Dengan kearifan Syech Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dalam
menyebarkan Islam ke Desa Astanajapura yang terlebih dahulu dimasuki oleh agama Hindu , beliau tidak serta merta menghilangkan kebiasaan yang berada dimasyarakat saat itu. Sehingga sekarang di Desa Astanajapura banyak terdapat
adat istiadat yang ditinggalkan. Adapun kebiasaan (kebudayaan) perpaduan Hindu-Islam yang masih ada sampai sekarang di Desa Astanajapura antara lain yaitu:
1.Sedekah Bumi
Sedekah bumi merupakan simbol dari rasa syukur dari hasil bumi yang
melimpah, dan biasanya di lakukan atau pelaksanaannya tiap tahun atau
merupakan tradisi tahunan.
2.Mapag Sri .Mapag Sri
adalah salah satu adat/budaya masyarakat Indonesia khususnya
Jawa dan Sunda yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
Mapag Sri apabila dilihat dari bahasa jawa halus mengandung arti menje
mput padi. Dalam bahasa jawa halus, mapagberarti menjemput,sedangkan
sri dimaksudkan sebagai padi. Maksud dari menjemput padi adalah panen.
3.Buka Tana
Buka tanamerupakan kegiatan yang dilakukan dimana ketika ada orang yang akan membangun rumah atau tempat dengan cara melakukan tahlil dan membaca doa agar selamat.
4.Nuju Bulan
Nuju BulanUpacara Tingkebanatau Nuju Bulan adalah salah satu tradisi masyarakat jawa, upacara ini disebut juga mitoni berasal dari kata pitu
yang artinya tujuh, upacara ini dilaksanakan pada usia kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan pertama kali. Upacara ini bermakna bahwa pendidikan bukan saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam di dalam rahim ibu. Dalam upacara ini sang ibu yang sedang hamil di mandikan dengan air kembang
setaman dan di sertai doa yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat.
5.Mudun Lemah
Mudun lemah demikian orang jawa menyebut tradisi tersebut. Sebuah tradisi yang dilakukan orang tua untuk mengenalkan anak tercintanya yang berusia tujuh bulan kepada bumi. Mengiringi itu, kedua orang tua berharap anaknya mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan.
6.Puputan
Upacara puputan yaitu upacara yang dilaksanakan pada waktu seorang bayi terlepas ari-arinya dari sendi usus perut atau istilahnya coplok/puput
(lepas). Maksud dan tujuan upacara Puputanadalah untuk memberi nama pada bayi yang baru terlepas ari-arinya.
Kebudayaan tersebut di atas masih dilakukan oleh masyarakat Desa
Astanajapura, namun telah terpengaruh oleh kebudayaan
Islam sehingga caranyapun berubah yakni dengan dibacakan do‟a kalimat
toyibah.
Saat ini Pemerintahan Desa Astanajapura dipimpin oleh seorang kuwu yang bernama Faturokhman.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar