21 Des 2018

Kecewa Pelayanan Puskesmas Edi Warga Desa Mundu Enggan diperiksa.

Foto :Kadus Desa Mundu dan edi Warga Desa Mundu yang terbaring mengharap perhatian Pemerintah


Mundu.SC – Edi Hil, 53 Tahun Warga RT 01/04 Dusun 2 Karang Ketapang, Desa Mundu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan lemahnya Pelayanan yang diberikan  petugas Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon , Suami dari Yuyun, 50 Tahun menuturkan kepada Suara Cirebon, Kamis, 20/12/2018 didampingi Ratmi, Kadus Desa Mundu. Sambil berbicara lirih dan hanya mampu berbaring diatas tempat tidur, dirinya menuturkan  “ saya pernah melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Mundu beberapa Minggu yang lalu, tetapi saya kecewa, karena harus menunggu antrian yang begitu lama, akhirnya karena terlalu lama saya menunggu, saya pun pulang kembali kerumah dengan menggunakan Ojek “ ungkap Pria yang sebelumnya bekerja sebagai supir Taxi menjelaskan.  Sejak pristiwa tersebut, kini dirinya tidak mau untuk melakukan Pemeriksaan maupun pengobatan di Puskesmas Mundu, dan hanya mengandalkan Obat-obatan yang dibelinya dari Apotik terdekat. Sementara Itu, Kadus II Desa Mundu, Ratmi yang melakukan pengecekan dikediaman yang bersangkutan menuturkan kepada Suara Cirebon  “ memang banyak Warga yang mengeluhkan lamanya pelayanan di Puskesmas Mundu, khususnya menunggu antrian yang terlalu lama, kalau pelayanan Medis seih memang cepat Kang, yang lama itu antriannya “ yngkapnya.  Bahkan dirinya menuturkan, selain lamanya Antrian, terkesan pihak Puskesmas membuat sulit jika ada yang akan mengurus tujukan  “ yang sangat kami sayangkan, pihak Puskesmas terlalu mempersulit jika kami meminta rujukan untuk Pasien, pihak Puskesmas meminta agar Pasiennya dibawa langsung, sedangkan jika yang terjadi sama seperti Pasien Edi, yang hanya bias terbaring, tidak mungkin kami bias membawanya, karena pasiennya sendiri sudah tidak bias apa-apa. Kami hanya meminta pihak Puskesmas jangan terlalu mempersulit jika diminta rujukan “ ungkapnya. Sementara itu, Yuyun, yang saat ini suaminya hanya bias terbaring, meminta kepada pihak terkait untuk datang langsung ke rumahnya dan melakukan pengecekan, karena suaminya kekeh tidak mau dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit  “ kami meminta Pemerintah atau pihak yang terkait turun langsung melakukan pengecekan dan pengobatan terhadap suami saya. Karena atas kejadian tersebut, suami saya jadi kekeh tidak mau diperiksa dipuskesmas atau rumah sakit, katanya kesel nunggu “ pinta Yuyu.  Sayangnya saat Sc akan melakukan Konfirmasi terhadapa Kepala Puskesmas mundu terkait keluhan tersebut, meurut Informasi yang disampaikan salah satu Pegawai Puskesmas yang tidak bersedia dicantumkan identitsnya menjawab singkat  “ banyak sedang tidak ada di tempat Kang, kalau tidak salah sedang ada Rapat “ ungkap Pegawai tersebut.  ( Ags )

18 Des 2018

Jangan Lupakan Sejarah Demi Reformasi…..

R. Agus Syaefuddin ( Wartawan Suara Cirebon )
Sejak saat ini bahkan beberapa Bulan yang lalu, Masyarakat kita telah disajikan berbagai Tontonan maupun pemberitaan, baik Melalui Televisi, Radio, Surat Kabar maupun Sosial Media yang kian hari kian akrab dalam hampir setiap kehidupan Manusia.  Keakraban dan perkembangan Kebabasan Informasi merupakan salah satu kemajuan suatu Bangsa, yang walaupun tidak sedikit menimbulkan efek negative akibat hadirnya kebasan Informasi . Bangsa kita konon telah terkungkung sekian lamanya akibat Orde yang berbeda, sejak Orde lama, Orde Baru hingga saat ini yang akrab ditelinga dan kehidupan kita dengan nama Orde Reformasi . Orde Lama merupakan salah satu masa yang hampir  disetiap sudut kehidupan selalu didengungkan  teriakan Kemerdekaan dengan semboyan Hidup atau Mati. Setelah dilalui Era yang penuh dengan ketakutan karena menuju kemerdekaan, maka berubahlah memasuki Era Orde Baru, yang konon merupakan Era dimana Republik kita gencar melakukan pembangunan disegala bidang, dan terkenal dengan semboyan Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun. Masa Orde Baru merupakan masa keemasan Bangsa Indonesia dalam sector pangan dan pertanian, walaupun banyak yang mengatakan sebuah masa yang sangat akrab dengan Istilah KKN atau Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Hingga Akhirnya, hampir seluruh Penjuru Negeri, Anak muda, Dewasa, Tua, Terpandang, Terpelajar, Wanita, Pria dan bahkan yang tidak mengerti apa-apa secara bersama-sama meneriakan adanya sebuah perubahan dengan cara melengserkan Presiden yang telah puluhan Tahun Memimpin Negeri yang bernama Indonesi, hingga akhirnya, hilanglah dua Orde tersebut, dan saat ini telah berubah menjadi sebuah Orde yang diharapkan akan mampu merubah Indonesia dengan lebih baik lagi, dan terkenal dengan Orde yang bernama Reformasi.
Sebuah pertanyaan mungkin ada dalam setiap benak Anak Negeri, apakah Era Reformasi telah merubah wajah Republik menjadi lebih baik dari Era sebelumnya, atau mungkin tidak jauh berbeda dari Era sebelumnya. Inilah sebuah pertanyaan yang jawabannya tergantung dari sudut mana kita menilai. Era Orde Lama, hampir seluruh Anak Negeri dari Sabang sampai Meroke baru menikmati secercah cahaya yang berasal dari sebuah kemerdekaan dengan mengorbankan jutaan  nyawa Demi Merah Putih.
Era Orde Baru, merupakan sebuah zaman atau Rezim yang mau tidak mau, diakui atau tidak, telah membawa Bangsa kita dalam kehidupan yang Gemah Ripah Loh Jinawi, toto tentrem Kertaraharja. Kita tidak kekurangan Pangan, bahkan kita menjadi salah satu Negara yang sangat kaya dengan limpahan hasil pertanian maupun  perkebunan, hingga dikenal dengan nama swa sembada sekaligus terkenal juga dengan  Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Namun apakan di Era Reformasi kita benar-benar  telah  merasakan sebuah perubahan yang berarti ? Memang perubahan telah banyak terjadi. Dari mulai berkembangnya Tehnologo dan informasi, bahkan setiap Anak Manusia memiliki kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan ekspresi yang selama Orde sebelumnya selalu terkekang dan dihantui rasa ketakutan. Namun apakah hanya cukup sampai disitu ?...toh pada kenyataannya, Era Reformasi banyak nyawa melayang dengan berbagai alasan dan kepentingan berbeda, terjadinya keributan dan perkelahian antara TNI/Polri yang dimasa Orde Lama dan Baru saling bersatu bahu membahu demi Indonesia. Korupsi yang pada masa Orde Baru hanya dilakukan oleh sekelompok yang dikenal dengan Istilah Keluarga Cendana, toh pada saat ini Korupsi tidak hanya dilakukan oleh segolongan Orang tertentu saja, tetapi bahkan berkelompok hingga dilakukan oleh Pejabat Negara dari tingkat Mentri, Anggota Dewan, Gubernur, Bupati hingga level terbawah, yaitu seorang Kuwu. Lantas apa yang kita harapkan dari perubahan tiga Orde ini…sebuah pertanyaan yang harus dilakukan oleh Pemerintah dan para pemangku kepentingan, jangan hanya sesumbar dan berteriak akan membela kepentingan Rakyat dikala masa kampanye dengan harapan dirinya dapat terpilih, sementara, setelah tujuannya tercapai, Rakyat hanya dijadikan Boneka dan Kambing Congek…Kita ini kerap menjadi Bangsa Pendendam,,,kita menghujat Era Orde Lama hingga Orde Baru, bahkan kita kadang tidak mengakui keberhasilan yang dilakukan oleh Pemimpin dimasa Orde Baru maupun Orde lama. Kita merasa malu untuk mengatakan, Bahwa Orde sebelumnya memiliki kelebihan yang dirasakan secara langsung oleh seluruh Bangsa Indonesia…Kita hanya gemar mengorek sisi kelam dan kekurangannya, sementara saat ini kita merasa bahwa Era Reformasi merupakan Era yang terbaik, walau pada kenyataannya tidak seperti harapan yang diharapkan para penggagas terjadinya sebuah Era yang bernama Reformasi. Janganlah kita menjadi Bangsa Pendendam dan hanya membenarkan diri kita tanpa mau menerima kelebihan yang dimiliki orang lain….Apakah Ini Makna Reformasi….