai kerinduan mencipi
penganan tradisional seumpama geukarah dan thimpan, atau berziarah ke makam
orangtua yang telah tiada. Bisa juga sebagai wadah merenda kembali tali
silaturrahmi yang sempat terputus dengan saudara dan orang sekampung.
Meski
untuk mudik dibutuhkan banyak pengorbanan, mulai dari mempersiapkan tiket moda
angkutan yang harganya melonjak tinggi saat menjelang lebaran. Atau pun
padatnya arus mudik jika pulang dengan kendaraan pribadi. Namun semua
pengorbanan itu terbayar lunas dan tidak bisa tergantikan harganya dengan nilai
dengan apa pun --bila telah bersua kembali dengan orang-orang tercinta di
kampong halaman.
Aroma
desa yang khas dengan kekentalan kekerabatan yang masih alami dibandingkan
kehidupan urban masyarakat kota yang penuh individualistik. Apalagi kala disambut tangis haru dan peluk cium dari
sanak keluarga. Sejatinya mudik Idul Fitri sebagai implementasi dari
kegembiraan dan jangan pula dirayakan secara berlebih-lebihan dan terkesan
sombong. Sebab ada juga sebagian para pemudik yang ketika pulang sengaja
memamerkan kemewahan seperti mobil baru dan barang-barang bawaan lainnya yang
terkadang bisa menimbulkan kecemburuan sosial dari warga desa.
Rasulullah selalu mengingatkan kita untuk mengulurkan
tangan terhadap para anak yatim dan para fakir miskin yang ada di sekitar kita.
Memang kaum duafa di pengujung Ramadhan
berhak atas zakat fitrah. Namun terasa tak adil, jika kita yang berpunya ini
hanya cukup merasa puas karena telah membayar zakat fitrah menjelang hari raya
tiba. Sementara di sekitar kita banyak anak-anak yatim yang butuh uluran tangan
di hari raya. Rasulullah saw bersabda, “Dekatilah mereka yang miskin, dan
cintailah mereka, niscaya Allah akan dekat dengan kamu.”
Rasul bahkan memungut seorang anak yatim yang
dilihatnya sedang beruraikan air mata di tengah-tengah sekumpulan anak-anak
lainnya yang berpakaian baru dengan mainan di tangan. Sementara si anak yatim
terlihat dekil dan kurus karena tak ada belaian kasih sayang dari kedua orang
tuanya. Lalu Rasul mendekatinya dan membawa pulang anak yatim itu ke rumah
baliau. Membelikannya pakaian baru, dan mengasihinya selayaknya anak sendiri.
Sehingga si anak merasa bergembira, tersanjung dan tertinggikan kembali
derajatnya.
Marilah sedapat mungkin untuk bisa membasuh air mata
para anak yatim dan fakir miskin di hari nan fitri ini. Membuat mereka tertawa
dan gembira, sesungguhnya itulah esensi mudik yang sesungguhnya. Bagi para
pemudik yang punya lebih rezeki akan sangat mulia rasanya, jika sebelum mudik
Idul Fitri, menanyakan terlebih dahulu kepada keluarga di kampung, berapa orang
ada anak yatim yang perlu disantuni. Berapa orang fakir miskin yang butuh
uluran tangan kita. Seperti firman Allah Swt, “Bila kamu bersyukur, pasti akan
menambah nikmat bagimu.” (QS. Ibrahim: 7). Para mukmin sejati wajib bersyukur atas
limpahan rahmat yang diberikan Sang Khalik.
Seyogyanya,
ketika pintu Ramadhan telah tertutup, sebenarnya masih ada pintu lainnya yang
disuruh buka oleh Allah dan Rasul, yaitu dengan menjenguk mereka yang papa.
Jadi mudik Idul Fitri bukan sekadar pamer hasil kekayaan pada orang kampung.
Namun menjadikan mudik lebih bermakna lagi dengan mencontoh perilaku
Rasullullah dengan menyayangi anak yatim tanpa pamrih.