2 Des 2019

Menjadi Guru PNS adalah Harapan Namun Guru PNS bukanlah segalanya

R. Agus Syaefuddin ( Wartawan Suara Cirebon )


"Di tengah tuntutan yang besar terhadap kinerja guru namun tidak di barengi dengan upaya meningkatkan kesejahteraan guru merupakan hal yang mustahil dilakukan. Ini sangat sadis dan cendrung mengorbankan guru honorer, sementara adanya kesenjangan penghasilan guru PNS dan guru Non PNS menyebabkan timbulnya rasa ketidakadilan pemerintah terhadap nasib guru honorer, mengingat tugas mereka sama yakni sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa itulah realitas dunia pendidikan kita entah sampai kapan? Tentu hanya pemangku kepentingan dan Tuhan yang tahu."
Ketika menyebut kata Guru maka dalam benak kita langsung terlintas sosok yang baik, menjadi panutan dan beribawa. Mungkin itulah sebabnya mengapa banyak diantara Anak Bangsa memilih melanjutkan studi di bidang ilmu pendidikan. Guru merupakan kunci utama mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang mengabaikan guru akan selamanya menjadi negara yang terbelakang. Bangsa yang maju memiliki guru yang profesional dan sejahtera, itu semua merupakan deretan pernyataan yang tak terbantahkan.
Namun melihat kondisi dan realita yang di alami oleh Guru saat ini sangat kontradiktif dengan deretan pernyataan di atas, fakta yang di temukan terutama pada Guru honorer seolah menggugurkan semua premis tersebut.
Dalam beberapa kesempatan, di depan ribuan guru, Pemerintah kerap berjanji akan memperbaiki kualitas guru. Perbaikan kualitas guru bisa melalui pelatihan, beasiswa studi, atau pemberian gaji yang layak. Penantian panjangnya tak kunjung berakhir, dari pengangkatan sebagai guru PNS hingga pemberian gaji sesuai upah minimum kabupaten, kota, provinsi, atau regional. Namun, janji tinggallah janji, bahkan sampai di hari ini, janji tersebut tidak terprnuhi.
Satu pertanyaanyang kerap terlintas dalam benak kita adalah, mengapa Guru Honorer tetap bertahan pada profesinya meskipun gajih dan penghasilannya tidak mencukupi ?  mungkin mereka berharap dan memiliki sebuah keyakinan, bahwa suatu hari nanti mereka akan diangkat menjadi seorang Guru yang berpredikat ASN/PNS.
Menjadi PNS merupakan dambaan Masyarakat mayoritas, karena dianggap mampu mensejahterakan dan menjadi jaminan hari tua, karena itu, apapun akan dilakukan untuk bisa menjadi seorang ASN/PNS, bahkan ketika mereka harus bertahan dengan gajih kecil sekalipun. Itulah harapan seorang Honorer.
Sayangnya, kerap kali kita melihat realita yang ada, bahwa mereka yang telah mengabdi hingga puluhan Tahun, belum bisa menjadi jaminan bahwa mereka akan diangkat menjadi seorang PNS, namun sebaliknya tidak sedikit Guru yang baru mengabdi seumur jagung, mereka langsung diangkat menjadi PNS, ini pula yang patut dipertanyakan.
Hal ini pula yang menimbulkan pola dulu ternyata masih ada, yaitu Kolusi dan nepotisme.
Meski banyak diantara mereka yang merasa kecewa, namun tidak serta merta mereka beralih profesi lain, hal ini mungkin juga memiliki alasan, mereka masih berharap suatu saat dirinya akan lolos menjadi seorang PNS , karena mereka tidak memiliki keterampilan lain selain mengajar, dan yang paling memungkinkan lagi adalah, karena alasan sulitnya mencari lahan pekerjaan, hingga harapan itu tetap menjadi sebuah harapan walaupun tanpa kepastian.
Menghadapi persoalan diatas, Peran Pemerintah sangatlah fital, terutama dalam melakukan system perekrutan Guru Honorer menjadi Guru PNS, jika ada kemauan dari Pemerintah, sebenarnya tidaklah sulit untuk menepis adanya anggapan, bahwa telah terjadi mafia dalam perekrutan PNS ( Jika ada Oknum yang bermain )  ini semua bisa menjadi mudah jika kita semua berkeinginan untuk berlaku baik dan jujur dan mengamalkan Pancasila dan UUD 45.

Tetapi yang lebih terpenting lagi adalah, Hidup adalah sebuah kepastian, dan jangan ketergantungan dengan sebuah jabatan yang hanya bersifat sementara.
PNS adalah pilihan dan harapan, namun tidak menjadi seorang PNS pun bukan merupakan sebuah bencana atau kenistaan.
Mengabdi demi anak Negeri tidak melulu hanya menjadi seorang Guru, karena Negeri ini memerlukan segalanya, dan bukan hanya pada sosok seorang pendidik, jadi bijaklah dalam mengarungi Dunia kehidupan. dilansir dari berbagai sumber

1 Des 2019

Isu Mutasi Jabatan Camat Asjap Siap Bertugas dimanapun

Camat Astanajapura
Astanajapura. SC – adanya informasi yang berkembang terkait Mutasi Jabatan,  membuat berbagai sepekulasi dan tanda Tanya  tentang siapa dan akan ditempatkan dimana. Salah satunya seperti adanya hembusan, bahwa Camat Astanajapura, M.Iing Tdajudin, akan dipindahkan menjadi Camat Pasaleman,Kabupaten Cirebon.
Saat SC melakukan Wawancara terkait info tersebut kepada Camat Astanajapura, M. Iing Tdajudin, diruang kerjanya, Kamis, 28/11/2019, dirinya menuturkan ketidak tahuaannya. “ saya tidak tahu tentang kabar tersebut, bahkan saya baru mendengarnya  kali ini, namun andaikan memang nantinya saya harus bertugas dan menjadi Camat di Kecamatan Pasaleman, itu merupakan tugas yang harus saya laksanakan dengan penuh tanggungjawab, karena jika kita menjadi Aparatur Negara, maka kita harus siap ditempatkan dimanapun “ ungkapnya.
Sementara saat sc menyinggung adanya penilaiyan atau anggapan sebagian Orang yang  seakan  mengkotak kotak atau memisahkan dengan Istilah basah atau kering, dengan tegas Camat Iing menuturkan    bagi saya tidak ada itu istilah tempat basah atau kering, atau apapun istilahnya, semuanya tergantung dan dikembalikan kepada pribadi masing-masing, makanya bagi saya, ditempatkan dimanapun tidak akan menjadi persoalan, karena pada prinsipnya, tugas camat adalah sama, dimanapun dirinya ditempatkan. Yang penting dia memiliki keinginan untuk bekerja dan melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka  hasilnya pun akan baik pula “ lanjut Iing.  Lebih lanjut dirinya menjelaskan, jika memang  harus meninggalkan Asjap,  diharapkan penggantinya akan lebih baik    saya tidak merasa telah berhasil dalam membagun Asjap, namun mungkin perubahan sudah dapat terlihat dan terasa. Oleh karenanya, secara Manusiawi, saya berharap, siapapun kelak yang menggantikan saya, dia merupakan sosok yang lebih baik dan saya yakin pihak terkait tidak akan salah dalam menentukan pilihan maupun kebijakannya, yang terpenting bagi saya adalah Asjap terus berbenah dalam segala hal dan kembali saya tegaskan, bahwa maju mundurnya sebuah Pemerintahan bukan terletak pada  apa dan dimana kita bertugas, tetapi  apakah kita mau membangun  dan bekerja secara maksimal, dan itu ada pada indifidu dan karakter  pemimpin itu sendiri “ pungkas M. Iing Tdajudin  ( Ags )

Ketua BPD Citemu Tuntut Transparansi Anggaran


Mundu. SC - Berawal dari adanya informasi yang disampaikan  Humas  LSM Penjara Indonesia, M. Maulana ( Sule ) kepada Suara Cirebon, terkait adanya dugaan Penyalahgunaan Anggaran yang dilakukan oleh Kuwu Desa Citemu, Kecamatan Mundu , Kabupaten Cirebon, Supriyadi.
“ Kami memperoleh Data terkait adanya dugaan Penyelewengan atau penyalahgunaan Anggaran, yang dilakukan oleh Kuwu Supriyadi, seperti  Pelaksanaan Pembangunan yang menggunakan DD/ADD  tidak sesuai dengan besaran Anggaran, bahkan yang sangat disayangkan, Bahwa Anggaran yang diperuntukan bagi Bumdes Tahun Anggaran 2018, sampai saat ini belum diterima oleh Pengurus Bumdes, inilah yang akan kami tindak lanjuti dengan cara melaporkannya kepada pihak Kejaksaan Cirebon “ tegas  Sule.
Terkait Informasi tersebut, Suara Cirebon, melakukan Klarifikasi dan konfirmasi kepada Ketua BPD Citemu, Lukman Nurhakim, Sabtu, 30/11/2019 yang didampingi salah seorang Perangkat Desa setempat, Tony.
Dalam Keterangannya, Lukman Menuturkan, Bahwa memang benar adanya dugaan tersebut   “ Kami memang menduga adanya penyalahgunaan Anggaran yang dilakukan Kuwu Supriyadi, ini semua sesuai data yang kami miliki, dengan data tersebut, kami secara lisan telah membicarakannya dengan pihak Ispektorat, bahkan telah kami  layangkan juga fakta-fakta yang ada kepada  Humas LSM Penjara Indonesia, ini semua kami lakukan agar semua pihak melakukan Kroscek  dengan cara turun langsung kelapangan dan lakukan pemanggilan terhadap semua pihak, termasuk didalamnya BPD dan Lembaga Desa lainnya, karena kami pun dari BPD menerima keluhan secara tertulis dari pengurus Bumdes, bahwa sampai saat ini , Anggaran Buat Bumdes Tahun 2018 belum diterima, itu pun kami Laporkan juga kepada pihak LSM Penjara Indonesia dan Dinas terkait lainnya “ ungkap Lukman.
Keterangan Lukman tersebut, dibenarkan oleh Salah seorang perangkat yang menginginkan adanya tindakan tegas dari Institusi terkait  “ sebenarnya Banyak Data yang kamimiliki, yang diduga banyak terdapat kejanggalan antara Anggaran dan Pembangunan, tetapi ini semua perlu dilakukan dengan cara Kros Cek, jangan sampai Anggaran yang seharusnya dipergunakan untuk kepentingan Warga Masyarakat, malah menimbulkan tanda Tanya, kami pun mendukung apa yang dilakukan oleh Ketua BPD, karena pada prinsifnya, kami mengharapkan adanya Pemerintahan Desa yang bersih dan sesuai dengan ketentuan Hukum yang berlaku “ ujar Tony.  ( Ags )  

25 Agu 2019

Juara II Lomba Tari Tingkat Provinsi SIswa SLBN Kab. Cirebon bawa Uang 30 Ribu

Lemahabang.SC -  Ironis dan sangat miris. Seorang Siswa Sekolah Luar Biasa Negeri Cirebon ( SLBN ) yang berada di Desa Sindang Laut, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon,  Diah Agustina, Siswi Kelas III. Yang menderita tuna Rungu, Warga Desa Luwung, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, berhasil membawa nama Baik Kabupaten Cirebon dalam Lomba Tari tingkat Provinsi Jawa Barat yang di selenggarakan di Grend Hotel. Lembang, Bandung, Agustus 2019 hanya membawa Uang Jajan sebesar Rp. 30.000. Siswi SLBN ini pada Tahun 2018 berhasil menyabet Juara I Lomba Tari Tingkat Provinsi Jawa Barat. Sayangnya, Prestari yang diraihnya tidak dibarengi dengan adanya perhatian dari Pihak Pemerintahan Kabupaten Cirebon. Hal tersebut disampaikan Pembimbing Tari , Wawan Darsa, kepada Suara Cirebon, Sabtu, 24/08/2019, yang menghantarkan Diah hingga ke Bandung  “ saya sangat berharap adanya perhatian lebih yang diberikan kepada kami, Siswa SLBN yang unjuk gigi dan bertanding di Bandung tersebut dengan sendirinya membawa nama Baik Kabupaten Cirebon, sayangnya, dari mulai pelatihan hingga keberangkatan Siswa ke Bandung, semua biaya dan kelengkapannya ditanggung oleh kami, tidak sedikitpun dan sepeserpun pihak Kabupaten Cirebon memberikan bantuan, khususnya buat akomondasi maupun transportasi, karena alasan mereka adalah saya selaku pembimbing merupakan Pegawai Provinsi. Ini jelas sangat disayangkan, betapa tidak, siswa yang bertanding tersebut mengharumkan nama Kabupaten , bukan Provinsi, terlebih Siswi kami sudah 2 kali meraih Prestasi tingkat Provinsi “ ungkapnya. Bahkan dirinya melanjutkan, semangat siswi SLBN tersebut sangat tinggi, walaupun dia hanya memiliki Uang Rp.30.000  “ saya sempat merasa sedih, disaat Diah, ingin membeli sesuatu, saat saya Tanya membawa uang berapa, dirinya menjawab, hanya memiliki Uang tiga puluh ribu, ini lah yang membuat kami bangga sekaligus sedih “ ujar Wawan. Hampir senada, hal tersebut disampaikan H. Topik, salah seorang penggiat Seni dan Budaya, kabupaten Cirebon. “ kami sangat berharap kepada semua pihak untuk mendukung sepenuhnya segala kegiatan Seni maupun Budaya yang dilaksanakan dimanapun, saya rasa saat ini, kepedulian kita sudah sedikit memudar,khususnya dalam Peringatan HUT RI kali ini, betapa tidak, silahkan lihat, secara kasat mata, pemasangan merah putih saja sudah tidak semeriah dulu, termasuk peran serta secara maksimal oleh beberapa pihak dalam memeriahkan HUT RI ke 74 Tahun ini. Sebagai Penggiat Seni Budaya, saya meminta kepada semua pihak untuk memberi ruang luas kepada kami dalam berkarya dan berprestasi, dan dukung kami secara maksimal “ tegasnya. ( Ags )

29 Jul 2019

2 Warga Desa Beringin Terjangkit DBD


Kegiatan Poging di Blok Pesantren Ds Beringin
Pangenan. SC – Dua Warga Desa Beringin Blok Pesantren , Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, terjangkit Demam Berdarah ( DBD ) dan keduanya dirawat Di RSU UMC, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Informasi tersebut disampaikan  Sekdes  Beringin , Rusidi, atau yang akrab disapa Iyus, kepada Suara Cirebon, Senin, 29/07/2019  “ memang benar kedua Warga Desa Kami, yaitu Shifwatussolihat 18 Tahun dan Indah Nur Fadillah 15 Tahun keduanya Warga Blok Pesantren RT 01 RW 01, namun keduanya telah pulang kembali dikediamannya masing-masing, bahkan tadi pagi Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon telah melakukan poging di Blok Pesantren “ ungkapnya. Dirinya mengharapkan agar Poging tidak selallu dilakukan saat setelah terdapatnya Pasien atau penderita DBD  “ seharusnya Dinas Kesehatan melakukan poging secara rutin kepada seluruh Warga Masyarakat, jangan menunggu setelah adanya korban, kami dari Pemerintahan Desa pun mengharap kepada seluruh Waga Masyarakat untuk secara bersama-sama membiasakan hidup sehat dan tidak membuang sampah sembarangan,  karena salah satu penyebab dari timbulnya berbagai penyakit adalah lingkungan yang kurang bersih “ lanjutnya. Senada hal tersebut disampaikan salah seorang Warga sekitar, Sudedi kepada Suara Cirebon  “ saya selaku masyarakat meminta kepada Dinas Kesehatan untuk selalu memberikan penyuluhan dan penanggulangan terhadap adanya dugaan penyakit yang diderita oleh Masyarakat dalam jenis penyakit apapun, karena  selaku Masyarakat sangat khawatir dengan ditemukannya Warga beringin yang terkena DBD, jika tidak ditangani secara serius, maka dihawatirkan akan ada lagi Masyarakat yang terjangkit DBD, oleh karenanya kami meminta poging pun dilakukan di Blok lainya yang ada di Desa Beringin “ tegasnya. ( Ags )

29 Jun 2019

Memory PGRI 88

Sekapur Sirih FORUM ALIANSI 88

Pertemuan awal yang telah terpisahkan dalam kurun waktu 30 Tahun, telah kembali menumbuhkan Memori yang sekian lama terpendam tanpa tau apa dan bagaimana kabar dan kondisi sahabat yang telah duduk bersama selama 3 Tahun dalam satu naungan Gudang Ilmu yang bernama SMP PGRI. Saat ini, Gedung tempat dimana kita menuntut Ilmu telah tiada, namun dengan ketiadaannya tidak menyurutkan niat dan tujuan agar Almamater tetap tertata rapih. Akhirya pada Tanggal 9 Mei, Alumnus SMP PGRI Angkatan 1988 mengadakan Reuni yang diselenggarakan setelah Hari Raya Idul Fitri dan dihadiri oleh beberapa Alumnus yang kembali dapat dipertemukan dengan berbagai Perubahan dan status yang membalutnya. Banyak diantara sahabat kita yang telah mampu menggapai harapannya hingga membuat kehidupannya serba tercukupi, ada pula yang hidupnya dibawah standar kelayakan dan banyak lagi status yang terjadi dalam kehidupan Saudara-saudara kita. Berdasarkan Hal itu, Banyak diantara sahabat yang mengharapkan agar pertemuan tersebut tidak terhenti hanya sampai sebatas Reuni. Banyak diantara sahabat kita yang menginginkan agar tali persahabatan ini dijadikan tali persaudaraan yang erat tanpa dibedakan dengan adanya status dan kedudukan seseorang. Maka tercetuslah sebuah Gagasan yang maha Dasyat, yaitu mendirikan atau membangun sebuah Wadah dengan Nama Forum Aliansi 88. Forum Aliansi 88 dapat diartikan secara singkat, yaitu tempat atau wadah seluruh Alumnus 88 yang disahkan secara legalitas melalui badan Hukum atau di Akta Notariskan. Ada pertanyaan mengapa Harus dilegalkan atau di buat Badan Hukum ? Kita Hidup di Dunia ini tanpa ada yang tahu apa dan bagaimana kehidupan kita Hari ini dan Hari Esok. Kita tidak Tahu apakah diantara kita semuanya Hidup serba berkecukupan dan tidak ada satupun yang hidup dibawah garis kemiskinan denga menanggung beban penderitaan baik secara lahiriah maupun batiniah. Jangankan untuk menikmati hidup dengan nyaman, untuk mencari sesuap nasi pun sangat sulit hingga tidak sedikit mereka tidak mampu untuk membiayai Anaknya untuk mengenyam Ilmu karena ketiadaan Biaya. Dan banyak lagi Hal yang kita tidak tahu dan mungkin kurang peduli. Dengan dibentuknya Forum Aliansi 88, diharapkan kita lebih peka dan peduli dengan sesama dan mampu sedikit meringankan beban saudara kita dengan cara yang kita mampu, baik melalui Udunan tetap atau menjadi Donatur yang tidak mengikat, maupun melalui pembuatan Proposal yang bisa diajukan kepada pihak manapun, baik itu Swasta maupun Pemerintah. Dengan terbentuknya Forum Aliansi 88 ini, diharapkan sebagai langkah awal untuk kita peduli dan membuat  lumbung amal melalui cara yang kita mampu. Semoga harapan dan cita-cita Mulia ini memperoleh Ridlo dari Allah SWT dan semakin mempererat tali persaudaraan diantara kita hingga tiada Batas dan abadi selamanya…Amin

12 Jun 2019

Kuwu Sarajaya ditetapkan menjadi Tersangka Anggaran Dana Desa terhambat

Foto : Bahrun, Kasi Ekbang Kec Lemahabang
Lemahabang. SC – dengan telah ditetapkannya Kuwu Desa Sarajaya,Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, A. Latif, menjadi tersangka,akibat penyalahgunaan Anggaran Dana Desa Tahun 2017, sedikitnya memberikan harapan untuk terus berjalannya roda Pemerintahan Desa. Namun demikian, dengan penetapan tersangka tersebut, tidak serta merta melancarkan pencairan Anggaran, dikarenakan belum adanya kepastian Hukum yang jelas. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang Anggota BPD Sarajaya yang tidak bersedia dicantumkan Identitasnya, kepada Suara Cirebon, Rabu, 12/06/2019  “ memang benar Kang, Kuwu Sarajaya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Cirebon tertanggal 13 Mei 2019. Dengan adanya penetapan tersebut, maka kami dari BPD seminggu setelah Penetapan mengirimkan Surat kepada Bupati Kabupaten Cirebon melalui Camat Lemahabang, agar yang bersangkutan segera dinonaktifkan, hal tersebut sesuai pasal 95, yang mengharuskan Kuwu dinonaktifkan jika tersandung persoalan yang salah satunya adalah tindak pidana korupsi. Namun sampai saat ini kami belum memperoleh jawaban dari pihak Kabupaten, karena adanya hal tersebut, maka Pemerintahan Desa Sarajaya tidak bisa untuk mencairkan Anggaran, kasihan Kang, Honor Lembaga Desa termasuk RT/RW sampai saat ini mereka belum menerima “ ungkapnya. Sementara itu, Kasi Ekbang Kecamatan Lemahabang, Bahrun, membenarkan adanya Informasi terkait Kuwu Desa Sarajaya  “ sepengetahuan kami, memang Kuwu Sarajaya saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka, dan kami dari Kecamatan telah menerima Surat Permohonan dari BPD setempat agar Kuwu Latif segera dinonaktifkan, Surat tersebut telah kami sampaikan kepada Pihak terkait, namun sampai saat ini kami belum menerima jawaban. Kami pun sangat berharap, agar persoalan Kuwu Sarajaya segera diselesaikan, karena dampaknya Masyarakat setempat, Pembangunan berhenti dan Program lainnya terbengkalai “ ungkap Bahrun. Sayangnya saat SC akan melakukan Konfirmasi kepada Kuwu Sarajaya, yang bersangkutan tidak ada ditempat, menurut informasi dari salah seorang Perangkat Desa Menjelaskan  “ Kuwu Sejak Menjelang Lebaran sedang sakit Kang, bahkan dirinya sempat Koma, hingga saat ini beliau belum masuk Kerja “  ungkapnya singkat dan meminta Identitasnya tidak dikorankan.  ( Ags )

13 Mei 2019

Situs Kibuyut Pecut Raksa Langenan Antara mitos dan Legenda yang hampir Sirna


Lemahabang. SC – Tidak sedikit tempat bersejarah yang ada di Tanah Cirebon hampir terlupakan dan bahkan mungkin tidak diingat, bahwa sebenarnya diranah Cirebon ini sangat banyak tempat sejarah yang seharusnya dilestarikan agar tidak punah dan selalu diingat sampai kepada anak cucu kita. Salah satunya adalah pemakaman Kibuyut Pecut Raksa Langenan, yang ada di Desa Picung Pugur, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. Menurut keterangan yang disampaikan salah seorang Perangkat Desa Picung Pugur, Marsan, kepada Suara Cirebon, Kamis, 09/05/2019  “ banyak persi dan ceritra tentang keberadaan atau sejarah Kibuyut Pecut Raksa Langenan, namun konon ada juga yang menyebutnya dengan panggilan Senopati Pajajaran. Dan dari Babad Cirebon yang ada, bahwa Desa Picungpugur usianya sama tuanya dengan Desa Astanajapura, jadi sebelum adanya Cirebon Desa Picungpugur sudah ada “ ungkapnya.  Bahkan dirinya menceritakan, bahwa pada jaman dulu disaat usianya masih Anak-anak, jika ada yang mau hajatan atau nanggap burok, harus minta ijin dulu di patilasan ki Buyut tersebut  “ Katanya sih, jaman dulu setiap kali mau hajatan, ya harus sowan dulu atau minta ijin, dalam bahasa kitanya adalah sasadu, tetapi jika tidak minta ijin, maka situan hajat akan menemui kendala, Wallahua’lam “ Lanjutnya. Sebenarnya Desa Picung pugur memiliki lebih dari satu situs, selain Situs Kibuyut Pecut  Raksa Langenan juga ada mata Air yang bernama Cilampayan, yang konon mata air tersebut tidak pernah surat hingga saat sekarang, bahkan banyak yang mempercayai bahwa mata Air  Cilampayan tersebut mempunyai berbagai karomah atau kegunaan, seperti untuk orang sakit, jodoh dan lain sebagainya. Kedua situs tersebut seharusnya menjadi perhatian semua pihak, agar tidak sirna dan musnah karena perkembangan zaman . bahkan saat ini, nama Ki Buyut Pecut Raksa Langenan telah dijadikan nama Jalan di Desa Picung Pugur.  ( Ags )

Oknum Guru SDN I Japura Bakti Gondol Uang Tabungan Siswa

Astanajapura. SC – Puluhan Orang Tua Siswa SDN 1 Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, menyayangkan Prilaku Oknum Pendidik yang tega mengambil Uang Tabungan Siswa yang sudah ditabungnya selama kurang lebih satu Tahun. Kekecewaan tersebut disampaikan salah seorang Wali Murid Kelas III yang meminta agar namanya tidak dipublikasikan , dirinya menuturkan kepada Suara Cirebon, Senin, 13/05/2019  “ Kami sangat menyayangkan prilaku Oknum Guru tersebut Kang, Anak kami sudah menabung setiap hari, tetapi saat kami mau memintanya, malah Uang tersebut tidak ada, katanya mau diganti, tetapi nyatanya sampai saat ini belum juga diganti, bahkan Waktu Acara Piknik saja ditalangin sama Kepala Sekolah, dan sekarang Guru tersebut tidak pernah kelihatan batang hidungnya “ tegas Warga tersebut. Menyikapi hal ini, SC  melakukan Konfirmasi terkait kabar tersebut kepada Kepala SDN 1 Japura Bakti, Nurudin. S.pd. Saat ditanya persoalan tersebut, diruang kerjanya dan disaksikan oleh beberapa Guru, dirinya membenarkan berita tersebut  “ memang benar, salah satu Pendidik kami yang berinisial RU, kebetulan beliau selaku Guru Olah Raga di Sekolah ini, telah melakukan kekhilapan, terkait uang Tabungan Siswa, tetapi saya sudah mencoba berkomunikasi dengan yang bersangkutan, bahkan dengan Keluarganya, bahwa pihaknya siap mengembalikan Uang Tabungan Siswa yang terpakai sebesar kurang lebih antara Rp.9.000.000 sampi Rp.10.000.000, mudah-mudahan persoalan ini segera dapat terselesaikan  “ ungkapnya. Sementara ada kabar yang beredar  tentang keinginan Warga atau Wali murid yang akan melabrak kediaman Oknum tersebut, jika Oknum Guru tersebut tidak segera menyelesaikan persoalannya, sayangnya sejak Kejadian diketahuinya Uang Tabungan Siswa tersebut Raib, Oknum Guru Olahraga Inisial RU tidak pernah lagi masuk Kerja  “ sejak tanggal  21 April 2019 sampai saat ini, sesuai Absensi Guru RU tidak pernah lagi masuk Sekolah dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pendidik  “ ungkap Nurudin S.pd  . Beruntung Uang Tabungan Siswa yang raib hanya milik Siswa Kelas III saja. ( Ags )

10 Apr 2019

Pemerintahan Desa Beringin Sayangkan kinerja Perangkat Desa

Foto : Kuwu Desa Beringin
Pangenan . SC – Terjadinya pergeseran Posisi jabatan, meninbulkan persoalan atas kinerja Perangkat Desa Beringin, Kecamatan Pangenan, kabupaten Cirebon. Berawal dari adanya informasi yang disampaikan salah seorang Warga Desa Beringin yang tidak bersedia dicantumkan identitasnya, terkait adanya dugaan 2 Perangkat Desa yang tidak melaksanakan Tugasnya ( Tidak Aktif ) selama kurun Waktu hampir empat bulan berturut-turut, menimbulkan tanda Tanya besar  “ saya tidak mengerti ada apa Kang, masa Perangkat Desa tidak aktif selama empat Bulan berturut-turut, tetap memperoleh Siltap, seharusnya ada tindakan tegas dari Kuwu “ ungkapnya. Terkait Informasi tersebut, SC melakukan Konfirmasi terhadap Kuwu Desa Beringin, Darkim. Saat ditanya terkait info tersebut, Dirinya menjelaskan kepada SC, Rabu, 10/04/2019  “ memang benar ada dua perangkat Desa Kami yang sudah empat Bulan tidak aktif di Desa, dan hal tersebut dibuktikan dengan Absensi yang ada. Ini berawal dari adanya perpindahan Jabatan, mereka pada Awalnya menduduki Jabatan sebagai Kaur umum dan Kaur Pemerintahan, karena adanya Evaluasi, maka keduanya dipindahkan dan menjabat sebagai Staf Desa. Sejak saat itulah keduanya tidak Pernah masuk Kantor, namun untuk Siltap tetap mereka menerimanya “ ungkap Darkim. Sementara saat disinggung mengenai Bengkok Desa, Darkim menjelaskan “ seharusnya Bengkok Desa segera dikembalikan kepada Pemerintahan Desa terhitung sejak adanya Perubahan Jabatan , yaitu Bulan Januari 2019, tetapi sampai saat ini Bengkok yang ada pada kedua staf tersebut belum dikembalikan ke Desa “ lanjut Darkim. Lantas bagaimana tindakan Kuwu terkait persoalan tersebut, apakah ada sangsi yang akan diberikan kepada 2 Perangkat tersebut, Darkim menegaskan  “ kita tunggu sampai Pesta Demokrasi selesai, apa dan bagaimana langkah yang harus ditempuh, yang terpenting saat ini Pemerintahan desa tetap berjalan dan kondusifitas lingkungan tetap terjaga “ pungkasnya ( Ags )

Perogram Pemerintah Tak berpihak Warga Miskin

Foto : Udin mengharap adanya keadilan
Lemahabang. SC – Banyaknya Program Pemerintah yang didengungkan berpihak kepada Warga Masyarakat Miskin, ternyata tidak seluruhnya benar. Selain banyaknya terdapat kesalahan Data, juga dipertanyakan bagaimana pola dan cara pendataanya. Hal tersebut seperti yang disampaikan Oleh Warga Blok Wage RT 3/4 Desa Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon,  Udin Bakhrudi ( 48 Tahun ) dirinya menuturkan kepada Suara Cirebon, Rabu, 10/04/2019  “ terus terang saya tidak mengerti, sebenarnya bagaimana dan seperti apa Masyarakat yang berhak menerima bantuan dari Pemerintah, sementara yang saya lihat, banyak Masyarakat yang tergolong mampu menerima berbagai Program, seperti PKH, BPNT ataupun Rutilahu, sedangkan Masyarakat seperti saya tidak dapat apa-apa “ ungkap Udin, yang kesehariannya mencari nafkah dengan berjualan Siomay. Suami dari Dewi Budiarti ini hanya meminta kepada Pemerintah untuk benar-benar memperhatikan nasib Masyarakat Miskin  “ Kang, saya hanya berpenghasilan tidak lebih dari Rp. 80.000 perhari. Sedangkan saya memiliki 3 Orang Anak, yang ke 2 dan ketiga Masih sekolah, tetapi kami tidak pernah mendapatkan Manfaat dari digulirkannya Program BPNT/PKH. Dan bisa Akang lihat sendiri, tempat tinggal saya hanya berukuran 3x6 dan ditempati oleh 5 Orang. Ini kan jelas tidak adil, jangankan untuk PKH/BPNT, untuk Rutilahu saja sepertinya hanya sebuah keinginan. Kami sih Masyarakat kecil tidak menuntut banyak, hanya minta diperhatikan dan diperlakukan adil, jangan malah Orang Kaya yang selalu menikmati PKH/BPNT “ keluh Udin  ( Boim )

4 Apr 2019

Wanita Renta Usia 100 Tahun Mendapat Perhatian Salah seorang Caleg

Foto : Nana Kencana Wati Caleg DPRD Davil 6 Farksi Gerindra saat memberikan santunan kepada Wanita renta usia 100 Tahun
Karangwareng. SC – Tidak ada seorangpun yang ingin Hidup sebatangkara, Namun Takdir harus berkehendak. Hal ini terjadi pada seorang Wanita Renta, Rondasih, Warga Dusun 2 RT 001/003 Desa Karanganyar, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon.  Menurut Informasi yang disampaikan oleh Seorang Warga sekitar, Kusniah, kepada Suara Cirebon, Rabu, 03/04/2019, Wanita sebatangkara tersebut sudah berusia kurang lebih 100 Tahun  “ Nenek Rondasih diperkirakan usianya lebih dari 100 Tahun, namun sayangnya tidak memiliki sanak Keluarga, hingga akhirnya hidup sebatangkara dengan menenmpati sebuah Ruangan yang berukuran hanya 1 x 2 Meter persegi, itupun milik salah seorang Warga, bahkan untuk makan pun, kami dari Warga sekitar secara bergantian memberikaanya walau hanya ala kadarnya. Mirisnya lagi, nenek Rondasih tidak memiliki Data Kependudukan “ ungkap Kusniah. Terkait hal tersebut, salah seorang Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Cirebon, Davil 6, Nana Kencana Wati, yang mendengar adanya informasi dari beberapa awak Media langsung menuju kekediaman Nenek Rondasih, dirinya sangat merasa miris karena masih ada Warga Masyarakat yang luput dari Perhatian Pemerintah  “ saya datang kesini karena mendengar kabar dari rekan-rekan Media, ternyata apa yang saya lihat sungguh sangat menyedihkan, Wanita Renta yang hidup sebatangkara dan hanya menempati rumah yang sangat tidak layak untuk dikatakan sebagai tempat tinggal tersebut, seakan luput dari jangkauwan dan perhatian Pemerintah, entah ini siapa yang salah, apakah Pemerintahan Desa atau Pemerintah Kabupaten, karena seharusnya ada sinegritas antara Pemdes dan Pemkab, hingga tidak akan lagi kita melihat dan mendengar ada Masyarakat seperti Nenek rondasih ini “ ungkapnya. Lebih lanjut dirinya menuturkan, jika Allah berkehendak dirinya dipercaya untuk menjadi Wakil Rakyat, maka salah satu Prioritasnya adalah peningkatan SDM dan kemandirian Perempuan  “ Perempuan  adalah Sosok yang sangat kuat, namun banyak yang tidak menyadarinya, oleh karenanya, saya sebagai Kaum Perempuan akan berusaha semaksimal mungkin untuk  meningkatkan SDM sekaligus pengembangan Kepercayaan dan kemandirian Kaum Perempuan dalam mengisi kehidupan sehari-hari “ lanjut Nana Kencana Wati. Terkait persoalan yang menimpa Nenek Rondasih, dirinya meminta ijin kepada Warga sekitar untuk membawanya dan memeriksakannya kepada Pihak Kesehatan, karena dirinya menduga, Nenek tersebut menderita Tumor.  ( Ags )

27 Mar 2019

Tower Profeder Tak Miliki IMB Luput dari Penindakan

Astanajapura. SC – Tower salah satu milik Profeder yang tak memiliki IMB berdiri Kokoh ditanah milik seorang Warga Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Keberadaan Tower yang berlokasi di Jalan Blok Cantilan Desa Japura Kidul tersebut sampai berita ini diturunkan, belum memiliki IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan-Red ) hal tersebut disampaikan salah seorang Anggota Pol PP Kecamatan Astanajapura, Nurdin, kepada Suara Cirebon, Rabu, 27/03/2019 “ memang benar Kang, pembangunan tower salah saru Profeder yang berlokasi di Blok Cantilan, Desa Japura Kidul, belum memiliki IMB, dan kami telah melaporkannya kepada Pol PP Kabupaten Cirebon “ ungkapnya. Lantas langkah apa yang seharusnya dilakukan oleh Pengusaha maupun Pol PP terkait Tower yang tidak memiliki IMB tersebut, Nurdin menegaskan “ seharusnya proyek Pembangunan Tower tersebut dihentikan sampai turunnya IMB, jika tetap membandel, maka Pol PP berhak untuk memasang Garis Pol PP. jadi kami bukannya akan menghalang-halangi, tetapi apapun bentuk Bangunan harus terlebih dahulu memiliki IMB  dan itu sudah menjadi keharusan sesuai aturan dan Hukum yang berlaku“ lanjut Nurdin. Sementara itu, saat SC mempertanyakan hal tersebut kepada Kuwu Desa Japura Kidul,Dawud, beberapa waktu sebelumnya, dirinya menjelaskan  “ kami dari Pemerintahan Desa hanya bersifat memberikan Rekomendasi terkait adanya rencana Pembangunan tower diatas lahan milik salah seorang Warga kami, namun masalah Perijinan dan hal lainnya menjadi kewenangan Instansi terkait “ ungkap Dawud. Dengan adanya temuan Pembangunan Tower yang tidak memiliki IMB tersebut, disayangkan oleh salah seorang Aktifis DPP LSM BIN,  M. Amak Jaenudin “ kami sangat menyayangkan adanya pihak Pengusaha yang tidak mentaati aturan, seharusnya lengkapi dulu segala perijinannya, setelah dirasa semuanya lengkap, baru dilakukan Pembangunan,  sedangkan informasi yang kami dengar, pihak Pengusahapun belum memberikan DP kepada Pemilik Lahan, ini kan jelas sebuah keteledoran. Kami meminta kepada Penegak Hukum, dalam hal ini Pol PP, untuk segera melakukan tindakan, karena jika hal ini dibiarkan, maka akan semakin banyak Pengusaha yang melanggar aturan. Ini Negara Hukum dan ada aturan, maka Aturan dan Hukum harus benar-benar ditegakan tanpa pandang bulu “ ungkap Pria yang akrab disapa Amak menuturkan. ( Ags )

