19 Jan 2017

WANITA SEBATANG KARA DAPAT PERHATIAN KHUSUS IBU BUPATI





Cirebon-Artha Media. Sosok seorang Wanita merupakan pejuang yang tak tertera dalam tulisan. Tidak semua Wanita menikmati kehidupannya secara normal. Hal ini pula yang menimpa pada seorang Wanita renta yang hidup sebatang kara. Diusianya yang senja ( 80 Tahun-Red ) Nenek Eti Warga Blok A 05/01 Desa Belawa Kec. Lemahabang Kab. Cirebon harus hidup sebatang kara di dalam gubug reyotnya yang tak layak disebut rumah.banyak pihak yang peduli dengan kehidupannya yang sangat memperihatinkan, salah satunya seperti yang dilakukan oleh Wanita Nomor satu di Kabupaten Cirebon, beberapa waktu yang lalu, istri Bupati Kab. Cirebon yang akrab disapa Ibu ayu melakukan kunjungan beserta rombongan dari Muspika Kec. Lemahabang. Kab Cirebon di kediaman Nenek Eti. Dalam kunjungannya tersebut, Ibu Ayu memberikan santunan kepada Nek Eti, bahkan dalam sesi wawancara dengan Artha Media Wanita yang tetap terlihat sigap dalam setiap persoalan yang menimpa Warganya ini menuturkan “ kami hanya bisa membantu sebatas kemampuan kami, tetapi pada intinya, kami mengajak semua pihak untuk turut peduli dan memperhatikan Nenek renta ini, karena tanpa adanya bantuan dan perhatian dari kita, maka kita termasuk sosok yang tidak menghargai wanita, karena bagi saya Wanita adalah salah satu penentu generasi selanjutnya, dan kebetulan Nek Eti ini adalah satu dari sekian banyak Wanita yang kurang beruntung, oleh karenanya kita harus bersama-sama menjaga jimat yang satu ini “ ungkap Ibu Ayu. Bahkan dalam kunjungannya kali ini, Ibu Ayu langsung mengintruksikan kepada Camat Lemahabang, Edi Prayitno. S. Ip untuk memberikan perhatian khusus kepada Nek Eti, yaitu dengan memperioritaskan Program Rutilahu “ saya intruksikan langsung kepada Camat Lemahabang, supaya Tempat tinggalnya Nek Eti segera diperbaiki melalui Rutilahu, ini sudah menjadi kewajiban kita, jangan sampai program rutilahu tidak tepat sasaran “ tegas Ibu Ayu. Menurut  Informasi yang diperoleh dari beberapa Warga terdekat, sebelumnya kapolsek Lemahabang, Kompol Nanang Supriyanto, turut memberikan perhatiannya kepada Nek Eti “ tadi pagi Pak Kapolsek pun memberikan bantuan sembako kepada Nek Eti, karena Nek eti sudah sulit dalam penglihatan dan pendengarannya, maka kami hanya melihat bercak kaca disudut matanya, mungkin ini adalah ucapan terimaksih, kami selaku Warga Desa Belawa menghaturkan terimakasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan, baik oleh Ibu Bupati maupun Kapolsek Lemahabang “ ungkap Oskar warga desa Belawa.Dalam Acara kali ini, Ibu Ayu tidak saja memberikan Bantuan kepada Warga Desa Belawa, tetapi melanjutkan kunjungannnya ke Desa karangwareng-kec, Karangwareng Kab. Cirebon. Dalam kunjungannya di Desa karangwareng. Istri Bupati ini kembali memberikan bantuan kepada Warga dan masyarakat sekitar, berupa Bibit cabai.kedatangan ibu Bupati ini disambut antusias oleh Warga sekitar, bahkan Para kuwu Sekecamatan Karangwareng turut hadir dalam pembagian bibit cabai tersebut.   “ kami Pemerintahan Desa Karangwareng sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan oleh Ibu Bupati, tentunya bantuan ini sangat bermanfaat bagi warga kami dan kami akan mencoba untuk memperdayakan semua Warga untuk cinta bercocok tanam, ini langkah awal, dan kebanggaan kami ini karena pembagian Bibit Cabai ini adalah yang pertamakali dilakukan Ibu Bupati, setelah Desa kami, berikutnya Desa lain yang akan menerima bantuan bibit.” Ungkap Kuwu Desa Karangwareng, Hj. Eti Rustiati. ( Ags )

SDN I SARAJAYA BUTUH PERHATIAN PEMERINTAH




Cirebon-Artha Media. Program Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan terkadang tidak dibarengi dengan sarana dan prasarana. salah satu seperti yang terjadi di sekolah Dasar Negeri I Sarajaya-Kec. Lemahabang-Kab.Cirebon. Dari pantauwan Artha Media, keberadaan Gedung Sekolah milik Pemerintah ini sangat memperihatinkan, selain banyak sekali genting-genting yang bocor, ditambah lagi banyak plafon yang berlubang. Menurut keterangan yang diperoleh dari Kepala SDN I Sarajaya, bahwa pihaknya telah lama mengajukan Proposal kepada dinas terkait, namun sampai saat ini harapan untuk memperbaiki atau melakukan Rehab Gedung sekolah belum terealisasi “ sebenarnya kami telah melayangkan Profosal permohonan bantuan Dana, namun entah mengapa sampai saat ini belum juga terwujud, sedangkan Pendidikan harus terus berjalan, kami sangat khawatir melihat kondisi gedung saat ini, karena keadaannya sangat rawan dan membahayakan para siswa Didik “ ungkap Dedi Junaedi. S.Pd. Sd  Kepala SDN I Sarajaya. Lebih lanjut dirinya menjelaskan, bahwa kondisi tiga Ruang belajar, yaitu Kelas 1, 3 dan Kelas 6 kondisinya sangat membahayakan, karena kayu penyangga seperti reng dan kuda-kuda sudah sangat rapuh. Ditambah lagi WC yang dimiliki Sekolah dirasa sudah sangat tidak layak, ini tentu menjadi bahan pemikiran pihak sekolah untuk menciptakan dan meningkatkan Mutu Pendidikan “ kami sangat mengharapkan agar kualitas Pendidikan di SDN I Sarajaya ini tidak tertinggal dari Sekolah lain, namun semuanya itu tentu harus dibarengi dengan Sarana yang nyaman dan aman, tetapi jika kondisinya dibiarkan seperti saat ini, harapan untuk meningkatkan mutu pendidikan dirasa sangat jauh, bahkan yang ada kami selalu dihantui perasaan was-was tentang keselamatan Siswa Didik dan staf pengajar itu sendiri “ lanjut Dedi Junaedi, penuh harap. Dengan adanya sarana yang sangat tidak layak untuk dikatakan aman dan nyaman, sudah menjadi kewajiban Pemerintah dan dinas terkait untuk segera melakukan tindakan, jangan sampai Sekolah yang mestinya mendapat perhatian, dalam hal ini Perbaikan Ruang kelas dan sejenisnya, malah tersisihkan oleh Sekolah lain yang secara kenyamanan dan keamanan lebih terjamin. Dan banyak pihak berharap, Pejabat tingkat atas jangan hanya menerima laporan dari bawahannya tanpa mau turun langsung kelapangan, agar pengalokasian Dana apapun tidak salah sasaran. (Ags)

KUWU DESA BUNTET TEGAS TOLAK AKTIFITAS GALIAN C









Cirebon-Artha Media. Beredar polemic tentang adanya pembiaran aktifitas galian C yang berlokasi di Cimarati, Desa Buntet-Kec. Astanajapura-Kab. Cirebon.  Menyikapi hal tersebut, saat Artha Media melakukan wawancara diruang kerjanya, Kuwu Desa Buntet, Edi Suhaedi, dengan tegas mengatakan, bahwa dirinya sangat menolak segala bentuk aktifitas Galian C. bahkan menurut Edi, dirinya sudah melayangkan surat teguran kepada pihak pengusaha galian “ saya sudah melayangkan Surat teguran kepada pihak Pengusaha Galian tertanggal 12 Januari 2017, yang pada intinya, kami mengintruksikan agar Galian tersebut segera dihentikan “ tegas Kuwu Desa Buntet. sementara saat dikonfirmasi bahwa banyak Masyarakat/Warganya yang tetap menginginkan agar Galian tersebut tetap berjalan, lagi-lagi kuwu yang terkenal fokal ini menjawab tegas “ Camat memang pernah mengatakan, bahwa warga Desa Buntet menginginkan Galian tersebut tetap berjalan, namun sekali lagi saya tegaskan, Warga yang mana. ? kalo memang ada warga kami, seharusnya Camat segera memanggil saya dan menunjukan warga tersebut, apa betul Warga Desa Buntet ? pada intinya apapun informasi yang beredar, kami Pemerintahan Desa, secara prosudural dan birokrasi telah melayangkan surat kepada pihak pengusaha untuk segera menghentikan Aktifitas penggalian, dan sampai saat ini belum ada perwakilan dari pengusaha yang datang kepada kami “ lanjut Kuwu Edi suhaedi. Ini sebuah kemunduran Birokrasi dalam melakukan tindakan Hukum. Hal tersebut dikarenakan ada kesan bahwa pihak yang berwenang seolah diam dan lamban dalam menyikapi permasalahan Galian C tersebut, bahkan menurut salah seorang Aktifis, Alay ( KSM GMBI Astanajapura ) dirinya menuduh Camat Astanajapura ada main dengan pihak Pengusaha Galian C “ kami menduga, tetap melenggangnya pengusaha Galian C ini, karena Camat asjap berkepentingan didalamnya, jika hal ini benar, kami tentu sangat menyayangkan, semestinya Camat itu peka dan segera melakukan tindakan, tetapi yang kami pantau, Camat terkesan membiarkan Galian tersebut tetap berjalan “ jelas Ketua KSM Asjap menuturkan kepada Artha Media. Dilain sisi, saat Artha Media berusaha melakukan klarifikasi kepada Camat Astanajapura, Iing. M. Tadjudin. Dirinya terkesan enggan berkomentar, dan bahkan Wartawan diarahkan kepada MP Astanajapura ( Kassi Trantrib ) perihal Galian C “ ini bukan tugas saya, karena ada tupoksi masing-masing, masa segala sesuatunya harus camat, kan ada MP, jadi silahkan Tanya hal tersebut kepada MP” ungkap Iing. M. Tadjudin. Menyikapi sikap Camat tersebut, Wartawan pun melakukan klarifikasi kepada Kassi Trantib Kec. Astanajapura, Abd, Azis. Dari keterangan yang diperoleh, bahwa pihak Kecamatan akan melakukan cek langsung kelapangan “kami akan berkordinasi dengan pihak Kabupaten dalam menyikapi permasalahan Galian C, dan memang pihak pengusaha telah datang menghadap pada beberapa waktu yang lalu, dari keterangan yang diperoleh, bahwa sebenarnya pihak pengusaha berniat untuk menghentikan kegiatan Galian dan mengeluarkan alat berat yang ada di lokasi Galian, namun banyak warga yang menghadang, agar alat tersebut tidak dikeluarkan dari lokasi Galian, itu menurut keterangan yang kami terima, tetapi pada intinya kami akan mengecek langsung kelapangan tetntang kebenarannya “tutur Kassi Trantib, H. Abd Azis. Inilah cermin Hukum di republik ini, permasalahan selalu dipelintir dan diombang-ambing hingga membuat samar sebuah kebenaran. Jika memang terbukti ada pihak yang bermain dibelakang kepentingan apapun, yang akhirnya merugikan Masyarakat umum. Sudah sepatutnya sangsi dan Hukum ditegakan. ( Ags )

DINAS CIPTA KARYA DISOAL KUWU LEMAHABANG KULON



Cirebon-Artha Media. Permasalahan yang saat ini terkesan sulit untuk dicari solusinya, adalah permasalahan sampah yang kian menumpuk dibeberapa Wilayah, yang salah satunya adalah di Desa Lemahabang Kulon-Kec. Lemahabang-Kab. Cirebon. Dari pantauwan Artha Media, tumpukan sampah tersebut  terlihat jelas di jalan penghubung antara Desa Lemahabang dan Desa Astanajapura. Menyikapi hal tersebut, Artha Media melakukan konfirmasi kepada Kuwu Desa Lemahabang Kulon, Rudiana. Saat ditemui dirung kerjanya. Dirinya menuturkan tentang polemic sampah yang selama ini belum didapat solusi tepat dalam hal penanggulangannya “ Kami selaku Pemerintahan Desa sebenarnya sudah kerap kali melakukan pembersihan sampah yang ada diwilayah kami, namun sepertinya kerja kami itu tidak sepadan, karena baru saja dibersihkan, beberapa hari berikutnya sampah tersebut kembali menumpuk, ini jelas satu persoalan yang harus difikirkan secara bersama-sama. Semestinya Dinas terkait, dalam hal ini Cipta Karya turut peduli, jangan selalu kami yang harus menanggungnya, karena ada perwakilan dari Dinas Cipta Karya, dalam hal ini Retribusi Kebersihan Pasar, kan Dana dan peruntukannya sangat jelas, selama ini setiap kali kami melakukan pembersihan sampah, Dananya keluar dari kantong Desa, bahkan kami harus menurunkan alat berat untuk membersihkan sampah tersebut, ini jelas Dananya tidak sedikit, jadi apa kerjanya pihak Cipta Karya jika persoalan sampah ini dilimpahkan kepada pihak Pemerintahan Desa “ keluh Rudiana . persoalan sampah memang sangat dilimatis, semestinya semua pihak turut peduli dengan hal ini, dan ini sudah menjadi tanggung jawab bersama, bukan saja Pemerintah, tetapi Warga pun sudah semestinya peduli dengan kesehatan, dengan salah satunya tidak membuang sampah sembarangan. Lebih lanjut kuwu Lemahabang Kulon menjelaskan, bahwa pihaknya sudah kerap kali melayangkan tegoran kepada perwakilan pihak Cipta Karya, dalam hal peretribusian sampah “ di Wilayah kami memang terdapat pasar Rakyat, dan mungkin mereka dikenakan biaya Retribusi sampah oleh perwakilan Cipta Karya, yakni saudara Kholidi dan Arifin, namun jawaban mereka saat ditanya tentang persolan sampah, jawabannya sangat tidak memuaskan, mereka terkendala karena tempat pembuangan, ini kan ironis, jika memang ada masalah ya seharusnya dipecahkan secara bermusyawarah, sedangkan ini malah dihubungi saja sangat sulit “ lanjut Kuwu Rudiana. Memang saat Artha Media melakukan Wawancara dengan Kuwu, dirinya beberapa kali menghubungi perwakilan dari Dinas Cipta Karya, ( Kholidi/Arifin-Red ) sayangnya telefon yang dihubungi tidak aktif. Kuwu Rudiana pun menyayangkan, bahwa Masyarakat yang membuang sampah bukan saja Masyarakat Lemahabang, tetapi Masyarakat luar Desa pun membuang sampahnya di Desa Lemahabang, mungkin karena tepatnya dipinggir jalan, maka Masyarakat dengan seenaknya melemparkan sampahnya sembarangan “ kami sulit kang untuk membuat sebuah aturan, karena walaupun telah dilakukan pemagaran dan dibuat sebuah tulisan Larangan, toh pada kenyataannya sampah tersebut terus menumpuk, ini tentu dibutuhkan kesadaran bersama, karena apapun dan bagaimanapun yang terlihat dimata umum, tetap akhirnya bermuara kepada seorang Kuwu “ pungkas Rudiana, mengakhiri perbincangan dengan Artha Media ( Ags )

DANRAMIL ASTANAJAPURA WUJUDGAN PROGRAM BERCOCOK TANAM




Cirebon-Artha Media. Ironis memang Negeri ini, pada beberapa decade yang lalu, Republik ini terkenal dengan kemakmuran para petaninya dan kesuburan lahan garapan. Namun itu cerita dahulu, saat ini terkadang kita sendiri kesulitan untuk berbicara perihal pertanian, hingga berdampak pada mahalnya beragam hasil tani, salah satunya adalah mahalnya si kecil yang terkenal pedas, yaitu cabe. berawal dari hal tersebut, Danramil Astanajapura, Kapten Wahyudi, berinisiatif untuk memanfaatkan lahan yang ada di belakang Mako untuk dijadikan lahan pembibitan cabai. “ kita sebagai TNI tidak hanya semata menjadi tameng NKRI dalam hal pengamanan, namun juga harus turut peduli dengan kondisi yang terjadi saat ini, yang salah satunya adalah pertanian, dengan banyaknya keluhan warga tentang mahalnya buah cabai, maka kami beserta anggota berinisiatif untuk melakukan penanaman bibit cabei, yang harapannya bisa untuk dijadikan solusi dalam menghadapi persoalan yang salah satunya adalah melonjaknya harga cabai, dan kita bisa lihat sendiri, semua anggota Koramil astanajapura sangat antusias dalam melakukan penggarapan lahan, dan ini semua dananya berasal dari kantong kita masing-masing, kalo kata bahasa kita udunan atau patungan “ jelas Danramil astanajapura. Secara kasat mata ini adalah merupakan hal sepele, namun jika kita tauladani, TNI ( Tentara Nasional Indonesia ) adalah cerminan Rakyat Indonesia, yang tidak melulu berkutik dan membahas masalah keamanan dan pengamanan, tetapi juga melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai Warga Negara Indonesi, untuk turut peduli dengan berbagai hal, tidak terkecuali bercocok tanam, dengan dilakukannya penanaman bibit cabai ini, bukan semata untuk kepentingan Anggota, namun kedepan unsur TNI akan turun ke Masyarakat dan duduk bersama saling tukar pikiran juga pengalaman, agar kejayaan Negeri kita dalam hal pertanian kembali bisa dirasakan secara bersama-sama. Hal itu pula yang menjadi Program jangka panjang Danramil astanajapura “sebenarnya saya sudah melakukan cocok tanam ini sejak lama, dan harapan kami, Warga pun bisa melakukannya dirumah masing-masing, jika terkendala masalah lahan, Warga bisa melakukannya dengan cara penanaman menggunakan pot atau sejenisnya, jadi banyak cara sebenarnya yang bisa dilakukan, tergantung pada kemauan kita “ lanjut Kapten Wahyudi.sudah semestinya Pemerintah memberikan apresiasi kepada dinas atau Instansi apapun dalam hal pemberdayaan dan kepedulian. Tetapi tentunya tidak cukup hanya sebatas Apresiasi, jika tidak dibarengi dengan pengannggaran Dana yang sesuai. Inilah wujud bakti TNI. Selamat menuai hasil ( Ags )

16 Jan 2017

PUSTU DESA CITEMU TERBENGKALAI HANYA KARENA MASALAH KUNCI ?




Cirebion-Indomedia. Adanya sebuah sarana Umun tentunya sangat bermanfaat bagi jalannya pelayanan terhadap Masyarakat, namun dalam hal ini, keberadaan bangunan Pustu ( Puskesmas Pembantu-Red ) yang berlokasi samping sungai Cikempar, yang terletak di Desa Citemu-Kec. Mundu-Kab.Cirebon. dirasa sangat tidak bermanfaat. Hal ini dikarenakan, bangunan Pustu yang telah selesai sekitar tiga Bulan yang lalu dibiarkan mangkrak dan tak berpenghuni. Saat Indomedia menanyakan hal tersebut kepada Kuwu Citemu, dirinya sangat menyesalkan keberadaan Pustu yang tidak dimanfatkan sebagai mana mestinya “ saya juga sudah kerap menanyakan hal tersebut kepada Kepala Puskesmas Mundu, namun jawaban yang kami terima sangat tidak relefan, katanya pihak Puskesmas belum menerima penyerahan Kunci dari pihak pelaksana “ terang Kuwu Supriyadi menuturkan, bahkan lebih lanjut, kuwu Muda ini langsung menghubungi Kepala Puskesmas Mundu Lewat HP, dan menanyakan tentang permasalahan Pustu, Kepala Puskesman Mundu, Dr Sutara lewat telfon genggamnya menuturkan bahwa pihaknya sampai saat ini belum menerima kunci dari pihak Pelaksana “ saya belum menerima Kunci Pustu dari Pihak pelaksana, jadi kami belum bisa mempergunakannya “ jelas Dr. Sutara menuturkan kepada Kuwu Citemu. Dengan adanya hal tersebut, sangat disayangkan, peroyek pembangunan Pustu yang menelan Dana tidak sedikit ini hanya dibiarkan terbengkalai dan tanpa adanya pemanfaatan dan dipergunakan sebagai mana mestinya. Bahkan lebih lanjut Kuwu desa Citemu, Supriyadi , mengatakan kepada Artha Media, bahwa jangan-jangan ini hanya sebuah proyek yang dipaksakan, dalam arti lain, dibangun dan dibiarkan dan dibangun lagi dan dibiarkan lagi “ kami pada prinsipnya sangat mengharapkan agar keberadaan Pustu ini benar-benar dapat dimanfaatkan oleh Warga, jadi semua warga yang akan memeriksakan kesehatan dan sebagainya, bisa dilakukan di Pustu, yang selama ini dilakukan di Kantor Desa, kecuali tempatnya tidak ada, kami tidak menjadi soal, kalo ini kan tempatnya sudah lama ada, tetapi malah dibiarkan begitu saja “ terang Kuwu yang akrab disapa Yusuf ini menuturkan. Dari pantauwan yang dilakukan Indomedia, memang pembangunan Pustu ini sudah banyak ditumbuhi alang-alang, dan jika dibiarkan lebih lama lagi, maka tidak menutup kemungkinan Pustu ini akan rusak dan kembali menjadi bangunan yang tidak berarti. Sudah semestinya Pihak terkait melakukan Pantauwan dan segera menggunakan bangunan tersebut secepatnya, demi kepentingan masyarakat setempat.Atau mungkin benar, Pembangunan Pustu ini hanya sebagai salah satu penghamburan biaya yang dipaksakan. ( Ags )