11 Jan 2023

Moral Anak Bangsa terkoyak "Wajarkah"

Seorang bocah laki-laki bernama Fajar Labotjo atau Fajar sadboy menjadi viral di media sosial dan semakin sering muncul di televisi berkat video kisah percintaannya. Namun dibalik semua itu sempat menuai kontroversi dikalangan netizen yang mengatakan bahwa Fajar seorang pemuda yang menyedihkan ini telah merusak mental generasi muda di Indonesia karena kisah cinta (monyet) nya.
Seorang netizen menilai anak-anak seperti Fajar tidak baik untuk membicarakan masalah percintaan seperti layaknya remaja dewasa. Anak-anak seusianya harus lebih memperhatikan pendidikan. Netizen juga geram karena kebanyakan media yang mengundang Fajar lebih menonjolkan sisi kelam dari anak laki-laki tersebut (Fajar), sehingga banyak netizen yang membandingkan Fajar dengan remaja atau anak-anak seusianya yang berprestasi dan bertalenta namun media tidak mengupdatenya. 
Tayangan tentang sosok Fajar sadboy yang muncul di televisi sangat miris karena kualitas tayangannya bisa dibilang sangat rendah sebab menayangkan kisah cinta bocah 15 tahun yang menangis karena ditinggal pacarnya. Hal ini melanggar peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) yang mengatur bahwa lembaga penyiaran tidak boleh mewawancarai anak-anak atau remaja  dibawah usia 18 tahun untuk hal-hal diluar kompetensinya dan harus mempertimbangkan keselamatan masa depan anak-anak tersebut. Pemograman televisi harus menyajikan tayangan produktif yang tidak hanya mempertimbangkan hiburan dan keuntungan tetapi juga pesan yang akan diterima masyarakat dan dampaknya bagi anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.
Adanya ekspose berlebihan tentang Fajar sadboy dikhawatirkan akan membuat anak-anak Indonesia melihat remaja asal Gorontalo itu sebagai sosok yang layak diikuti dan menjadi panutan sehingga mereka akan melakukan hal yang sama berdasarkan apa yang mereka lihat di televisi atau media lainnya dikehidupan nyata. Tayangan yang berkualitas tinggi dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku baik, dan sebaliknya tayangan yang berkualitas rendah dapat mendorong seseorang untuk berperilaku buruk. Perilaku buruk yang dilakukan seseorang bermula dari tontonan mereka sejak kecil. 
Tayangan percintaan Fajar sadboy juga dapat mendorong anak-anak dan remaja khususnya yang masih dibawah umur mengerti bahwa pacaran atau bermesraan itu hal yang wajar untuk dilakukan. Dengan demikian, pola pergaulan yang disiarkan ditelevisi maupun media lainnya dapat dengan mudah ditiru oleh anak-anak dan remaja yang masih labil secara psikologis. Meskipun tayangannya tidak ditiru persis namun pikiran mereka sudah terkontaminasi hal tersebut dan nyatanya beberapa anak Indonesia sangat menyukai sikap serta perilaku tokoh seperti Fajar kemudian mereka jadikan sebagai role model.

Lusiana, Mahasiswa Universitas Catur Insan Cendekia (CIC) Cirebon. 

0 $type={blogger}: