19 Jul 2020

Launcing Kampung Tangguh Tohaga Sangkan Lodaya Desa Leuwidinding

Lemahabang. SC – Bertempat dikantor Desa Leuwidinding, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon,Selasa, 14/07/2020 Muspika Kecamatan Lemahabang bersama Jajaran Kepolisian Polres Cirebon Kota , menghadiri acara Launcing Kampung Tangguh Desa Leuwidinding  dengan tema “ Tohaga Sangkan Lodaya 
Dalam sambutannya, Camat Lemahabang, Edi Prayitno, menuturkan “ kami sangat bangga dengan dilaksanakannya Loncing Kampung tangguh  di Desa Leuwidinding ini, tentunya dengan telah dilaksanakannya launcing  kampung tangguh ini diharapkan kedepannya segala program yang telah tersususn akan semakin meningkatkan berbagai aspek kehidupan Warga sekitar, khususnya dalam taraf perekonomian  maupun Sosial kemasyarakatan lainnya “ ujarnya.
Senada hal tersebut disampaikan Kapolsek Lemahabang, Kompol Sunarko, usai  Acara  “ Kami tentunya  sangat mengapresiasi dengan terpilihnya Desa Leuwidinding  yang merupakan salah satu Desa dari 13 Desa yang ada di Kecamatan Lemahabang sebagai Kampung Tangguh,  dan  harapan kami semoga  prestasi atau predikat yang di raih Desa Leuwidinding bisa menjadi Contoh Desa lainnya, karena  terpilihnya Desa Leuwididnding in berdasarkan berbagai criteria, dari mulai Pertanian, Perekonomian, Kesehatan sampai  keamanan lingkungan, karena sebelumnya  kerap sekali terjadi keributan antar warga, dan saat ini semuanya sudah berubah , jadi kami fikir, sangatlah tepat jika Desa Leuwidinding dijadikan sebagai Desa atau Kampung Tangguh, yang mampu meningkatkan berbagai aspek kehidupan warga sekitar  “ ujarnya.
Sementara itu Kuwu Desa Leuwidinding, Imas R, menyampaikan kepada Suara Cirebon  “ dicapainya Desa Leuwidinding sebagai Kampung Tangguh ini berkat kerjasama dan dukungan dari semua pihak, baik itu Muspika, Pemdes dan Lembaga Desa, termasuk Masyarakat yang secara bersama-sama berkeinginan untuk memajukan kehidupan kearah yang lebih baik, dan dengan telah dilaksanakannya Launcing Kampung Tangguh ini, diharapkan kedepannya berbagai aspek kehidupan yang meliputi perekonomian Warga, Sosial, Keagamaan dan Kesehatan akan semakin bisa berkembang kearah yang lebih baik, khususnya dalam segi keamanan dan kearifan Budaya Lokal “  Harap Imas.    ( Ags )

Corona dan kearifan local “Wabah atau panginget diri”

R. Agus Syaefuddin  ( Wartawan Suara Cirebon )
Kapankah penyebaran virus corona akan berakhir dari Republik ini, mungkin ini sebuah pertanyaan atau kegelisahan dari seluruh Anak Negeri.
Menyikapi  peristiwa meluasnya penyebaran virus corona di tanah air, para  pemangku kebijakan di semua level tengah berusaha keras melakukan berbagai upaya pencegahan.

Mulai dari menutup tempat rekreasi, menghentikan sementara berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak, sampai dengan meliburkan kegiatan belajar mengajar di setiap sekolah selama beberapa pekan.


Ikhtiar yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam mencegah penyebaran wabah penyakit di tengah masyarakat sudah selayaknya kita apresiasi. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah SWT yang berbunyi:  “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).

Artinya, ikhtiar secara lahiriah untuk melindungi diri dari berbagai ancaman maupun mengubah keadaan menjadi lebih baik perlu dilakukan oleh kaum muslimin. Mengajak masyarakat untuk menjaga jarak serta meningkatkan daya tahan tubuhnya merupakan bentuk ikhtiar yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan jutaan nyawa.

Adapun menjalankan pola hidup sehat dengan memperhatikan asupan makanan yang bergizi merupakan bagian penting dari upaya meningkatkan imunitas. Selain itu berolahraga secara teratur juga sangat dianjurkan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima. Tak hanya itu, berjemur di bawah sinar matahari pada waktu – waktu yang dianjurkan terbukti mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.
Dalam hal menjaga daya tahan tubuh, kearifan lokal yang dipegang teguh oleh generasi terdahulu nampaknya perlu kita jadikan pelajaran. Berbekal bumbu dapur serta rempah – rempah yang di tanam di sekitar pekarangan rumah, orang tua zaman dulu nyatanya mampu bertahan di tengah berbagai kondisi yang tidak menguntungkan.

Tanpa bantuan obat – obatan maupun multivitamin buatan pabrik, rata – rata usia  mereka jauh lebih panjang dibandingkan dengan generasi saat ini. Padahal, aktivitas yang mereka lakukan jauh lebih berat daripada pekerjaan yang dilakukan sebagian besar masyarakat di zaman modern sepert saat ini.


Namun demikian, keyakinan bahwa setiap peristiwa yang terjadi di alam dunia ini merupakan kehendak Allah SWT juga selayaknya dipegang teguh oleh setiap mukmin
Demikian halnya dengan wabah penyakit yang tengah melanda negeri ini. Virus mematikan yang telah merenggut ribuan nyawa manusia di seluruh dunia tersebut juga telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Adapun maksud dari didatangkannya musibah tersebut tak lain agar kita senantiasa bersabar saat kehilangan sesuatu dan tidak pula terlena dengan apa yang kita miliki (QS. Al - Hadid [57] : 22 - 23).   Dilansir dari berbagai sumber.

