29 Feb 2020

Heboh Karung berdarah Dibawah Jembatan Cimanis

Anggota Polsek Lemahabang  saat  melakukan pengecekan  karung berdarah dibawah jembatan Kuning.
Lemahabang. SC – Warga Masyarakat  Dusun 1 RT 1 RW 1 Desa Sarajaya, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, dihebohkan dengan adanya  sebuah karung berlumuran darah yang terletak di bawah Jembatan Kuning Kali Cimanis, Rabu, 26/02/2020. Dengan adanya  Informasi tersebut membuat puluhan Warga Sekitar mendatangi Aliran Kali Cimanis dimana ditemukannya sebuah karung berwarna putih yang dipenuhi oleh darah tersebut. Guna mencari kebenaran terkait ditemukannya karung yang diduga  berisi mayat, Kasatgas Desa Sarajaya, Memet Priyadi langsung berkomunikasi dengan jajaran Kepolisian Polsek Lemahabang dan mendatangi tempat dimana ditemukannya karung berdarah tersebut.  guna mencari kejelasan terkait adanya dugaan mayat dalam karung, Anggota Piket Reskrim Polsek Lemahabang, Brigadir Guntur beserta  Aipda Tris Mulyana, dan Anggota Kepolisian lainnya langsung turun menyusuri pinggiran Sungai dimana karung berdarah tersebut ditemukan, ternyata setelah dilakukan pengecekan dan  isi karung tesebut dibuka, isinya hanyalah beberapa ekor bangkai ikan lele  “ setelah kami lakukan pengecekan dan membuka isi karung tersebut, isinya hanyalah beberapa ekor bangkai ikan lele yang memang mengucurkan darah, kemungkinan masih baru “  ungkap Brigader Yogi.  setelah diketahui bahwa karung tersebut hanya berisi bangkai ikan, puluhan Warga sekitar yang sebelumnya penasaran dan  berkumpul disekitar jembatan gantung tersebut membubarkan diri.  Sementara itu, Kasatgas Desa Sarajaya menjelaskan kepada Suara Cirebon  “ kami juga  tahunya informasi bahwa diduga ada mayat dalam karung  yang  ditemukan di aliran kali Cimanis, tepatnya dibawah jembatan gantung atau Jembatan Kuning dari Warga sekitar, namun Alkhamdulillah, setelah dilakukan pengecekan ke lokasi oleh jajaran Kepolisian Polsek Lemahabang, ternyata hanya sebuah karung  yang berisikan Bangkai Ikan lele, terkait mengapa ada di pinggiran kali, kami pun tidak mengerti, namun demikian, kami sangat mengapresiasi  peran serta Masyarakat yang cepat memberikan laporan kepada kami, hingga sesuatunya cepat  terselesaikan “  ujar  Memet Priyadi.  ( Ags )

Sensus Penduduk Online “ Optimalkah “ ?

Astanajapura. SC – Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Cirebon, mulai melakukan Sosialisasi terkait Pendataan Penduduk dengan menggunakan system online.  Dengan adanya pendataan dengan Sitem Online ini diharapkan dapat mempermudah petugas Sensus dalam melaksanakan  pendataan penduduk, seperti yang disampaikan Kordinator  Statistik Kecamatan Astanajapura, Arif Rakhman, kepada Suara Cirebon, Rabu, 19/02/2020, saat melakukan Sosialisasi Sensus Penduduk Online, di Kantor Kecamatan Astanajapura        Kami sangat berharap, dengan adanya sensus Penduduk dengan Cara Online ini masyarakat menyambutnya dengan antusias,karena  selama ini Sensus tersebut dilakukan dengan cara dor to dor, dengan adanya Online tentunya akan mempermudah  pendataan, khususnya bagi masyarakat yang  disibukan dengan pekerjaan ataupun hal lainnya, dan  pelaksanaan Sensus Penduduk ini dilaksanakan sejak 15 Februari sampai 31 Maret 2020 “ ungkapnya.  Dirinya lebih lanjut menuturkan, dengan adanya Sensus  Penduduk ini  diharapkan bisa memperbaiki data kependudukan yang selama ini terdapat banyak kesalahan data  “ Sensus Penduduk ini dilaksanakan setiap sepuluh Tahun sekali, oleh karenanya, kami menghimbau dan mengajak kepada semua lapisan Masyarakat untuk antusias dalam pelaksanaan Sensus Penduduk, agar data yang mungkin ada kesalahan bisa segera diperbaiki.  Yang perlu dipahami oleh Masyarakat adalah, selain Sensus Penduduk melalui Sistem Online, kamipun akan melakukan Sensus  Penduduk secara Langsung  pada Bulan Juli 2020 “ ujar Arif. Sementara itu, Camat Astanajapura, M.Iing Tdajudin , saat ditanya Suara Cirebon, terkait Pelaksanaan Sensus Penduduk Sistem Online  dan apakah Optimal, dirinya menuturkan  “ sebenarnya Sensus Penduduk dengan Sistem Online ini tujuannya sangat baik, namun apakah hal tersebut optimal atau tidak, tentunya dikembalikan kepada Masyarakat, karena mungkin tidak semua Masyarakat mengerti apa itu Online, jadi dengan adanya Sosialisasi dari pihak BPS, kami kira itu sangat tepat, tinggal nanti Proses dilapangannya bagaimana “ ujarnya.  Saat disinggung  tentang  Sensus Penduduk yang dialkukan sepuluh Tahun sekali tersebut , dengan tegas dirinya menuturkan  “ seyogyanya Sensus Penduduk tersebut dilakukan Maksimal lima tahun sekali, dan akan lebih baik lagi jika Masyarakat diberi ruang luas atau kemudahan dalam melakukan Perubahan Data, karena  kita tidak tahu nasib kita hari ini dan esok, maka mungkin akan lebih optimal jika ada konsep pendataan mandiri  secara luas apalagi saat ini Sensus Penduduk bisa menggunakan system Online. Tetapi kami  harapkan, jangan sampai dalam pelaksanaan pendataan  Sensus Penduduk nanti, masih terdapat berbagai kesalahan hingga berdampak kepada  program yang salah sasaran “ tegas Iing.  ( Ags )