Imas Rasdianto ( Kuwu Leuwidingding ) |
Semakin banyaknya Masyarakat
yang terjangkit wabah Corona, membuat sendi kehidupan kita seakan terkekang dan
dibatasi.
sejumlah langkah untuk menekan
penyebaran wabah Covid-19.
Pemerintah telah memutuskan
melakukan desentralisasi Rapid Test dan mempersiapkan
infrastruktur-infrastruktur pendukung yaitu rumah isolasi dan rumah sakit.
Pemerintah memprioritaskan wilayah
yang menurut hasil pemetaan menunjukkan indikasi yang paling rawan terinfeksi
Covid-19.
Pemerintah juga menyiapkan obat,
dari hasil riset dan pengalaman beberapa negara, agar bisa digunakan untuk
mengobati Covid-19 ini sesuai dengan resep dokter.
Presiden akan menggerakkan seluruh
kekuatan Pemerintah serta kekuatan negara dan bangsa untuk mengatasi kesulitan ini,
baik permasalahan kesehatan maupun masalah sosial ekonomi yang mengikutinya.
World Health Organization (WHO) atau
badan kesehatan di bawah PBB akhirnya menyatakan wabah virus corona atau
Covid-19 sebagai pandemi. Alasannya, virus ini terus menyebar cepat hingga ke
wilayah yang jauh dari pusat wabah.
Pandemi merupakan epidemik penyakit
yang menyebar di wilayah yang sangat luas mencakup lintas benua atau global.
Pandemi ditetapkan apabila memenuhi tiga kondisi: menculnya penyakit baru pada
penduduk, menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit berbahaya. Serta
penyakit tersebut dapat menyebar dengan mudah dan berkelanjutan antar-manusia.
Pemerintah Indonesia melalui Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menetapkan masa darurat bencana
wabah penyakit akibat virus Corona di Indonesia.
.
Presiden juga mengingatkan kembali
bagi yang terbukti positif terinfeksi Covid-19 atau menduga diri ada kemungkinan
terinfeksi, segera isolasi diri dengan melakukan social distancing dan menjaga
kesehatan.
Perubahan Perilaku
Langkah menjaga jarak dalam bersosial atau social distancing ini mempopulerkan dua istilah belakangan ini yaitu work from home (WFH) dan Learn from home (LFH).
Langkah menjaga jarak dalam bersosial atau social distancing ini mempopulerkan dua istilah belakangan ini yaitu work from home (WFH) dan Learn from home (LFH).
Munculnya dua istilah ini tentu tak
bisa dilepaskan penetrasi internet yang lumayan tinggi di Indonesia.
Dari jumlah penduduknya sebesar
272,1 juta jiwa, Indonesia memiliki pengguna internet mencapai 175,4 juta,
dimana sekitar 160 juta diantaranya aktif bermedia sosial di tahun 2019.
Data We are social 2020 yang
dikeluarkan Hootsuite menyatakan smartphone menjadi andalan bagi masyarakat
Indonesia untuk mengakes internet.
Masyarakat Indonesia menggunakan
internet pada 2019 per hari sekitar 7 jam 59 menit dimana 3 jam 26 menit
dihabiskan untuk bermedia sosial. Selama berselancar di internet, pengguna
banyak mengakses online video, menonton Vlog, mendengarkan streaming musik dan
radio, hingga mendengarkan Podcast.
Selama work from home, aplikasi
seperti Zoom, Slack, atau WhatsApp makin akrab digunakan untuk berkomunikasi.
Sementara platform ruangguru, Zenius, dan Quipper bisa diandalkan agar anak
tetap belajar di rumah.
Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan berubahnya perilaku masyarakat menjadi bekerja dan belajar dari rumah membuat operator telekomunikasi mengalami kenaikan trafik data di wilayah-wilayah pemukiman.
Hal yang harus diingat, kenaikan
trafik ini belum tentu menjadi stimulus bagi operator karena selama ini masih
dihantui efek gunting di era data dimana beban dan marjin dalam
menyelenggarakan layanan internet belum ideal di Indonesia.
Beban operasional operator di
Indonesia masih besar. Misal untuk frekuensi bisa mengeluarkan biaya hak
penggunaan (BHP) minimal sebesar Rp1,2 triliun. Belum lagi sumbangan Universal
Service Obligation (USO) yang dipotong 1,25% dari total pendapatan setiap
tahun. Harap diingat, dua kewajiban itu tetap harus dibayar tak peduli operator
untung atau rugi.
Padahal, operator masih harus
berinvestasi menggelar kabel optik, menambah jaringan, belanja bandwitdh, dan
lainnya untuk menyelenggarakan layanan.
Melihat situasi ini tentu tak ada
salahnya pemerintah memberikan insentif bagi operator yang menjadi tulang
punggung terwujudnya social distancing atau pemain konten lokal yang
mengembangkan platform WFH atau Distance Learning.
Dengan berbagai
hal tersebut, tentunya Masyarakat dituntut untuk bijak dalam menggunakan sara
internet, dan yang terlebih lagi adalah adanya pengawasan Orang Tua terhadap
Putra putrinya.
Corona
memang bukan segalanya, namun mau tidak mau, akibat Corona banyak pihak yang
merasakan dampaknya, terlebih lagi Kaum Bawah. ( dilansir dari berbagai
sumber )
0 $type={blogger}:
Posting Komentar