2 Sep 2020

Nasib Dunia Pendidikan kita “ Antara Tatap muka atau Daring


                                                                   R. Agus Syaefuddin

Entah sampai kapan Pandemi Covid -19 akan sirna dari Bumi Pertiwi.Masih belum jelasnya masa berakhir pandemi Virus Corona menimbulkan kecemasan bagi  dunia pendidikan, terutama jika melihat penomena kondisi masyarakat dan sekolah yang belum benar-benar siap menghadapi kejutan perubahan kebiasaan pembelajaran dari tatap muka ke model pembelajaran jarak jauh,  sehingga jika keterkejutan ini terjadi terlalu lama maka akan melahirkan masalah baru bagi pendidikan anak-anak kita jika hal tersebut tanpa solusi pasti.

Pembelajaran jarak jauh/daring yang telah diberlakukan beberapa bulan terakhir yang sebagian besar memanfaatkan teknologi (baik proses daring maupun luring), sudah memberikan gambaran dan dapat dijadikan tolak ukur penyelenggaraan pendidikan ke depan, khususnya selama pandemi corona.

Dua bulan terakhir jangankan untuk berbicara kualitas, untuk memastikan proses pembelajaran jarak jauh  saja kita masih menemukan banyak data bahwa di banyak daerah pedesaan hanya beberapa  saja siswa dan para guru kita yang bisa mengadakan dan mengikuti pembelajaran jarak jauh, hal ini diakibatkan oleh banyak sekali faktor, mulai dari faktor keterjangkauan jaringan internet, kemampuan guru memanfaatkan teknologi IT, kesiapan orang tua siswa dalam menyediakan perangkat pembelajaran, kemampuan siswa dan masyarakat dalam menggunakan IT, faktor pembiayaan dan berbagai masalah lainnya.

Proses mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai sikap sangat sulit jika dilakukan tanpa proses interaksi langsung antara siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pendidik. Karena sesungguhnya pembelajaran jarak jauh idealnya dilakukan hanya untuk melengkapi dan menambah corak pembelajaran yang ada, tetap saja peran guru secara real dalam pembelajaran tatap muka yang melahirkan interaksi langsung tidak akan pernah dapat tergantikan oleh teknologi secanggih apapun.

Jadi intinya jika ketika proses pembelajaran tatap muka saja masih menghasilkan kwalitas pengembangan keterampilan dan penanaman nilai-nilai sikap dan karakter bahkan pengetahuan yang rendah, maka apalagi jika pembelajaran terus menerus dilakukan dengan cara jarak jauh. Mengajarkan keterampilan sangat memerlukan real model apalagi menanamkan nilai-nilai sikap dan karekter akan sangat butuh figur yang dapat diindra langsung oleh siswa dalam kehidupan nyata.

Memang sulit menentukan pilihan pada kondisi masih tingginya penyebaran wabah virus corona seperti sekarang ini, namun kita pun tetap harus memilih resiko yang paling rendah dan tidak melahirkan masalah baru yang lebih besar di masa yang akan datang. Pilihan memundurkan tahun ajaran baru ke awal tahun 2021 ataupun tetap membuka tahun ajaran baru dengan menerapkan protaf covid-19 dengan ketat sama-sama mengandung resiko.

Membiarkan siswa di rumah sampai awal tahun 2021 tanpa kegiatan belajar dengan kondisi orang tua yang tidak bisa membimbing dan mengarahkan, hanya akan membuat anak kita mengalami penurunan motivasi dan semangat belajar serta semakin membuat mereka kecanduan oleh ganget, game online dan televisi. Sementara memilih membuka kegiatan persekolahan di tengah-tengah penyebaran wabah yang masih tinggi dan diperparah oleh sulitnya mendisiplinkan masyarakat juga sangat beresiko terjadinya penyebaran virus pada anak-anak. Mugkin iya
Pemerintah perlu meramu formula yang tepat diantara dua kondisi dan dua pilihan ini untuk melahirkan hasil ramuan yang paling mujarab untuk digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan hak sehat siswa tetap terjamin.
Masyarakatpun dituntut untuk secara bersama-sama memahami persoalan yang ada dengan tetap mematuhi anjuran Pemerintah.
Realisasi yang ada saat ini, walaupun sudah tidak sedikit Masyarakat yang Positif hingga menemui kematian akibat Corona, namun Masyarakat kita seolah tidak perduli , dan ini terlihat sangat jelas dengan banyaknya Masyarakat yang tidak mengenakan masker, baik dalam berkendara maupun ditempat kerumunan Massa.
Jika hal ini dibiarkan berlangsung tanpa adanya sangsi tegas, maka jangan salahkan jika Penerus Generasi Muda kita akan terpuruk dari berbagai hal.

0 $type={blogger}: