R.Agus
Syaefuddin ( Aktifis DPP LSM BIN )
Betapa Bangganya kita sebagai Anak Bangsa yang
mampu mengenyam pendidikan hingga kejenjang Perguruan tinggi, atau minimalnya
pernah Duduk dibangku Sekolah walau hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Namun betapa kita merasa teriris sembilu,
manakala di Negeri yang bernama Indonesia masih banyak Anak Negeri yang tak
mampu mengenyam indahnya Pendidikan. Dinegeri nun jauh diujung sana, bernama Kupang,
hadir sosok Pahlawan Dunia Pendidikan, yang mengorbankan segala miliknya, hanya
untuk menciptakan Dunia Pendidikan tanpa adanya bantuan dari siapapun, bahkan
dari Pemerintah Sekalipun. Yoseph
Blikolong, adalah sosok Lelaki yang mempunyai enam Orang Anak dan hanya bekerja
sebagai seorang pemulung, namun dengan tekadnya yang sangat kuat, mampu
mendirikan sebuah Sekolah setingkat PAUD dan SLTP. Demi terwujudnya harapan untuk mencerdaskan
Anak Bangsa, sosok Yoseph, bahkan rela menggadaikan sertifikat Rumahnya agar
Dunia yang diidamkannya tidak terhenti. Bahkan yang lebih membuat kita merasa
malu, dan harus terus bercermin, Sekolah yang didirikannya tidak mengenal apa
itu pungutan, karena semua Siswa yang
sekolah diatas tanah hasil dari Sewa, tidak dipungut Biaya atau yang kerap kita
lihat diberbagai spanduk yang terpasang di banyak Sekolah dengan tulisan
GRATIS. Sementara kita yang hidup
dilingkungan yang bernama Kota atau Perkotaan, istilah Gratis itu hanya sebuah
simbul. Tidak sedikit Para Pendidik atau
Kepala Sekolah yang berlindung dibalik Komite Sekolah, melakukan Pungutan
dengan dalih hasil Musyawarah bersama Orang tua Siswa. Betapa Rendahnya martabat Pendidik, terlebih
lagi yang sudah berpredikat sebagai PNS.
Mereka telah memperoleh Dana BOS, bahkan Sertifikasi dan lainnya, namun
masih saja melakukan Pungutan dengan berbagai dalih, sementara Sosok Yoseph
Blikolong, yang hanya bekerja sebagai Pemulung mampu mendirikan Dunia
Pendidikan tanpa melakukan pungutan kepada seluruh Siswa didiknya. Apa kita sebagai PNS tak Cukup dengan
penghasilan bulanan yang lebih dari cukup, bahkan memperoleh Sertifikasi dan
laku menggadaikan SK yang dimilikinya untuk dijadikan sebuah anggunan di Bank.
Sementara, seorang Yoseph, bahkan harus menggadaikan Sertifikatnya yang
diperuntukan bukan untuk memperkaya dirinya sendiri, bahkan karena keterbatasan
Dana yang dimilikinya, Yoseph hampir diusir dari tanah yang disewanya, karena
tak mampu membayar Biaya Sewa sebesar Rp. 12.000.000 per Tahun. Lantas apa yang harus dibanggakan dari Sosok
Pendidik yang berpredikat PNS, yang masih tega melakukan Pungutan terhadap Para
Siswa, padahal Dana dari Pemerintah tidak sedikit. Tidak kah malu diri kita, jika dibandingkan
dengan Sosok Yoseph, sang pemulung yang rela mengorbankan segalanya, demi
terciptanya Generasi Muda yang sama-sama mempunyai Hak untuk belajar, tanpa
embel-embel dibelakangnya. Lantas siapa
yang berhak menyandang Predikat Pahlawan Tanpa Tanda Jasa…apakah Sosok Yoseph
sang Pemulung…Atau Guru PNS yang kerap meraup keuntungan demi kepentingan
Pribadi dan Kroninya. ? sebuah tanda
Tanya besar yang harus dijawab oleh mereka yang mengaku dan ingin disebut
PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
22 Jul 2017
Home »
» Masih Patut dan Layak kah Guru disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ?
Masih Patut dan Layak kah Guru disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ?
14.00
No comments
0 $type={blogger}:
Posting Komentar