Kegelisahan dan keresahan disampaikan salah seorang seniman yang merasakan keresahan dan kegetiran yang hanya bisa dikeluhkan tanpa mampu untuk berbuat banyak
"Kami para seniman sudah lama terbelenggu dan hanya memiliki keinginan tanpa bisa berbuat, bagaimana tidak, bidup kami itu bergantung pada pentas atau panggung, namun saat pandemi ini kami sangat kebingungan, disatu sisi kami harus menghidupi keluarga, sementara lahan kami untuk berkarya dan mengais rejeki seakan dirantai oleh sebuah aturan yang namanya PPKM" keluh H. Tofik ( Pembina FKSB Cirebon )
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, bahwa seniman pada hakekatnya bukanlah pengemis yang merengek dan meminta belas kasih, namun seniman adalah sosok Manusia yang berkarya dan bekerja dengan hati
" tidak usahlah kita terlalu banyak wacana tentang bagaimana menghadapi pandemi, jika semuanya hanya wacana tanpa adanya solusi terbaik, kami para seniman meminta adanya ketegasan dan perhatian dari Pemerintah tentang kelangsungan hidup kami, toh kami pun mempunyai Hak yang sama untuk hidup, kami paham saat ini kita dalam situasi pandemi, namun bukan berarti karya kami harus dimatikan dan kami hanya disuguhkan dengan kata sabar dan sabar" lanjutnya.
Bahkan dirinya menyoroti kebijakan PPKM yang terkesan tebang pilih
" Seniman dilarang mentas atau manggung dengan alasan bisa mengundang kerumunan, tetapi bagaimana dengan aktifitas yang ada di pasar moderen atau tradisional, apakah kerumunan hanya berlaku bagi kami, termasuk dilarangnya kami untuk melaksanakan ibadah secara berjamaah, apakah ini adil, sementara anak kami menangis dan merintih meminta rupiah, sedangkan langkah dan karya kami dibelenggu" pungkas H. Tofik (1c)
0 $type={blogger}:
Posting Komentar