3 Mar 2019

Warga Berharap Kapan Desa Japura Bakti Bebas Banjir

Foto : Kondisi Desa Japura Bakti yang terendam banjir hingga ketinggian 50 m
Astanajapura. SC . Harapan Warga Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, agar terbebas dari banjir sepertinya hanya harapan semata. Hal ini dikarenakan setiap kali Hujan lebat, maka Desa Japura Bakti pasti akan terendam banjir. Ini tentunya sangat dikeluhkan Oleh Warga Masyarakat sekitar. Seperti yang terjadi pada Sabtu, 02/03/2019. Akibat Hujan deras sejak pukul 17.00 sampai o1.00 Desa Japura Bakti kembali terendan banjir. Beberapa Blok yang terkena Banjir hingga mencapai ketinggian kurang lebih 50 meter terjadi di Dusun 1 dan Dusun 2. Penyebab banjir langganan tersebut disampaikan Kasatgas Desa Japura Bakti, Sodikin, kepada Suara Cirebon  “ salah satu penyebab banjir adalah pendangkalan di sungai Singaraja dan keberadaan Tol yang minim membuat pembuangan air. Akibatnya jika turun hujan, maka aliran air pasti terhambat. Kami dari pemerintahan Desa sebenarnya sudah kerapkali meminta pihak BBWS untuk segera melakukan Normalisasi dan pengerukan Sungai, namun sampai saat ini hal tersebut belum juga terealisai, masa kami harus menunggu terus sampai Desa Japura Bakti benar-benar terendam “ tegas Sodikin.  Sementara itu, hal senada disampaikan Oleh Warga Dusun 1 yang tidak bersedia dicantumkan identitasnya menuturkan kepada Suara Cirebon  “ kami Warga Masyarakat sangat berharap adanya normalisasi sungai Singaraja, karena memang kondisinya sudah sangat mendesak, Alkhamdulillah Banjir kali ini tidak ada rumah yang rusak, tetapi bukan berarti kami tidak mengalami kerugian, coba saja lihat air  bercampur lumpur masuk kedalam rumah hingga mencapai ketinggian 50 meter, ini kan jelas membuat kami harus bekerja keras untuk membersihkan sisa-sisa lumpur tersebut “ keluhnya. Dalam pantauwan Suara Cirebon, memang kondisi Sungai tersebut sudah semestinya dilakukan pengerukan atau Normalisasi, selain adanya pendangkalan, ditambah banyaknya sampah yang menghambat aliran air, hingga sangat mudah meluap dan mengakibatkan banjir. ( Ags )

13 Jan 2019

Jangan Rendahkan Kami Hanya karena Kebodohan Kami…

R. Agus Syaefuddin
Sejujurnya apabila apabila dilihat dari luar pihak siswa. Siswa selalu menjadi sasaran bersalah. Bilang kalo siswanya tolol-lah, bodo-lah, dll. Bukan siswanya yang bodoh, tapi ada yang membodohkan kepintara mereka.
Tapi ketahuilah, orang-orang yang dikata bodoh itu siapa yang mendidiknya?, Pemerintah hanya membuat bodoh negeri ini dengan sistem UN, orang pintar cerdas secerdas-cerdasnya juga memiliki rasa cemas dalam hatinya. Kalau kelulusan hanya ditentukan selama 4 hari. Apalagi dengan barcode, 20 paket, 1 kelas tidak ada yang sama....
Apakah orang sukses bisa ditentukan dengan cerdasnya, pintarnya dalam mengerjakan soal fisika, matematika, kimia, biologi, dll. ?,
Orang pintar banyak dicari, orang jujur sulit dicari. Urusan lulus atau tidak adalah sebuah harga diri yang ditanggung siswa selama belajar selama 3 tahun, tuntutan orang tua, kebahagiaan orang tua. Itu semua yang membebani pikiran siswa bahwa yang mereka cari hanya selembar kertas yang bertuliskan LULUS...
Apakah ini kesalahan para pelaku dunia pendidikan, yang membuat matinya pemikiran BAHWA SEKOLAH ITU MENCARI ILMU, BUKAN MENCARI NILAI.
Kebanyakan, para guru di sekolah akan memberikan LABEL bodoh, kurang pintar, dll. Hanya karena nilai kurang memuaskan. Hal ini benar-benar mematikan para jiwa-jiwa para siswa yang sedang dalam membutuhkan bimbingan...
Ketahuilah para pengajar-pengajar, kalian boleh MENGHUKUM PARA SISWA APABILA MELANGGAR ATURAN AGAMA DAN ADAT. Tetapi tidak dengan menghukum siswa dengan SIKSAAN menjatuhkan mental siswa. Dengan cara memaksa para siswa untuk bisa melampaui apa yang ditargetkan para guru siswa, contohnya dengan memaksa mereka mendapat nilai tinggi dalam setiap ulangan. Guru dan pelaku pendidikan harus MENGETAHUI SETIAP SISWANYA, kondisi psikologis, lingkungan, orang tua, latar belakang para siswa. Dengan pendekatan yang dimiliki oleh pengajar. Bukan hanya menjudge para siswa dengan judge-judge yang hanya akan membuat mental para siswa down. KEBANYAKAN para pelaku pendidikan hanya membuat mental para siswa down, daripada mengangkat harga diri para siswa, dan mendorong mereka untuk menjadi lebih maju lagi.
Mental-mental yang dibuatnya down oleh para pengajar tanpa dibimbing dan diberi motivasi. Akan membangkitkan pikiran-pikiran untuk berbuat menyalahi aturan. Nyontek, untuk mendapat nilai baik, beli kunci jawaban, dsb...
PARA SISWA YANG KALIAN ANGGAP KURANG PINTAR, TOLOL, BODOH, ... Itu sebenarnya bukan tidak bisa menangkap pelajaran. Tetapi dalam benak mereka hanya terdapat pikiran BUAT APA AKU BELAJAR MATEMATIKA?, Ilmu matematika itu tidak penting, yang penting hanya mendapatkan nilai baik di kelas. Waktu dikehidupan nyata toh ilmu matematika itu tidak dipakai semua, hanya tambah, kurang, kali, dan bagi...
Bagaiamana siswa mau menangkap apa yang dijelaskan para guru pengajar mereka?, lawong dalam benak mereka sudah ada pikiran yang menghalangi ILMU ITU MASUK KE DALAM PIKIRAN MEREKA...