Berdasarkan penjelasan di atas, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh kaum muslimin dalam menghadapi wabah penyakit sebagaimana kita hadapi hari ini. Pertama, meningkatkan keimanan dengan cara memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah SWT serta muamalah kita dengan sesama.

Diakui atau tidak, banyaknya aktvitas yang kita lakukan setiap harinya tak jarang pada akhirnya melalaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim. Menunda waktu shalat, melewatkan tilawah Al-Qur’an, serta mengabaikan saudara atau tetangga yang sedang membutuhkan pertolongan merupakan kebiasaan kurang baik yang masih dilakukan oleh sebagian orang.

Selain itu berbuat curang atau tidak jujur pun masih sering kita lakukan demi mendapatkan keuntungan pribadi. Jadikan  Keadaan kali ini sebagai momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Melaksanakan shalat wajib secara tepat waktu, membiasakan diri untuk melaksanakan tilawah Al-Qur’an dan shalat dhuha serta shalat tahajjud, sampai dengan menjalin (kembali) silaturrahmi dengan sanak keluarga sekalipun dengan menggunakan gadget merupakan sebagian aktivitas yang dapat kita lakukan hingga keadaan kembali normal.

 meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) tubuh dengan cara memperhatikan pola makan serta olahraga secara teratur.  Selain itu membatasi interaksi secara langsung juga perlu dilakukan guna meminimalisir resiko penularan.


Tak berjabat tangan bukan berarti memutus tali silaturahmi, menjaga jarak dengan sesama bukan berarti adanya trah menak atau jelata…namun semuanya perlu dijadikan sebagai sebuah ikhtiar yang tetap menggantungkan akhir dari segalanya kepada Allah Swt.

17 Jul 2020

Misteri Konpensasi Sutet Butuh Kepastian Hukum

Astanajapura. SC - Dugaan adanya  penyalahgunaan Anggaran  Pendapatan Asli  Desa ( PAD –red ) Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, yang bersumber dari Dana Konfensasi Jaringan Sutet PT. CEPR  Pada Agustus Tahun 2019 dimasa kepemimpinan Kuwu terdahulu ( Laksanawati-Red )  masih menjadi misteri yang belum terpecahkan,
Misterinya persoalan tersebut diperkuat dengan pernyataan Camat Astanajapura, M.Iing Tdajudin, selaku Pembina Desa yang tidak tahu menahu terkait persoalan tersebut, hal ini disampaikan pada awak Media diruang Kerjanya, Rabu, 15/07/2020  “ kami tidak mengetahui adahal hal tersebut, karena tidak ada kewajiban bagi kami untuk mengetahui Hasil Musdes perihal  Konfensasi Dana Sutet, karena Musdes merupakan produk tertinggi Desa, namun yang saya Tahu masalah tersebut sudah ditangani oleh pihak ispektorat, tetapi untuk lebih jelasnya tanyakan saja langsung kepihak Desa yang bersangkutan “ ujarnya,     bahkan dirinya merasa kaget saat didatangi oleh pihak Ispektorat terkait persoalan tersebut  “ saya kaget Kang saat Ispektorat mempertanyakan hal tersebut, dan saat itu juga saya langsung menggelar  Rapat untuk mengetahui apakah ada Dokumen yang dimiliki Kecamatan baik itu berupa hasil musdes maupun dokumen lainnya yang dimiliki oleh pihak PLN atau Ouner tentang Komunikasi maupun transaksi lainnya, dan nyatanya kami tidak memilikinya “ tegasnya.
Terkait adanya persoalan tersebut, SC mencoba untuk menanyakan langsung kepada Kuwu Desa Kanci Kulon yang baru  ( Subandi ) dengan tegas dirinya menuturkan  “ kami tidak ingin tahu persoalan yang terdahulu bagaimana, yang saat ini kami lakukan hanya bagaimana melaksanakan tugas dan tanggungjawab kinerja dengan baik “ ujar Subandi.
Sementara itu, salah seorang Perangkat Desa Kanci Kulon, Robet, menyampaikan kepada Suara Cirebon diruang Kerjanya, Rabu, 15/07/2020  “ saya pribadi jujur pernah diberi uang sejumlah Rp. 10 Juta oleh Kuwu Laksanawati, tetapi saya tidak Tahu uang itu dari mana, karena saat itu Kuwu hanya mengatakan ini ada rejeki, dan yang saya Tahu memang seluruh Perangkat Desa saat kepemimpinan Kuwu Laksanawati di beri Uang dengan jumlah berpariasi antara Rp.10.000.000 sampai Rp. 15.000.000, namun jika memang Uang tersebut bermasalah saya secara pribadi siap untuk mengembalikannya  “ ujar Robet,  saat ditanya berapa besaran Konfensasi Dana Sutet tersebut, Robet menjelaskan  “ yang saya ketahui besaran Konfensasi sutet   tersebut kurang lebih Rp. 534 Juta dan 11 Perangkat Desa menerima semuanya  “ pungkasnya.
Sementara itu saat SC mencoba melakukan konfirmasi kepada Mantan Kuwu Kanci Kulon  ( Laksanawati ) lewat saluran telfon, yang bersangkutan menjawab singkat  “ masalah Sutet semuanya sudah selesai Kang, dan tidak ada masalah “ ujarnya singkat.  Dari informasi yang diperoleh, bahwa persoalan Konfensasi sutet tersebut sudah ditangani pihak Ispektorat.  ( Ags )