Hubungan Sistem Pendidikan Indonesia dengan Pola Pikir Masyarakat
Di Indonesia ada banyak siswa yang tidak begitu menonjol di kelas, tapi mendapatkan nilai baik waktu UN atau ulangan. Hal ini sudah biasa terjadi, dan akhirnya yang mendapatkan penghargaan adalah para mereka yang tidak pernah belajar di rumah dan di sekolah. Para siswa yang jarang masuk sekolah atau yang biasa disebut trouble maker di kelas. Akan mendapat penghargaan dan dipuji-puji. Siswa yang mendapatkan peringkat 1 di kelas tiba-tiba kalah dengan siswa yang biasanya jadi tukang tidur di kelas emoticon-Big Grin.

Siswa jujur dikarenakan mereka memiliki vision dalam hidupnya. Mereka punya angan-angan menjadi apa mereka di masa mendatang. Mereka matang dengan ilmu-ilmu yang dipelajari waktu sekolah. Mereka enjoy, mereka suka belajar, MEREKA MERASA BAHWA MEREKA ITU BERHARGA DIMATA ORANG LAIN. Sedangkan para kalangan siswa trouble maker di kelas, mereka tidak punya angan-angan dengan ilmu-ilmu yang dipelajari di sekolah. BUAT APA SIH SEKOLAH ITU?, batin mereka akan timbul pertanyaan yang nantinya akan menghalangi ilmu dari guru masuk ke otak.

Para siswa yang bermasalah yang biasanya dianggap bodoh. Mereka itu tidak bodoh sebenarnya, kata pepatah mengatakan tidak ada manusia yang bodoh. Mereka hanya tersesat dalam SISTEM PENDIDIKAN YANG MENGEDEPANKAN TUNTUTAN. Guru seharusnya tidak boleh menuntut, tapi memberi fasilitas para siswanya untuk menjadi yang lebih baik di masa mendatang.

Parahnya lagi sistem di Indonesia menggunakan sistem pendidikan IPA atau IPS. So, kalian tau sendiri kan, bahwa orang IPA akan dipandang lebih pintar dibandingkan dengan orang lain, akan dipandang lebih berharga daripada orang lain. Tidak banyak para siswa yang seharusnya tidak mampu masuk ke IPA, akan memaksakan keinginan mereka untuk masuk ke IPA dengan tujuan HANYA INGIN DIANGGAP PINTAR. Siswa ini akan tersesat, mereka tidak memiliki angan-angan seperti anak IPA yang sesungguhnya, anak IPA tahu, mereka masuk IPA karena mereka ingin menjadi dokter, insinyur, ahli sains, dll. Sedangkan anak tersesat yang masuk IPA tidak punya angan-angan sama sekali, kebanyakan mereka ingin membuka usaha, dan apa hubungannya ilmu IPA dengan menjadi seorang pengusaha?, sama sekali tidak ada hubungannya.

Pola pikir masyarakat inilah yang akan menambah para siswa-siswa yang tersesat menjadi banyak. KARENA MASYARAKAT KITA TIDAK PUNYA BUDAYA SALING MENGHARGAI. Contohnya lagi siswa SMK, para siswa SMK akan direndahkan masyarakat dibandingkan siswa SMA. Siswa SMA dianggap lebih pintar, lebih unggul. Tidak jarang sekolah SMK menjadi tujuan pelarian mereka yang tidak masuk SMA. Dan apakah orang yang masuk SMA ini juga orang yang ingin memperdalam ilmu, yang nantinya akan melanjurkan ke perguruan tinggi?, Tidak sedikit siswa SMA yang ingin setelah lulus akan bekerja. Tapi apa yang mereka dapat di sekolah SMA?, ilmu mereka sama sekali tidak cocok.

Jadi, seharusnya para siswa maupun masyarakat harus ada saling menghargai. PARA SISWA HARUS BANGGA DENGAN ILMU YANG MEREKA DAPAT. Apabila siswa itu bangga dengan ilmu mereka masing-masing, mereka akan tahu tujuan hidup mereka. Mereka akan punya inovasi-inovasi. Apabila siswa BANGGA DENGAN ILMU MEREKA, OTOMATIS NILAI AKADEMIK MEREKA JUGA TINGGI. Orang yang bangga dengan ilmu mereka ditandai dengan apabila tidur, pasti akan mengingat-ingat aliran ilmu-ilmu di otak, rasanya seperti orang jatuh cinta, kita akan ingat setiap detailnya orang yang kita cintai tanpa harus dipaksa untuk mengingat, atau tidak bisa lupa sama sekali. Sama halnya dengan ilmu yang kita cintai, akan terus melekat sampai jiwa ini masuk ke liang lahat.

STOP MERENDAHKAN ORANG LAIN, belum tentu orang yang direndahkan lebih bodoh daripada orang yang merendahkan.